Leet Media

Lantai Kinetik, Mengubah Langkah Kaki Menjadi Energi Listrik

January 21, 2025 By Abril Geralin

21 Januari 2025 – Energi adalah kebutuhan vital bagi kehidupan modern. Seiring meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan dan kebutuhan energi bersih, berbagai inovasi terus bermunculan. Salah satu inovasi menarik adalah Lantai Kinetik, sebuah teknologi yang mampu mengubah energi kinetik dari aktivitas berjalan manusia menjadi energi listrik. Bagaimana cara kerjanya? Mari kita bahas lebih lanjut.

Prinsip Kerja dan Teknologi di Balik Lantai Kinetik

Source: Etechno

Pernahkah Anda membayangkan bahwa setiap langkah kaki kita dapat menghasilkan energi? Konsep inilah yang mendasari pengembangan Lantai Kinetik. Teknologi ini memanfaatkan material piezoelektrik, sebuah material cerdas yang memiliki sifat unik: menghasilkan muatan listrik saat diberikan tekanan atau regangan mekanis. Prinsip piezoelektrik ini pertama kali ditemukan oleh Jacques dan Pierre Curie pada tahun 1880.

Ketika seseorang melangkah di atas Lantai Kinetik, berat badan mereka memberikan tekanan pada material piezoelektrik yang tertanam di dalamnya. Semakin kuat tekanan yang diberikan, semakin besar pula muatan listrik yang dihasilkan. Muatan listrik ini kemudian dikumpulkan dan diubah menjadi arus listrik yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari menyalakan lampu, memberi daya pada perangkat elektronik kecil, hingga mengisi baterai. Menariknya, setiap langkah kaki yang menginjak lantai ini diperkirakan dapat menghasilkan energi listrik antara 5 hingga 20 watt (CNN Indonesia, 2016). Jumlah ini tentu akan berakumulasi jika banyak orang berjalan di atasnya, menghasilkan potensi energi yang signifikan.

Lantai Kinetik umumnya dipasang di fasilitas publik yang ramai dilalui orang, seperti stasiun kereta api, bandara, pusat perbelanjaan, trotoar, bahkan klub malam. Dengan memanfaatkan energi yang terbuang percuma dari aktivitas berjalan, teknologi ini menawarkan solusi energi bersih dan terbarukan yang inovatif.

Jejak Lantai Kinetik di Berbagai Belahan Dunia

Meskipun sering dikaitkan dengan Jepang sebagai salah satu negara pertama yang mengembangkan dan menerapkan teknologi ini, inovasi Lantai Kinetik telah menyebar ke berbagai belahan dunia. Belanda, misalnya, telah menerapkan Lantai Kinetik di berbagai lokasi strategis seperti pusat perbelanjaan, bandara, dan sekolah. Pemanfaatan ini menunjukkan komitmen Belanda terhadap energi berkelanjutan dan inovasi teknologi.

Inggris juga tidak ketinggalan. Di London, Lantai Kinetik telah dipasang di beberapa lokasi ikonik seperti Bandara Heathrow dan Oxford Street. Pemasangan di lokasi-lokasi ini tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan energi, tetapi juga sebagai bentuk edukasi publik tentang potensi energi terbarukan. Sebuah perusahaan di Rotterdam, Belanda, bahkan menciptakan sistem lantai tari modular yang mengumpulkan energi kinetik dari gerakan para penari dan mengubahnya menjadi listrik (Universitas Narotama, n.d.). Setiap ubin dari lantai energi ini memiliki generator kecil yang mengumpulkan dan menyimpan energi, menunjukkan aplikasi yang lebih kreatif dari teknologi ini.

Selain itu, penelitian tentang perkerasan kinetik juga menunjukkan potensi pemanenan energi dari langkah kaki dengan menggunakan material piezoelektrik. Setiap injakan kaki pada perkerasan ini akan ditangkap oleh piezoelektrik dan diubah menjadi energi listrik (Clapeyron Media, 2021). Sistem ini kemudian mengubah tegangan AC yang dihasilkan menjadi tegangan DC untuk disimpan dalam baterai. Penelitian lain juga menekankan bahwa semakin besar tekanan yang diberikan pada piezoelektrik, semakin besar pula daya listrik yang dihasilkan (Neliti, n.d.).

Potensi dan Tantangan Penerapan Lantai Kinetik

Source: Pavegen

Teknologi Lantai Kinetik menawarkan potensi yang sangat besar dalam mendukung transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan energi yang sebelumnya terbuang sia-sia, kita dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Pemasangan di area publik yang ramai dapat menghasilkan energi yang signifikan dan sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya energi terbarukan.

Namun, penerapan teknologi ini juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah biaya instalasi dan perawatan yang masih relatif tinggi. Selain itu, performa Lantai Kinetik juga dapat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan lingkungan yang bervariasi. Misalnya, kelembaban dan suhu ekstrem dapat mempengaruhi efisiensi material piezoelektrik. Daya tahan material terhadap penggunaan jangka panjang dan beban berat juga menjadi perhatian penting.

Lantas, bagaimana dengan potensi penerapan Lantai Kinetik di Indonesia? Dengan populasi yang besar dan aktivitas publik yang tinggi di berbagai kota, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk memanfaatkan teknologi ini. Pemasangan di stasiun kereta api, bandara, pusat perbelanjaan, dan area publik lainnya dapat menghasilkan kontribusi energi yang signifikan. Namun, perlu dilakukan kajian yang mendalam mengenai adaptasi teknologi ini dengan kondisi iklim dan lingkungan di Indonesia, serta mempertimbangkan aspek biaya dan efisiensi. Pengembangan riset dan inovasi di bidang material piezoelektrik juga penting untuk meningkatkan performa dan daya tahan Lantai Kinetik.

Dengan mengatasi tantangan-tantangan tersebut, Lantai Kinetik berpotensi menjadi salah satu solusi energi terbarukan yang efektif dan berkelanjutan di masa depan. Inovasi ini tidak hanya menghasilkan energi bersih, tetapi juga mengajak kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan memanfaatkan setiap potensi energi yang ada di sekitar kita.