Leet Media

Overthinking pada Wanita, Kunci untuk Memahami Emosi dan Menciptakan Lingkungan Positif

December 17, 2024 By Zahra Nizar

Buat kalian para wanita, pernahkah Anda merasa dibilang terlalu panikan, insecure, atau sensitif, terutama oleh pria? Sebenarnya, wajar jika kita lebih sering emosional dibandingkan pria. Faktanya, wanita lebih sering mengalami overthinking dibandingkan pria. Menurut studi dari *Journal of Alzheimer’s Disease*, otak wanita memiliki tingkat aktivitas yang lebih tinggi, terutama di korteks frontal dan sistem limbik yang mengatur emosi, perilaku, motivasi, dan memori. Hal ini menyebabkan wanita cenderung lebih sering terjebak dalam pikiran yang berlebihan.

Wanita memiliki kemampuan untuk menganalisis percakapan, bahasa tubuh, ingatan, dan hal-hal yang berulang-ulang. Ketika situasi tersebut menyebabkan perasaan bersalah atau gagal, wanita lebih rentan untuk terus memikirkan hal tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa wanita juga lebih berempati dan intuitif, namun pada saat yang sama, mereka juga lebih rentan terhadap kecemasan dan depresi.

Overthinking sebagai Respons terhadap Masalah

Overthinking bukanlah hasil tunggal dari aktivitas otak atau tingkat emosional semata. Ini adalah respons terhadap masalah yang dihadapi. Lingkungan juga sangat berpengaruh pada manifestasi reaksi overthinking. Jika lingkungan kita negatif, pikiran yang berkecamuk di otak cenderung bersifat negatif pula. Hal ini dapat membuat kita merasa rendah diri dan tidak mampu, sehingga meningkatkan rasa insecure atau kurang percaya diri.

Sebaliknya, jika kita berada dalam lingkungan positif yang memberikan dukungan, kita akan lebih mampu mengkomunikasikan apa yang ada di pikiran dan menemukan solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Lingkungan yang mendukung dapat membantu mengurangi dampak negatif dari overthinking dan meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan.

Dampak Negatif Overthinking

Overthinking dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental. Menurut Christine Anggraini, M.Psi., Psikolog dari Insightku Psikologi, pemikiran negatif yang dilakukan secara berulang-ulang dapat menyebabkan kecemasan yang berujung pada depresi. Wanita memiliki potensi dua kali lipat untuk mengalami depresi dibandingkan pria sejak masa remaja. Ini menunjukkan bahwa overthinking bisa menjadi salah satu indikasi awal terjadinya depresi.

Penting untuk diingat bahwa overthinking juga merupakan strategi bertahan ketika menghadapi suatu dilema. Dalam hal ini, manusia memiliki dua respons: aktif dan pasif. Saat merespons secara aktif, kita akan mencari tahu apa masalahnya dan bagaimana cara memperbaikinya. Namun jika responsnya pasif, kita mungkin akan menghindar dari masalah tersebut.

Mengatasi Overthinking

Bagi kalian yang sering mengalami overthinking, penting untuk perlahan-lahan menguranginya. Salah satu cara adalah dengan mencari lingkungan yang lebih positif dan mendukung. Lingkungan yang baik dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi perasaan insecure.

Selain itu, melakukan aktivitas fisik seperti olahraga atau meditasi juga dapat membantu menenangkan pikiran. Meditasi adalah salah satu metode efektif untuk menjernihkan pikiran dan meredakan stres. Luangkan waktu untuk diri sendiri agar bisa merenungkan pikiran tanpa tekanan dari lingkungan sekitar.

Berbicara dengan teman atau profesional juga bisa menjadi langkah penting dalam mengatasi overthinking. Terkadang berbagi pikiran dengan orang lain dapat memberikan perspektif baru dan membantu menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi.

Dengan demikian, overthinking merupakan  fenomena umum yang banyak dialami oleh wanita akibat berbagai faktor biologis dan lingkungan. Dengan memahami penyebab dan dampaknya, kita dapat mengambil langkah-langkah positif untuk mengurangi kecenderungan ini. Menciptakan lingkungan positif dan melakukan aktivitas yang menenangkan dapat membantu menjaga kesehatan mental kita. Ingatlah bahwa setiap orang berhak untuk merasa baik dan bahagia.