April 22, 2025 By Diva Permata Jaen
22 April 2025 – Sejarah dunia menyimpan banyak cerita gelap—salah satunya tentang eksperimen kejam yang dilakukan negara terhadap warganya sendiri. Dari percobaan komunikasi antar-spesies hingga deteksi orientasi seksual secara paksa, semuanya benar-benar pernah terjadi. Berikut empat eksperimen paling gila yang dilakukan negara atas nama ilmu pengetahuan dan kekuasaan.
Pada era 1960-an, Dr. John C. Lilly, seorang ilmuwan eksentrik, percaya bahwa lumba-lumba bisa diajari berbicara dalam bahasa Inggris. Karena saat itu NASA sedang tertarik dengan komunikasi antar-spesies (sebagai bagian dari simulasi komunikasi dengan alien), mereka ikut mendanai proyek ini.
Lilly dan timnya membangun fasilitas eksperimen, termasuk rumah semi-terendam tempat seorang wanita bernama Margaret Howe Lovatt tinggal 24/7 bersama seekor lumba-lumba bernama Peter..
Setelah eksperimen dihentikan karena kekurangan dana dan tekanan etis, Peter dipindahkan ke fasilitas lain yang lebih kecil dan tanpa kehadiran Margaret—satu-satunya manusia yang dekat dengannya. Tak lama setelah itu, Peter mati karena bunuh diri.
Riset yang dilakukan ini justru menghasilkan riset baru bahwa lumba-lumba bisa terikat secara seksual ke manusia.
Di Quebec, Kanada, lebih dari 20.000 anak yatim piatu menjadi korban manipulasi administratif yang melibatkan negara dan gereja Katolik Roma. Untuk mendapatkan subsidi federal yang besar bagi fasilitas kesehatan mental, anak-anak dari panti asuhan secara sepihak diklasifikasikan sebagai penderita gangguan jiwa.
Anak-anak yang sehat ini dipindahkan ke rumah sakit jiwa, dan menjadi subjek eksperimen:
Sebagian anak meninggal dan dikubur tanpa identitas atau pemberitahuan. Baru pada akhir 1990-an skandal ini terbongkar. Pemerintah Quebec mengakui keterlibatannya dan pada 2002 mengeluarkan permintaan maaf resmi. Beberapa penyintas menerima kompensasi, meski banyak yang merasa tidak sebanding dengan kerusakan hidup yang mereka alami.
Eksperimen ini dilakukan pemerintah Kanada pada 1950-an hingga awal 1960-an, dipimpin oleh psikolog Frank Robert Wake di Carleton University, Ottawa. Tujuannya adalah menciptakan alat pendeteksi orientasi seksual, khususnya untuk mengidentifikasi pria gay.
Dikenal dengan nama Fruit Machine—istilah sarkastik yang digunakan oleh korban karena “fruit” adalah slang memanggil orang homoseksual. Alat ini bukan mesin canggih, melainkan semacam uji reaksi tubuh saat melihat gambar pria dan wanita dalam berbagai tingkat ketelanjangan. Yang diukur antara lain:
Jika seseorang (terutama pria) menunjukkan reaksi “tidak wajar” terhadap gambar pria, ia dikategorikan sebagai gay. Eksperimen ini menyebabkan ribuan orang:
Baru pada 2017, Perdana Menteri Justin Trudeau menyampaikan permintaan maaf resmi kepada komunitas LGBTQ+ atas tindakan pemerintah tersebut.
Unit 731 adalah unit rahasia militer Jepang yang terkenal karena eksperimen-eksperimen tidak manusiawi terhadap ribuan korban, termasuk warga sipil Tiongkok, Korea, dan tahanan perang Soviet selama Perang Dunia II.
Jenis eksperimen yang dilakukan:
Eksperimen ini menimbulkan penderitaan besar dan kematian massal. Hingga kini, Unit 731 tetap menjadi simbol kengerian eksperimen manusia dalam sejarah dunia.
Kisah-kisah ini menunjukkan sisi gelap kekuasaan dan bagaimana ilmu pengetahuan bisa disalahgunakan. Dari Kanada hingga Jepang, dari eksperimen sosial hingga biologis, semuanya menunjukkan bahwa ketika etika diabaikan, sains bisa berubah menjadi alat penyiksaan.