June 19, 2025 By pj
19 Juni 2025 – Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per Mei 2025 kembali menjadi sorotan setelah Kementerian Keuangan merilis laporan terbarunya. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan bahwa defisit tersebut mencapai Rp21 triliun atau setara 0,09 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Meski demikian, pemerintah menilai angka ini masih tergolong kecil dan sesuai dengan proyeksi tahunan.
Pada akhir Mei 2025, penerimaan negara tercatat mencapai Rp995,3 triliun atau 33,1 persen dari target APBN sebesar Rp3.005,13 triliun. Angka ini terdiri dari:
Meski tumbuh dibanding Mei 2024 yang hanya mencapai Rp810,5 triliun, angka tersebut belum cukup menutupi pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi.
“Posisi 31 Mei mengalami defisit Rp21 triliun,” jelas Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTA.
Pengeluaran pemerintah hingga Mei 2025 tercatat sebesar Rp1.016,3 triliun, atau 28,1 persen dari pagu anggaran. Komponen pengeluaran tersebut terdiri dari:
“Defisit ini terjadi karena penerimaan negara baru mencapai Rp995,3 triliun, sementara belanja negara sudah tembus Rp1.016,3 triliun,” ungkap Sri Mulyani.
Meskipun mencatat defisit, pemerintah menilai situasi ini masih terkendali. Sri Mulyani menekankan bahwa defisit ini sejalan dengan rencana pemerintah sepanjang tahun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Menegaskan bahwa posisi defisit saat ini masih sesuai dengan proyeksi tahunan pemerintah, yakni sebesar Rp616,2 triliun atau 2,53 persen dari PDB
Sri Mulyani menjelaskan bahwa defisit APBN kali ini merupakan bagian dari strategi fiskal untuk menjaga stabilitas ekonomi.
“Defisit APBN bertujuan untuk melakukan counter cyclical, sehingga tekanan ekonomi yang terjadi bisa diimbangi oleh peran APBN. Dengan begitu, pelemahannya tidak berdampak signifikan terhadap perekonomian dan pendapatan masyarakat”.
Meskipun mengalami defisit, keseimbangan primer APBN tetap mencatatkan surplus sebesar Rp192,1 triliun, meningkat dibanding April 2025 yang sebesar Rp173,9 triliun. Ini menunjukkan bahwa pemerintah masih memiliki ruang fiskal untuk menjaga kestabilan keuangan negara.
Per Mei 2025, kondisi APBN berubah dari surplus Rp4,3 triliun pada April menjadi defisit. Hal ini mengingatkan pada pola sebelumnya, di mana awal tahun biasanya mencatat surplus karena belanja yang masih rendah, lalu berubah menjadi defisit seiring akselerasi pengeluaran.
“Kalau bulan lalu (April 2025) surplus Rp4,3 triliun, bulan ini defisit,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Jakarta.
Related Tags & Categories :