May 6, 2025 By Rio Baressi
6 Mei 2025 – Fenomena penggunaan internet melalui ponsel di Indonesia telah mencapai titik yang mencengangkan. Berdasarkan laporan terbaru dari Digital 2025 Global Overview Report oleh We Are Social, Indonesia dinobatkan sebagai negara dengan persentase tertinggi pengguna internet via ponsel, melampaui negara-negara lain di dunia. Artikel ini akan mengulas data, tren, serta dampak sosial dari kecanduan digital yang kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia.
Berdasarkan laporan tersebut, sebanyak 98,7% warga Indonesia berusia 16 tahun ke atas menggunakan ponsel untuk mengakses internet. Angka ini menempatkan Indonesia di posisi pertama, mengungguli Filipina (98,4%) dan Afrika Selatan (98,3%). Bahkan negara-negara maju seperti Brasil dan Thailand hanya mencatat angka 98,1% dan 98%.
Dominasi ini juga tercermin dalam rata-rata waktu online. Warga Indonesia menghabiskan rata-rata 7 jam 22 menit per hari untuk berselancar di dunia maya, lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 6 jam 38 menit. Namun demikian, Indonesia masih di bawah Afrika Selatan dan Brasil yang mencatat lebih dari 9 jam per hari.
Perubahan signifikan terjadi dalam satu dekade terakhir. Jika pada tahun 2014 komputer masih mendominasi akses internet sebesar 66,9%, kini ponsel telah mengambil alih dengan dominasi 63% pengguna internet di Indonesia. Sebagai perbandingan, penggunaan komputer kini hanya menyumbang 37% akses internet, masih di bawah rata-rata global.
Durasi penggunaan pun menunjukkan kecondongan serupa. Masyarakat Indonesia rata-rata menghabiskan 4 jam 38 menit per hari menggunakan ponsel, sementara penggunaan komputer hanya 2 jam 43 menit.
Penggunaan ponsel untuk internet paling tinggi terjadi di kalangan perempuan usia 16-24 tahun, yang menghabiskan rata-rata 4 jam 44 menit per hari. Sementara itu, laki-laki berusia 25-44 tahun cenderung lebih banyak menggunakan komputer, meskipun dengan durasi lebih pendek.
Alasan utama orang mengakses internet pun menarik untuk dianalisis. Berdasarkan laporan yang sama:
Kelompok usia muda (16–24 tahun) lebih memprioritaskan konektivitas sosial, sedangkan kelompok usia 35–44 tahun lebih fokus pada pencarian informasi. Ini menunjukkan perbedaan prioritas digital berdasarkan rentang usia.
Secara global, jumlah pengguna internet mengalami lonjakan signifikan dalam 10 tahun terakhir. Dari 2,96 miliar pengguna pada 2015, jumlah ini melonjak menjadi 5,64 miliar pada April 2025. Salah satu pendorong terbesar lonjakan ini adalah pandemi COVID-19, yang mempercepat transformasi digital global.
Di Indonesia, jumlah pengguna internet juga mengalami pertumbuhan tajam. Pada awal 2025, tercatat 212 juta pengguna. Hanya dalam tiga bulan, angka ini naik menjadi 223 juta, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pengguna internet terbesar keempat di dunia setelah India, Tiongkok, dan Amerika Serikat. Tingkat penetrasi internet pun meningkat dari 74,6% menjadi 78,3% dari total populasi 285 juta jiwa.
Meningkatnya ketergantungan terhadap internet dan ponsel membuka peluang besar dalam transformasi digital, edukasi daring, hingga ekonomi digital. Namun, tantangan dalam hal kesehatan mental, produktivitas, dan keseimbangan hidup juga semakin nyata.
Penggunaan internet yang berlebihan bisa menimbulkan efek adiktif, terutama pada generasi muda. Maka dari itu, perlu adanya edukasi digital yang bijak dan seimbang agar masyarakat Indonesia bisa menikmati manfaat teknologi tanpa terjebak dalam dampak negatifnya.