Leet Media

Jepang Bikin Gebrakan, Satelit Kayu Pertama di Dunia Resmi Meluncur ke Luar Angkasa

December 27, 2024 By Abril Geralin

27 Desember 2024 – Bayangkan sebuah satelit yang terbuat dari kayu melayang di luar angkasa. Kedengarannya seperti ide gila dari film sci-fi, kan? Tapi inilah yang baru saja direalisasikan oleh tim ilmuwan Jepang. Pada Senin malam waktu Jepang, mereka berhasil meluncurkan LignoSat – satelit kayu pertama di dunia – dengan menumpang roket SpaceX menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Alasan Penggunaan Kayu Sebagai Satelit

Saat ini, orbit Bumi sudah mulai sesak dengan sampah antariksa dari satelit-satelit logam yang sudah tidak aktif. Nah, di sinilah satelit kayu menawarkan solusi cerdas. Profesor Takao Doi, mantan astronot yang memimpin proyek ini di Universitas Kyoto, menjelaskan bahwa satelit kayu akan terbakar bersih saat memasuki atmosfer, tidak seperti satelit logam yang meninggalkan partikel aluminium berbahaya.

Kayu Yang Digunakan

Source: Jagat Review

Kayu Hoonoki, yang dikenal karena ketahanannya terhadap pecah dan sering digunakan untuk membuat sarung pedang tradisional Jepang, kini dilirik untuk aplikasi di luar angkasa. Sebuah tim dari Universitas Kyoto sedang meneliti potensi penggunaan kayu ini dalam teknologi satelit.

Salah satu keunggulan kayu di lingkungan luar angkasa adalah ketahanannya terhadap kebakaran dan pembusukan. Tim peneliti menjelaskan bahwa ketiadaan air dan oksigen di luar angkasa secara alami melindungi material organik seperti kayu dari risiko tersebut.

Lebih lanjut, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji efektivitas kayu Hoonoki dalam melindungi semikonduktor dari radiasi luar angkasa yang ekstrem. Jika terbukti efektif, penggunaan kayu dapat menjadi solusi inovatif dan berkelanjutan untuk melindungi komponen elektronik sensitif pada satelit. Penelitian ini membuka kemungkinan penggunaan material alami yang lebih ramah lingkungan untuk aplikasi teknologi di luar angkasa.

Menghadapi Tantangan Luar Angkasa

Source: Kompas.com

Di luar angkasa, LignoSat akan menghadapi kondisi yang bisa dibilang brutal. Bayangkan berada di lingkungan di mana suhu bisa berubah dari -100 derajat Celcius ke 100 derajat Celcius hanya dalam waktu 45 menit. Itu seperti berpindah dari freezer ke oven dalam sekejap mata. Tapi justru di sinilah kayu menunjukkan keunggulannya.

Space Tech yang Ramah Lingkungan

Kedengarannya kontradiktif ya? Teknologi luar angkasa yang ramah lingkungan. Tapi itulah yang ditawarkan LignoSat. Tidak seperti satelit logam yang meninggalkan jejak polusi saat hancur di atmosfer, satelit kayu ini akan terbakar bersih tanpa residu berbahaya. Profesor Doi bahkan memprediksi bahwa di masa depan, satelit logam mungkin akan dilarang karena dampak lingkungannya.

Dari Kayu ke Kolonisasi Luar Angkasa

Source: Era.id

Tim peneliti punya visi yang lebih besar dari sekadar membuat satelit. Mereka membayangkan masa depan di mana kita bisa membangun rumah di Bulan atau Mars menggunakan kayu. Kedengarannya seperti mimpi? Tidak juga. Kayu justru punya keunggulan di luar angkasa karena tidak ada air atau oksigen yang bisa membuatnya membusuk atau terbakar.

Game Changer untuk Industri Antariksa

Kenji Kariya dari Sumitomo Forestry Tsukuba Research Institute melihat ini sebagai awal dari revolusi dalam industri antariksa. “Ini mungkin terlihat kuno, tapi kayu sebenarnya adalah teknologi mutakhir untuk era kolonisasi Bulan dan Mars,” jelasnya. Dan siapa yang menyangka? Material yang sudah digunakan manusia selama ribuan tahun ini mungkin adalah kunci untuk masa depan kita di luar angkasa.

Apa yang Bisa Kita Harapkan?

Selama enam bulan ke depan, LignoSat akan menjalani berbagai pengujian di orbit. Tim peneliti akan mengamati bagaimana kayu bereaksi terhadap radiasi dan suhu ekstrem luar angkasa. Yang menarik, mereka juga akan menguji kemampuan kayu dalam melindungi komponen elektronik dari radiasi – sesuatu yang bisa revolusioner untuk industri teknologi di Bumi.

Jika berhasil, proyek ini bisa membuka jalan baru dalam eksplorasi luar angkasa. Bayangkan dalam 50 tahun ke depan: koloni manusia di Bulan atau Mars, dengan bangunan-bangunan yang terbuat dari kayu. Terdengar seperti science fiction? Mungkin. Tapi bukankah setiap terobosan besar dalam sejarah manusia selalu dimulai dari sesuatu yang terdengar mustahil?

LignoSat mungkin terlihat seperti langkah kecil – sebuah satelit mungil berbahan kayu yang mengorbit Bumi. Tapi ini bisa jadi adalah awal dari revolusi dalam cara kita menjelajahi dan menghuni luar angkasa. Dan yang terbaik? Semua ini dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan. Siapa sangka kayu, material yang sudah ada sejak zaman nenek moyang kita, bisa menjadi kunci untuk masa depan kita di antara bintang-bintang?