Leet Media

Generasi Gula, Mengapa Gen Z Rentan Terkena Diabetes?

December 24, 2024 By Amandira Maharani

Sumber : Halodoc

Indonesia Darurat Diabetes, Gen Z Tak Luput dari Ancaman

Tau ga / Indonesia menjadi negara yang memiliki jumlah penderita diabetes tertinggi ke-5 di dunia lho! Berdasarkan data dari Federasi Diabetes Internasional, penderita diabetes di Indonesia sekitar 19,4 juta jiwa. Jika kasus ini tidak ditangani, jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 28,6 juta pada tahun 2045!

Dengan banyaknya jenis diabetes yang ada, diabetes yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia adalah Diabetes Melitus atau kencing manis. Ga hanya itu, berdasarkan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, terdapat 1.500 anak yang menderita diabetes melitus tipe 1. Hal ini disebabkan oleh makanan manis yang biasa dikonsumsi anak seperti chiki, donat, wafer, minuman berwarna, dan semacamnya.

Diabetes: “Mother of All Diseases” yang Mengancam Generasi Muda

Dilansir dari situs Kementerian Kesehatan, diabetes adalah penyakit menahun (kronis) berupa gangguan metabolik, yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal. Penyakit ini tidak bisa disepelekan karena dianggap ‘mother of all diseases’. Artinya bisa menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Gen Z yang mengalami diabetes di usia muda biasanya dalam rentang umur 24-27 tahun. Hal ini tentu menjadi sebuah tanda waspada untuk Gen Z, karena bukan tidak mungkin usia pengidap diabetes akan terus bergeser. Terlebih melihat perubahan gaya hidup masa kini yang jauh lebih instan, sehingga meningkatkan risiko diabetes pada semua generasi.

Gaya Hidup Gen Z: Pemicu Utama Diabetes di Usia Muda

Ada beberapa faktor yang membuat Gen Z rentan terhadap diabetes. Atik Nirwanawati, ahli gizi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), menjelaskan tiga hal yang harus menjadi perhatian:

1. Gaya Hidup Digital dan Kurang Istirahat

Sebanyak 80 persen Gen Z menghabiskan waktunya di depan layar, bahkan begadang. Pola makannya berantakan, kurang istirahat, dan minim makan makanan sehat, sehingga itu semua menjadi pemicu diabetes.

2. Pola Makan Tidak Sehat

Pola makan yang tidak sehat meliputi konsumsi makanan instan dan ‘junk food’. Selain itu konsumsi minuman yang tinggi gula seperti kopi susu dan minuman kemasan juga menjadi faktor penyebab. Tidak heran jika banyak anak muda yang mengalami resistensi insulin dan akhirnya berujung pada diabetes tipe 2.

3. Kurang Olahraga

Terkenal dengan generasi yang dimudahkan dalam segala hal, mengakibatkan Gen Z kurang dalam menggerakkan anggota tubuhnya. Atau bahasanya mudahnya kurang olahraga. Padahal, olahraga sangat penting untuk menjaga sensitivitas insulin dan mengontrol kadar gula darah.

Obesitas: Pintu Masuk Diabetes

Spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik dr Rulli Rosandi, SpPD-KEMD menuturkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, pengidap diabetes di bawah usia 40 tahun semakin banyak. Ia juga menyinggung bahwa Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sempat menyatakan bahwa kasus obesitas pada anak kini semakin mengkhawatirkan. Kasus obesitas ini yang nantinya berisiko tinggi untuk memicu kasus diabetes pada pasien yang lebih muda.

Berbagai kombinasi gaya hidup tidak sehat tersebut akhirnya dapat meningkatkan kemungkinan obesitas yang menjadi salah satu faktor risiko utama dari penyakit diabetes tipe dua.

Mencegah Diabetes Sejak Dini

Atik Nirwanawati menjelaskan cara mencegah diabetes di usia muda. Menurutnya Gen Z harus menerapkan pola hidup sehat dan rutin berolahraga.

“Kalau sudah gampang haus, sering buang air kecil, cepat lelah, punya luka lama sembuh, dan gangguan penglihatan, itu merupakan gejala awal. Harus segera diperiksakan, tetapi sebelumnya Gen Z harus lebih peduli untuk mencegah,” katanya.

Secercah Harapan: Pengobatan Regeneratif untuk Diabetes

Dan kabarnya, peneliti dari Rumah Sakit Shanghai Changzheng, China menemukan obat diabetes yang bisa sembuh dalam 11 minggu lho! Dengan melibatkan pemrograman sel mononuklear darah, yang memanfaatkan kemampuan regeneratif tubuh menjadi sebuah bidang baru yang dikenal sebagai pengobatan regeneratif. Atau simplenya, obat ini dapat mengurangi ketergantungan orang diabet yang harus menggunakan suntikan insulin seumur hidup.

Kira-kira bisa ga ya Indonesia gini juga? Semoga dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, Indonesia juga dapat mengembangkan pengobatan regeneratif untuk diabetes dan membantu jutaan penderita diabetes di tanah air.

Sumber: