Leet Media

Wapres Gibran Dorong Hilirisasi Ekspor Kemenyan: Ini Bahan Baku Parfum Mewah!

July 16, 2025 By A G

16 Juli 2025 – Pernyataan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tentang kemenyan sebagai bahan baku parfum mewah Louis Vuitton dan Gucci sontak viral di media sosial. Meski menuai beragam reaksi dan sindiran dari netizen, ternyata klaim kontroversial ini memiliki dasar yang sangat kuat. Lebih mengejutkan lagi, putra Joko Widodo ini mengungkap bahwa Indonesia selama ini hanya mengekspor bahan mentah dan kehilangan peluang emas untuk mengolahnya menjadi produk bernilai tinggi.

Kemenyan: Dari Stigma Mistis ke Industri Parfum Miliaran Rupiah

Source: Kompas.com

Ketika mendengar kata “kemenyan”, yang terbayang di benak kebanyakan orang Indonesia adalah ritual mistis, dukun, atau aktivitas nenek-nenek di kampung. Stigma inilah yang membuat Gibran sempat ditertawakan ketika pertama kali mengusung gagasan hilirisasi kemenyan di Indonesia.

“Saya pernah bicara soal hilirisasi kemenyan banyak yang ketawa. Kemenyan buat dukun, nenek-nenek, salah. Kemenyan itu sama berharga dengan nikel, kita dari dulu jual mentah saja,” ujar Gibran saat memberikan pembekalan kepada peserta Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) pada Selasa, 15 Juli 2025.

Namun, di balik stigma tersebut, kemenyan atau yang dikenal dalam perdagangan internasional sebagai frankincense atau benzoin ternyata merupakan komoditas berharga yang telah lama menjadi salah satu bahan fundamental dalam industri parfum dunia. Resin wangi yang berasal dari getah pohon genus Styrax ini memberikan aroma hangat, manis, dan sedikit pedas yang berfungsi sebagai fiksatif atau pengikat agar wangi parfum lebih tahan lama.

Indonesia: Produsen Kemenyan Terbaik Dunia yang Kurang Dimanfaatkan

Indonesia, khususnya Pulau Sumatera, merupakan salah satu produsen kemenyan (benzoin) terbesar dan terbaik di dunia. Kabupaten Humbang Hasundutan di Sumatera Utara bahkan menjadi pusat produksi kemenyan yang dikunjungi langsung oleh Gibran. Di wilayah tersebut terdapat pusat penelitian yang mengembangkan potensi kemenyan sebagai produk khas daerah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor kemenyan Indonesia pada 2024 mencapai 43.000 ton dengan nilai ekspor mencapai USD 52 juta. Kemenyan Indonesia banyak diekspor ke negara seperti China, Prancis, Bangladesh, Mesir, dan India. Namun, yang memprihatinkan adalah Indonesia hanya mengekspor dalam bentuk bahan mentah, sehingga kehilangan peluang untuk mendapatkan nilai tambah yang jauh lebih besar.

Fakta Mengejutkan: Parfum Mewah Berbahan Dasar Kemenyan Indonesia

Source: Indozone Life

Klaim Gibran tentang penggunaan kemenyan Indonesia dalam parfum mewah ternyata bukanlah isapan jempol. Berdasarkan penelusuran terhadap komposisi berbagai parfum branded, beberapa produk mewah memang menggunakan benzoin sebagai salah satu bahan dasarnya.

Louis Vuitton: Matière Noire dan Nilai Prestise

Louis Vuitton, salah satu merek fashion mewah terkenal dunia, memiliki produk parfum “Matière Noire” yang secara eksplisit mencantumkan benzoin resin sebagai salah satu base notes dalam komposisinya. Senyawa benzoin memberikan karakter aroma yang khas dan membantu parfum bertahan lebih lama di kulit.

Gucci: Dari Bloom hingga Guilty

Gucci, merek fashion Italia yang tak kalah bergengsi, juga memanfaatkan benzoin dalam beberapa lini parfumnya. Contohnya adalah:

Gucci Bloom Ambrosia di Fiori – Parfum ini menggabungkan ekstrak Jasmine Bud, Tuberose, dan Rangoon Creeper yang dikombinasikan dengan bahan baru termasuk resin bunga yang memberikan keharuman intens.

Gucci Bloom Profumo di Fiori – Varian ini secara khusus menggunakan kehangatan resin Benzoin yang berpadu dengan Orris Concrete dan diperhalus dengan note Musky, memberikan aroma yang elegan dan khas.

Gucci Guilty Absolute Pour Femme – Produk ini juga menggunakan benzoin untuk menciptakan kedalaman aroma yang mewah dan sensual.

Tidak hanya dua merek tersebut, parfum mewah lainnya seperti LV Meteore, Gucci Intense Oud, dan Giorgio Armani Acqua di Gio Profumo juga menggunakan kemenyan sebagai bahan dasar pengikat wewangian. Produk-produk ini memiliki banderol jutaan rupiah sekali beli, menunjukkan betapa berharganya bahan baku yang selama ini kita anggap remeh.

Hilirisasi Kemenyan: Visi Gibran untuk Indonesia

Melihat potensi besar yang selama ini terbuang sia-sia, Gibran mendorong Indonesia untuk melakukan hilirisasi kemenyan, tidak hanya terbatas pada komoditas seperti nikel. Ia membandingkan nilai kemenyan dengan nikel, menunjukkan bahwa komoditas ini memiliki potensi ekonomi yang sangat besar jika diolah dengan baik.

“Kita sediakan tempat yang baik untuk riset alat-alat terkini, jadi bukan hanya hilirisasi nikel dan lain-lain saja, ada yang namanya hilirisasi kemenyan,” tegas Gibran.

Rencana hilirisasi ini akan melibatkan para peneliti dan pelaku industri untuk melakukan riset mendalam dan mengembangkan teknologi pengolahan kemenyan. Gibran berjanji akan menyediakan fasilitas penelitian dengan alat-alat terkini untuk mendukung program ini.

Diversifikasi Industri Kemenyan: Bukan Hanya Parfum

Selain industri parfum, kemenyan juga memiliki aplikasi luas dalam berbagai industri. Di dunia kosmetik, kemenyan digunakan sebagai bahan baku untuk lilin beraroma. Bahkan di industri makanan dan minuman, kemenyan digunakan sebagai perasa dalam minuman, permen karet, hingga puding.

Diversifikasi ini menunjukkan bahwa pasar kemenyan tidak hanya terbatas pada industri parfum, tetapi memiliki potensi yang sangat luas untuk dikembangkan. Dengan hilirisasi yang tepat, Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam rantai nilai global kemenyan.

Tantangan dan Peluang ke Depan

Program hilirisasi kemenyan yang dicanangkan Gibran direncanakan akan diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam tahun ini. Meski tidak menyebut waktu pasti, komitmen pemerintah untuk mengembangkan industri ini memberikan harapan besar bagi para petani kemenyan dan pelaku industri.

Tantangan utama yang dihadapi adalah mengubah mindset masyarakat yang masih menganggap kemenyan sebagai barang mistis. Padahal, dengan teknologi dan inovasi yang tepat, kemenyan bisa menjadi komoditas ekspor unggulan yang memberikan nilai tambah signifikan bagi perekonomian Indonesia.

Ini adalah peluang emas untuk terjun ke industri yang memiliki prospek cerah. Dengan dukungan pemerintah melalui fasilitas riset dan teknologi terkini, industri kemenyan bisa menjadi salah satu sektor unggulan yang memberikan kontribusi besar bagi ekonomi nasional.

Pernyataan Gibran yang awalnya menuai tawa dan sindiran, ternyata membuka mata kita semua bahwa Indonesia memiliki potensi luar biasa yang selama ini kurang dimanfaatkan. Saatnya kita mengubah paradigma dan melihat kemenyan tidak lagi sebagai barang mistis, tetapi sebagai komoditas berharga yang bisa mengangkat martabat Indonesia di kancah internasional.