April 1, 2025 By Abril Geralin
01 April 2025 – Mengenai kebenaran eksistensi Atlantis, ada beberapa kota yang memang benar-benar tenggelam dan kini terpendam di dasar laut. Fenomena ini memberikan gambaran tentang bagaimana kekuatan alam dan peristiwa sejarah dapat merubah wajah peradaban dalam sekejap. Yuk, kita lihat beberapa kota yang benar-benar tenggelam dan menjadi saksi bisu dari perjalanan waktu.
Kita mulai perjalanan ke Mesir, di mana terdapat kota kuno yang pernah menjadi pusat perdagangan internasional, yaitu Thonis-Heracleion. Kota ini memiliki sejarah yang kaya dan dikenal dengan kuil-kuil besar serta patung-patung megahnya. Thonis-Heracleion terletak di Teluk Aboukir, Laut Mediterania, dan pada abad ke-4 SM, kota ini adalah pusat ekonomi yang sangat penting bagi Mesir kuno.
Namun, pada akhirnya, kota ini tenggelam setelah gempa bumi dahsyat yang menghantam kawasan tersebut. Gempa ini menyebabkan kota tenggelam ke dasar laut dan terlupakan selama ribuan tahun. Baru pada tahun 2000-an, para arkeolog mulai menemukan reruntuhan kota ini di dasar laut. Penemuan ini memberikan wawasan baru mengenai peradaban kuno Mesir dan menambah daftar kota-kota yang tenggelam akibat bencana alam.
Port Royal di Jamaika adalah kota dengan sejarah yang penuh dengan kisah petualangan dan kekacauan. Terletak di ujung jalur pasir sepanjang 16 km yang memisahkan Kingston Harbour dan Laut Karibia, kota ini pada masanya memiliki reputasi sebagai “kota paling jahat” karena menjadi pangkalan utama bajak laut dan perdagangan budak.
Namun, kehidupan yang penuh gejolak itu berakhir ketika gempa bumi besar melanda pada tahun 1692. Gempa ini mengguncang kota hingga menyebabkan Port Royal tenggelam ke dasar laut dalam hitungan detik. Sekarang, kota ini menjadi salah satu situs arkeologi bawah air yang penting. Reruntuhan kota yang tenggelam memberikan gambaran tentang kehidupan pelabuhan yang sangat sibuk dan kaya akan sejarah kelam.
Di Asia, tepatnya di Jepang, ada sebuah pulau bernama Yonaguni yang menjadi sorotan karena penemuan reruntuhan misterius di dasar lautnya. Reruntuhan ini terlihat seperti sebuah kota kuno yang diduga dibangun dengan struktur yang sangat teratur. Beberapa orang menyebutkan bahwa bangunan-bangunan tersebut berbentuk piramida dan terdapat sisa-sisa yang mirip dengan kuil dan stadion.
Namun, teori mengenai asal-usul struktur ini masih menjadi perdebatan. Sebagian orang percaya bahwa ini adalah bukti dari peradaban kuno yang tenggelam akibat bencana alam, sementara yang lain beranggapan bahwa bangunan ini merupakan hasil dari erosi alam dan aktivitas tektonik. Meskipun demikian, situs ini tetap menjadi tempat yang menarik untuk para peneliti dan wisatawan yang penasaran dengan misteri sejarah yang terkubur di dasar laut.
Berbeda dengan beberapa kota yang tenggelam akibat bencana alam, Kota Shicheng di China justru sengaja ditenggelamkan oleh pemerintah pada tahun 1957. Kota ini berada di bawah Danau Qiandao, yang terbentuk akibat proyek pembangunan Bendungan Sungai Xin’an. Tujuan dari pembangunan bendungan ini adalah untuk menghasilkan tenaga air bagi wilayah tersebut, namun proyek ini juga menyebabkan tenggelamnya seluruh kota Shicheng.
Uniknya, meskipun kota ini sengaja ditenggelamkan, banyak struktur kota yang masih utuh di dasar danau. Kota Shicheng kini menjadi salah satu destinasi wisata bawah air yang menarik. Para pengunjung dapat melihat reruntuhan kota yang masih terlihat jelas di bawah permukaan air, menjadikannya sebagai situs arkeologi yang unik dan penuh sejarah.
Di Eropa, tepatnya di perbatasan antara Italia, Austria, dan Swiss, terdapat sebuah desa bernama Graun yang tenggelam pada tahun 1950. Desa ini sengaja ditenggelamkan untuk membuat waduk yang mendukung pembangkit listrik tenaga air. Pembangunan proyek ini menyebabkan lebih dari 160 rumah hancur dan 150 keluarga terpaksa pindah ke tempat lain.
Meskipun terjadi penolakan dari masyarakat setempat pada awalnya, proyek ini tetap dilaksanakan. Akibatnya, desa Graun kini terbenam di dasar Danau Resia. Keunikan dari desa ini adalah menara gereja yang masih terlihat menjulang di atas permukaan danau, menjadi simbol dari sejarah yang terpendam. Wisatawan yang datang ke Danau Resia kini dapat melihat bagian dari desa yang tenggelam tersebut, memberikan gambaran tentang kehidupan yang hilang dalam waktu singkat.
Kota-kota yang tenggelam di dasar laut ini memberikan gambaran yang menarik tentang betapa rapuhnya peradaban manusia dan bagaimana bencana alam atau proyek besar dapat mengubah wajah sejarah dalam sekejap. Dari Thonis-Heracleion di Mesir hingga Graun di Eropa, setiap kota memiliki cerita dan warisan yang sangat berharga, meskipun kini terpendam di dalam air.
Fenomena ini juga mengingatkan kita bahwa sejarah tidak selalu tercatat dengan tinta di atas kertas, tetapi juga dalam bentuk fisik yang tersembunyi di bawah permukaan air. Temuan-temuan ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut untuk memahami lebih dalam mengenai peradaban-peradaban kuno dan bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan mereka. Jadi, meskipun kota-kota ini tenggelam, warisan mereka tetap hidup dan menjadi bagian penting dari sejarah dunia.