December 16, 2025 By pj

16 Desember 2025 – Tambang emas Tujuh Bukit atau Tumpang Pitu di Banyuwangi, Jawa Timur, kembali menjadi sorotan publik setelah warganet mengaitkan aktivitas pertambangan dengan kekhawatiran terhadap potensi bencana lingkungan. Perhatian tersebut mencuat seiring maraknya diskusi di media sosial mengenai pembukaan lahan tambang yang dinilai semakin luas, di tengah meningkatnya kewaspadaan masyarakat terhadap banjir dan longsor di sejumlah daerah di Indonesia.
Sejumlah warganet di media sosial menyoroti keberadaan tambang emas Tujuh Bukit yang berlokasi di Banyuwangi, Jawa Timur. Kekhawatiran tersebut berkaitan dengan kondisi bukaan tambang yang disebut semakin melebar serta potensi dampaknya terhadap lingkungan sekitar.
Warganet mengaitkan kondisi itu dengan bencana banjir dan longsor yang terjadi di Sumatera. “Tambang emas di Banyuwangi tinggal menunggu waktu, banjir bandang,” tulis akun @Caktugiman di media sosial X, dikutip Rabu (10/12).
Diskusi di media sosial pun berkembang dengan beragam komentar yang menyinggung kondisi kawasan pesisir selatan Banyuwangi. Beberapa warganet mengaku melihat langsung perubahan bentang alam di sekitar area tambang dan wilayah pantai.
Tambang emas Tujuh Bukit dikelola oleh PT Bumi Suksesindo yang merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk. Emiten tambang berkode MDKA ini memiliki pemegang saham utama PT Saratoga Investama Sedaya Tbk dan PT Provident Capital Indonesia melalui PT Mitra Daya Mustika dan PT Suwarna Arta Mandiri.
PT Merdeka Copper Gold Tbk dikenal sebagai salah satu perusahaan tambang besar di Indonesia dengan portofolio aset emas dan tembaga di berbagai wilayah. Keberadaan Bumi Suksesindo menjadi bagian penting dari strategi produksi emas perusahaan tersebut.
Merdeka Copper menargetkan produksi emas dari Tambang Tujuh Bukit sebanyak 100 ribu hingga 110 ribu ons sepanjang 2025. Berdasarkan catatan perusahaan, pada kuartal III 2025 tambang emas ini telah memproduksi 25.338 ons emas dengan harga jual rata-rata US$ 3.275 per ons.
Capaian produksi tersebut memperkuat posisi Tujuh Bukit sebagai salah satu aset strategis dalam portofolio Merdeka Copper Gold, sekaligus menjadi penopang kinerja keuangan perusahaan.
Bumi Suksesindo mengoperasikan tambang emas Tujuh Bukit berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Operasi dan Produksi dari Keputusan Bupati Banyuwangi Nomor 188/547/KEP/429.011/2012. Izin tersebut mencakup wilayah di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.
Total luas lahan tambang mencapai 4.998 hektare yang berada di area hutan produksi. Namun dari luasan tersebut, perusahaan mencatat hanya sekitar 1.115 hektare yang digunakan secara aktif untuk kegiatan operasional tambang.
Tujuh Bukit termasuk dalam kategori tambang terbuka yang menggali bijih mineral serta mengekstraksi kandungan emas dan perak dengan metode pelindian. Metode ini umum digunakan dalam industri pertambangan emas berskala besar.
Dua tahun setelah mengantongi IUP, PT Bumi Suksesindo memperoleh Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan pertama. Perusahaan juga mengantongi persetujuan studi kelayakan dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Timur serta persetujuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup Jawa Timur. Pada 2014, perusahaan memulai konstruksi proyek, dilanjutkan dengan penambangan bijih pertama pada 2016 dan produksi emas perdana pada awal 2017.
Tambang Emas Tujuh Bukit ditetapkan sebagai Objek Vital Nasional pada 16 Februari 2016 oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui surat keputusan nomor 651 K/30/MEM/2016. Penetapan ini memberikan status strategis terhadap kawasan sekitar Tumpang Pitu yang menjadi lokasi penambangan.
Status Objek Vital Nasional menandakan bahwa area tersebut memiliki peran penting bagi kepentingan nasional, baik dari sisi ekonomi maupun keamanan pasokan sumber daya.
Perusahaan mencatat bahwa eksplorasi sepanjang 2024 menemukan zona mineralisasi baru yang berpotensi menambah cadangan emas di Tujuh Bukit. Temuan ini membuka peluang keberlanjutan operasi tambang dalam jangka panjang.
Bumi Suksesindo juga menyebut keberadaan tambang ini sebagai salah satu penyumbang pajak terbesar bagi Banyuwangi dan Indonesia. Selain kontribusi fiskal, operasional tambang turut menyerap tenaga kerja lokal dan mendorong aktivitas ekonomi di wilayah sekitar.
PT Bumi Suksesindo terus memperkuat praktik pertambangan berkelanjutan di kawasan Tujuh Bukit melalui berbagai program reklamasi, rehabilitasi, dan konservasi sumber daya alam. Perusahaan menyeimbangkan aktivitas operasional dengan upaya pelestarian lingkungan agar ekosistem di sekitar wilayah tambang tetap terjaga.
Salah satu strategi utama yang diterapkan adalah reklamasi progresif, yakni pemulihan lahan yang dilakukan segera setelah area tambang selesai digunakan tanpa menunggu seluruh kegiatan operasi berakhir.
Hingga November 2025, PT Bumi Suksesindo telah mereklamasi lahan bekas tambang seluas 84,96 hektare. Area yang dipulihkan tersebut kini berkembang menjadi habitat baru bagi berbagai jenis satwa lokal di kawasan Tujuh Bukit Operations.
Komitmen perusahaan juga diperluas ke luar wilayah operasional. Pada November 2023, BSI menuntaskan penanaman lahan kompensasi di Bondowoso dan Sukabumi seluas 1.990,79 hektare, melampaui kewajiban yang ditetapkan pemerintah sebesar 1.985,72 hektare.
Dalam pengelolaan air, PT Bumi Suksesindo menerapkan sistem konservasi dengan memanfaatkan air hujan sebagai sumber utama kebutuhan operasional. Sistem penampungan dan pengolahan internal diterapkan untuk menekan penggunaan air permukaan dan air tanah.
Pemantauan kualitas air dilakukan secara berkala dan seluruh air yang dilepas ke lingkungan dipastikan telah memenuhi baku mutu sesuai ketentuan pemerintah. Operasional perusahaan juga mengacu pada Kebijakan Lingkungan Grup Merdeka Copper Gold yang diselaraskan dengan standar internasional ISO 14001 2015.
“Bagi PT Bumi Suksesindo, praktek penambangan yang berkelanjutan bukan hanya kewajiban, tapi prinsip dasar dalam cara kami beroperasi. Komitmen ini juga sejalan dengan arah keberlanjutan Merdeka Copper Gold yang menempatkan perlindungan lingkungan sebagai prioritas utama,” ujar General Manager of Operations sekaligus Kepala Teknik Tambang PT Bumi Suksesindo, Roelly Franza, Jumat, (12/12/2025).
Sebagai perusahaan tambang PMDN yang berdiri berdasarkan Keputusan Bupati Banyuwangi Nomor 188/547/KEP/429.011/2012, PT Bumi Suksesindo memegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi seluas 4.998 hektare di kawasan Tujuh Bukit. Operasional perusahaan berfokus pada produksi emas dan tembaga yang diakui sebagai aset strategis nasional.
Kawasan Tujuh Bukit Operations juga telah ditetapkan sebagai Objek Vital Nasional sejak Februari 2016, menegaskan peran penting tambang ini dalam peta industri pertambangan nasional serta kontribusinya bagi perekonomian daerah dan negara.
Related Tags & Categories :