Leet Media

Trump Usir Mahasiswa Internasional Harvard, Hong Kong Siap Menampung

May 27, 2025 By pj

27 Mei 2025 – Keputusan kontroversial Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang melarang Universitas Harvard menerima mahasiswa asing menuai reaksi keras dari komunitas global. Di tengah ketidakpastian dan kecemasan ribuan mahasiswa internasional, Hong Kong tampil sebagai penyelamat dengan menawarkan solusi nyata bagi mereka yang terdampak.

Pemerintah AS Larang Harvard Terima Mahasiswa Asing

Pada 22 Mei 2025, pemerintahan Trump secara resmi mencabut izin Universitas Harvard untuk menerima mahasiswa internasional. Kebijakan ini dijalankan dengan alasan bahwa Harvard dianggap mempromosikan kekerasan, antisemitisme, dan berkoordinasi dengan Partai Komunis Tiongkok. Sebagai dampaknya, mahasiswa asing yang sedang belajar di Harvard harus segera mencari kampus pengganti atau terancam kehilangan status hukum mereka.

“Pemerintahan Trump dilarang melaksanakan pencabutan sertifikasi SEVP (Student and Exchange Visitor Program) milik penggugat,” ujar Hakim Pengadilan Distrik Massachusetts Allison Burroughs, menyusul gugatan hukum yang diajukan oleh pihak Harvard.

Respons Cepat Hong Kong untuk Tampung Mahasiswa Terlantar

Melihat kekacauan yang timbul dari kebijakan Trump, Biro Pendidikan Hong Kong langsung mengeluarkan pernyataan resmi:

“Biro Pendidikan segera meminta semua universitas di Hong Kong untuk memperkenalkan langkah-langkah fasilitasi bagi mereka yang memenuhi syarat dengan tujuan untuk melindungi hak dan kepentingan yang sah dari mahasiswa dan akademisi, dan untuk menarik bakat-bakat terbaik,” demikian pernyataan melalui email yang dikutip Reuters.

Menteri Pendidikan Hong Kong Christine Choi juga menyampaikan seruan bagi seluruh universitas di wilayah tersebut agar membuka peluang penerimaan bagi mahasiswa terdampak. Bahkan, kuota penerimaan mahasiswa asing siap diperlonggar guna mengakomodasi lonjakan peminat.

Universitas di Hong Kong Buka Pintu Lebar

Sejumlah universitas top di Hong Kong secara resmi menawarkan berbagai kemudahan bagi mahasiswa Harvard yang menjadi korban kebijakan tersebut. Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong (HKUST) memimpin inisiatif ini.

“Universitas akan memberikan tawaran masuk tanpa syarat, prosedur penerimaan yang disederhanakan, serta dukungan akademik untuk memastikan transisi yang lancar bagi mahasiswa terdampak yang berminat,” demikian pernyataan resmi HKUST.

Tak hanya itu, HKUST juga memfasilitasi transfer kredit, bantuan visa, hingga penyediaan tempat tinggal. Dukungan penuh ini menunjukkan tekad Hong Kong untuk menjadi pusat pendidikan internasional yang kompetitif dan inklusif.

Universitas China Hong Kong (CUHK), City University of Hong Kong, Universitas Baptis Hong Kong, serta Universitas Politeknik Hong Kong juga menyatakan kesiapan mereka untuk menerima mahasiswa internasional Harvard, bahkan mempertimbangkan subsidi riset bagi akademisi yang turut pindah.

Kepanikan di Kalangan Mahasiswa Internasional

Kebijakan Trump menciptakan kekhawatiran luas di kalangan mahasiswa asing, terutama dari China yang tercatat sebagai kelompok terbanyak di Harvard, yakni sekitar 1.300 orang.

Abdullah Shahid Sial, Wakil Presiden Badan Mahasiswa Harvard asal Pakistan, menyampaikan:

“Ribuan mahasiswa internasional masih dalam ketidakpastian dan sangat ketakutan, karena mereka tidak mengetahui status hukum mereka saat ini.”

Sementara itu, mahasiswa asal Austria, Karl Molden, mengungkapkan kekhawatirannya tidak bisa kembali ke kampus. Ia menyebut mahasiswa internasional seolah dijadikan “bola” dalam konflik antara demokrasi dan otoritarianisme.

Harvard Gugat Pemerintah AS

Pihak Harvard tidak tinggal diam. Mereka segera mengajukan gugatan ke pengadilan federal, yang kemudian dikabulkan untuk sementara waktu. Alan M. Garber, perwakilan Harvard, menegaskan:

“Kami menyampaikan keluhan dan mosi untuk perintah terpencil sementara hari ini untuk menghentikan pemerintah federal mencabut sertifikasi Harvard.”

Meski keputusan pengadilan memberi angin segar, masa depan ribuan mahasiswa asing di Harvard masih diliputi ketidakpastian.

Hong Kong Perkuat Posisi sebagai Pusat Pendidikan Internasional

Melalui langkah cepat dan dukungan konkret, Hong Kong menunjukkan posisinya sebagai destinasi akademik yang solid dan progresif di tengah gejolak politik global. Kota ini telah menghubungi Harvard Club of Hong Kong untuk memberi dukungan langsung kepada mahasiswa terdampak.

“Kami akan terus mencermati kebutuhan para mahasiswa yang studinya telah terpengaruh oleh perubahan lanskap pendidikan global,” tutur Biro Pendidikan Hong Kong.

Langkah ini sekaligus menjadi cerminan solidaritas dan upaya memperkuat jejaring pendidikan global yang menjunjung nilai keberagaman dan kesempatan yang adil bagi semua.