Leet Media

Jepang Izinkan Eksperimen Pengembangan Hewan-Manusia Hybrid

January 25, 2025 By Rio Baressi

25 Januari 2025 – Jepang menjadi negara pertama di dunia yang telah mengambil langkah baru dalam dunia sains dengan memberikan izin kepada para ilmuwannya untuk menciptakan embrio hibrida hewan dengan manusia.

Pembaruan Kebijakan Hibrida di Jepang

Pemerintah Jepang melakukan pembaruan signifikan dalam kebijakan bioetika. Mereka mencabut larangan sebelumnya yang membatasi pengembangan embrio hibrid kurang dari 14 hari. Dengan kebijakan baru ini memungkinkan para peneliti untuk mengimplantasikan embrio tersebut ke dalam rahim hewan dan mengamati perkembangannya hinga akhir.

Profesor Hiromitsu Nakauchi dan timnya kini akan fokus pada pengamatan bagaimana sel manusia berintegrasi dengan embrio hewan hingga tahap awal berkembang biak. Mereka berpikir bahwa tindakan ini penting untuk memastikan kontrol atas perkembangan embrio dan mencegah potensi resiko terciptanya makhluk yang tidak mereka harapkan.

Ide Revolusioner Ilmuwan Jepang

Sumber : Daily Mail

Profesor Hiromitsu Nakauchi dari Universitas Tokyo dan Universitas Stanford menjadi pelopor proyek penelitian hibrida hewan-manusia ini dengan berfokus pada penciptaan embrio yang menggabungkan sel manusia dengan embrio hewan. Tujuan dari proyek ini untuk mengatasi krisis kekurangan organ transplantasi dan membuka peluang baru dalam penelitian medis.

Pendekatan penelitian ini awalnya adalah dengan cara menciptakan organ yang kompatibel dan cocok dengan tubuh manusia, sehingga akan meminalisir resiko kegagalan besar dalam penelitian.

Sejarah Penelitian Hibrida

Sumber : CNN Indonesia

Penelitian Hibrida dalam dunia sains bukanlah sesuatu hal baru. Pada tahun 1920-an terdapat rumor tentang sebuah eksperimen yang melibatkan manusia dengan simpanse sempat menghebohkan. Meskipun belum ada bukti yang kuat untuk bisa membenarkan adanya penelitian hibrida manusia-simpanse itu, tetapi rumor tersebut menjadi tonggak lahirnya ketertarikan ilmuwan terhadap pencampuran genetik manusia dengan hewan.

Tidak berhenti disitu, pada 2017 ilmuwan Amerika Serikat pernah menciptakan embrio babi dengan sel manusia, namun penelitian ini dihentikan sebelum mencapai tahap akhirnya. Dengan begitu, Jepang kini menjadi pioneer dalam memberikan izin penelitian hingga tahap akhir.

Adanya Potensi Keberhasilan

Motivasi utama ilmuwan di balik penelitian ini adalah mengatasi krisis global kekurangan organ untuk transplantasi. Ribuan orang meninggal setiap tahun karena tidak mendapatkan donor organ yang cocok. Jika penelitian ini berhasil, para ilmuwan akan dapat menghasilkan organ yang sepenuhnya kompatibel dengan tubuh manusia serta akan menyelamatkan ribuan orang.

Selain itu, hibrid hewan-manusia berpotensi menjadi model penelitian yang lebih akurat untuk memahami mekanisme penyakit tertentu dan penelitian ini membuka peluang baru dalam memahami penyakit manusia dan pengembangan obat

Kekhawatiran Ilmuwan Dunia

Meskipun menjanjikan, penelitian ini tidak luput dari kritik. Kekhawatiran utama mencakup:

Reaksi Global

Keputusan Jepang pun memancing reaksi dari penjuru dunia. Sebagian pihak melihatnya sebagai terobosan ilmiah, sementara yang lain mempertanyakan batas-batas etika. Organisasi seperti Center for Genetics and Society mendesak perlunya pengawasan ketat untuk mencegah penyalahgunaan teknologi.

Meskipun begitu, banyak juga yang mendukung Jepang untuk melangkah lebih jauh karena potensi adanya manfaat yang besar. Mereka berpendapat bahwa dengan pengawasan yang tepat, penelitian ini dapat memberikan solusi nyata bagi masalah medis yang mendesak.

Jepang telah menjadi pelopor dalam penelitian hibrida manusia-hewan, dan keputusan ini diharapkan dapat membuka pintu menuju era baru dalam ilmu biologi dan kedokteran. Keberhasilannya akan sangat tergantung pada pengawasan ketat dan diskusi etis berkelanjutan. Mata dunia kini tertuju pada perkembangan penelitian ini karena akan membentuk masa depan ilmu pengetahuan dan kesehatan manusia.