December 6, 2024 By Zahra Nizar
Tuvalu merupakan sebuah negara kepulauan kecil yang terletak di Samudera Pasifik antara Hawai dan Australia, kini menjadi sorotan dunia. Dengan populasi sekitar 10.679 jiwa pada tahun 2024, Tuvalu tidak hanya dikenal sebagai negara terkecil keempat di dunia, tetapi juga sebagai salah satu dunia yang paling terancam punah akibat perubahan iklim. Kondisi ini juga membuat Tuvalu menjadi simbol perjuangan bagi negara-negara yang kecil.
Tuvalu terdiri dari sembilan dengan total luas daratan yang hanya sekitar 26 km². Ketinggian negara ini hanya mencapai 5 meter di atas permukaan laut, menjadikannya sangat rentan terhadap kenaikan permukaan air laut yang disebabkan oleh pemanasan global. Para ilmuwan memperkirakan bahwa pada tahun 2050, separuh dari wilayah Tuvalu juga akan ikut terendam oleh air pasang. Fenomena ini yang akan memicu kekhawatiran di kalangan penduduk dan pemerintah setempat, untuk mencari solusi dalam mempertahankan keberadaan negara mereka.
Sebagai salah satu negara termiskin ketiga di dunia, Tuvalu dapat memiliki Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang sangat rendah. Ekonomi negara ini bergantung pada bantuan luar negeri dan barang impor dari negara-negara seperti Australia dan Jepang. Sumber daya alam yang terbatas membuat Tuvalu tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan dan energi secara mandiri. Penduduknya sering kali harus mengandalkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari karena sumber air tanah mereka tercemar akibat intrusi air laut. Keterbatasan ekonomi ini berdampak pada infrastruktur dan layanan publik di Tuvalu. Banyak penduduk yang masih hidup dalam kondisi sederhana, dimana dengan akses yang terbatas terhadap pendidikan dan layanan kesehatan yang memadai. Ketergantungan bantuan luar negeri ini juga menjadi suatu keharusan untuk memastikan kelangsungan hidup masyarakat Tuvalu.
Menariknya, pemerintah Tuvalu sedang mempertimbangkan langkah-langkah yang inovatif untuk mempertahankan pengakuan internasional sebagai sebuah negara. Salah satu ide yang muncul ialah memindahkan identitas Tuvalu ke Metaverse. Langkah ini merupakan bagian dari strategi dalam memastikan wilayah fisiknya hilang, sehingga keberadaan Tuvalu sebagai entitas politik tetap diakui. Langkah ini yang mencerminkan kreativitas dan ketahanan masyarakat Tuvalu dalam menghadapi tantangan besar. Pemerintah juga berupaya untuk mengubah hukum internasional terkait batas-batas maritim agar tetap dapat mengklaim zona ekonomi eksklusif mereka meskipun tanahnya tenggelam. Dengan cara ini, Tuvalu berharap dapat terus berpartisipasi dalam komunitas internasional dan menjaga hak-hak mereka sebagai sebuah negara yang berdaulat.
Kesadaran global mengenai isu perubahan iklim semakin meningkat, dan banyak negara serta organisasi internasional mulai memberikan perhatian lebih kepada nasib negara-negara kecil seperti Tuvalu. Konferensi internasional inilah yang merupakan perubahan iklim sering kali menjadi platform bagi pemimpin, Tuvalu juga menyuarakan kekhawatiran mereka dan meminta dukungan dari komunitas internasional.
Dengan segala tantangan yang dihadapi, termasuk ancaman hilangnya wilayah akibat perubahan iklim, Tuvalu juga menjadi simbol perjuangan bagi banyak negara kecil untuk menghadapi situasi yang serupa. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Tuvalu menunjukkan bahwa pentingnya pengakuan dan keberlanjutan bagi eksistensi mereka di panggung internasional.
Related Tags & Categories :