Leet Media

Pacu Jalur Mendunia Gara-Gara Tren Aura Farming yang Viral di TikTok

July 4, 2025 By RB

Tirto.id

4 Juli 2025 – Tradisi Pacu Jalur dari Kuantan Singingi, Riau, kembali mencuri perhatian dunia. Lewat video sederhana seorang anak menari di ujung perahu saat lomba, warisan budaya ini viral hingga ditiru oleh pesepak bola dunia dan selebriti internasional. Fenomena ini memperlihatkan kekuatan budaya lokal yang dikemas secara modern dan diterima secara global.

Fenomena Aura Farming yang Viral di Dunia

Semuanya berawal dari unggahan video di TikTok yang menampilkan seorang anak berdiri tenang di haluan perahu Pacu Jalur, menari mengikuti irama lagu “Young Black & Rich” karya Melly Mike. Gerakannya yang penuh karisma memikat netizen dunia, hingga memunculkan istilah baru yaitu Aura Farming—menggambarkan ketenangan dan karisma si bocah yang tampak seperti tokoh utama dalam sebuah film.

Tidak butuh waktu lama, tren ini menyebar ke berbagai platform. Klub sepak bola Paris Saint-Germain (PSG) dan AC Milan ikut mempopulerkan tarian anak Pacu Jalur dengan mengunggah video tiruan melalui akun resmi mereka. Influencer internasional hingga selebriti seperti Travis Kelce, kekasih Taylor Swift, dan YouTuber KSI, juga mengikuti tren ini. Mereka membuat video sambil menari di atas mobil, panggung, hingga dermaga, meniru gaya khas sang Anak Coki.

Mengenal Pacu Jalur dan Peran Anak Coki

Pacu Jalur adalah lomba balap perahu tradisional dari Kuantan Singingi yang menggunakan perahu panjang bernama “jalur”, terbuat dari batang pohon utuh dan mampu menampung 50 hingga 60 pendayung. Tradisi ini sudah ada sejak abad ke-17 dan terus berkembang hingga menjadi festival tahunan yang digelar pada Agustus untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI.

Dalam satu perahu, setiap individu punya peran masing-masing. Di antaranya:

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, keterlibatan anak-anak sebagai penari di ujung perahu dipilih karena bobot mereka yang ringan serta keberanian mereka yang luar biasa. “Tiga anak ini disebut penari atau joki, timbo ruang, dan tukang onjai. Ini elemen yang ada dalam pacu jalur di luar anak pacu,” ujar Roni.

Sejarah Pacu Jalur dari Moda Transportasi Hingga Festival Budaya

Awalnya, perahu jalur digunakan sebagai alat transportasi utama masyarakat Sungai Kuantan untuk mengangkut barang dan berpindah antar desa. Dalam perjalanannya, jalur mulai digunakan untuk lomba antar desa, terutama dalam perayaan hari besar Islam. Saat masa kolonial Belanda, Pacu Jalur diadakan untuk memperingati ulang tahun Ratu Wilhelmina.

Setelah Indonesia merdeka, tradisi ini dilanjutkan sebagai bagian dari perayaan Hari Kemerdekaan setiap bulan Agustus. Festival Pacu Jalur kini menjadi event budaya terbesar di Riau dan masuk dalam 10 besar Karisma Event Nusantara Kemenparekraf.

Perahu jalur tidak hanya digunakan untuk lomba, tapi juga dihias indah dengan ornamen kepala buaya, harimau, atau ular, serta aksesoris seperti selendang dan payung. Ini menjadikan Pacu Jalur tidak sekadar olahraga, tapi juga pertunjukan budaya yang memukau.

Budaya Lokal Menjadi Tren Global

Fenomena viral seperti ini bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, tarian Kecak Bali dan Reog Ponorogo juga sempat menyita perhatian dunia. Namun yang membedakan, keviralan Pacu Jalur hadir lewat kemasan modern—konten TikTok, meme, dan video parodi yang ringan namun penuh makna.

Tren Aura Farming yang mengangkat sosok anak penari cilik di ujung perahu menjadi momentum penting untuk membanggakan warisan budaya Nusantara. Banyak netizen menyebut gerakannya sebagai “tarian resmi internet 2025”.

Melalui media sosial, budaya lokal kini punya panggung yang lebih luas. Anak-anak dari tepian Sungai Batang Kuantan tak lagi sekadar bagian dari tradisi daerah, tapi menjadi wajah baru dari kebudayaan Indonesia di mata dunia.

Festival Pacu Jalur 2025 Menjadi Sorotan

Tahun ini, Festival Pacu Jalur akan diselenggarakan pada 20–25 Agustus 2025 di Kuantan Singingi, Riau. Lebih dari 100 perahu akan ambil bagian dalam ajang ini, disaksikan ribuan penonton dari dalam dan luar negeri.

Dengan semakin meluasnya perhatian publik terhadap budaya lokal seperti Pacu Jalur, pemerintah dan masyarakat diharapkan terus menjaga serta mengembangkan warisan ini, agar tetap relevan dan membanggakan bagi generasi mendatang.

Related Tags & Categories :

highlight

Uncategorized