April 22, 2025 By Rio Baressi
21 April 2025 – Perubahan iklim bukan lagi sekadar isu lingkungan yang jauh di sana; dampaknya kini terasa nyata dan mengubah wajah keindahan alam ikonik di berbagai penjuru dunia. Dari puncak gunung tropis hingga danau purba dan lautan beku, keajaiban alam yang kita kenal sedang mengalami transformasi drastis, bahkan terancam hilang selamanya akibat pemanasan global dan aktivitas manusia.
Salah satu bukti paling mencolok dari dampak perubahan iklim di Indonesia adalah kondisi salju abadi di Puncak Jayawijaya, Papua. Fenomena langka berupa lapisan es di wilayah tropis ini dulunya memiliki luas mencapai 19,7 kilometer persegi, setara dengan ribuan lapangan sepak bola. Namun, kombinasi pemanasan global dan fenomena El Niño telah menyebabkan penyusutan dramatis. Kini, luas lapisan salju tersebut diperkirakan hanya tersisa sekitar 0,16 kilometer persegi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahkan memprediksi bahwa keajaiban alam ini bisa lenyap sepenuhnya sebelum tahun 2026. Jika ini terjadi, Indonesia akan kehilangan satu-satunya gletser tropis yang dimilikinya.
Berpindah ke Afrika Barat, Danau Chad yang pernah menjadi salah satu sumber air tawar terbesar di dunia juga mengalami nasib serupa. Pada masa kejayaannya, danau ini membentang seluas 17.800 kilometer persegi. Akan tetapi, ukurannya kini telah menyusut lebih dari 90%, menyisakan hanya sekitar 1.500 kilometer persegi. Penyusutan masif ini disebabkan oleh perubahan iklim yang mengganggu pola hujan, diperparah oleh aktivitas manusia seperti praktik irigasi yang tidak berkelanjutan dan pengambilan air berlebihan. Akibatnya, jutaan orang yang menggantungkan hidupnya pada danau ini untuk air bersih dan penghidupan kini menghadapi krisis kemanusiaan yang serius.
Di ujung utara bumi, Laut Arktik menghadapi tantangan yang tak kalah besar. Wilayah kutub ini mengalami pemanasan dua kali lebih cepat dibandingkan rata-rata pemanasan global. Sejak tahun 1979, lapisan es laut di Arktik telah berkurang hingga 40%. Pencairan es yang masif ini tidak hanya mengancam keberlangsungan hidup spesies ikonik seperti beruang kutub dan anjing laut, tetapi juga berdampak signifikan pada pola cuaca global. Mencairnya es Arktik berkontribusi pada semakin seringnya kejadian cuaca ekstrem seperti gelombang panas, badai hebat, dan banjir di berbagai belahan dunia.
Puncak Jayawijaya, Danau Chad, dan Laut Arktik adalah bukti nyata bahwa perubahan iklim bukan sekadar konsep abstrak. Fenomena ini merupakan ancaman langsung terhadap keajaiban dan keindahan alam yang selama ini kita kagumi dan nikmati. Kehilangan lanskap ikonik ini tidak hanya berarti hilangnya warisan alam, tetapi juga membawa konsekuensi serius bagi ekosistem dan kehidupan manusia yang bergantung padanya.
Related Tags & Categories :