Leet Media

Trump Mengakhiri Era Kendaraan Listrik: AS Kembali ke Dominasi Minyak Bumi

January 22, 2025 By Amandira Maharani

Sumber : Liputan6

22 Januari 2025 – Perubahan dramatis dalam lanskap energi Amerika Serikat terjadi pada Senin (21/1/2025), ketika Donald Trump memulai masa jabatan keduanya sebagai Presiden Amerika Serikat dengan mengumumkan pencabutan mandat kendaraan listrik. Keputusan ini menandai pergeseran fundamental dalam kebijakan energi nasional, sekaligus mengakhiri era energi bersih yang sebelumnya diperjuangkan oleh pemerintahan Biden.

Pencabutan Mandat Kendaraan Listrik dan Keluarnya AS dari Perjanjian Paris

Dalam pidato pelantikannya yang berapi-api, Trump menegaskan komitmennya untuk mengakhiri apa yang disebutnya sebagai “kesepakatan baru yang ramah lingkungan.” Presiden ke-47 Amerika Serikat ini tidak hanya mencabut mandat kendaraan listrik tetapi juga mengumumkan keluarnya AS dari Perjanjian Paris untuk kedua kalinya. Trump menyatakan bahwa keputusan ini merupakan upaya untuk menyelamatkan industri otomotif Amerika dan memenuhi janjinya kepada para pekerja industri.

Sumber : Kompas.com

Dampak Terhadap Tesla dan Industri Otomotif Amerika

Keputusan Trump memberikan dampak yang signifikan bagi industri otomotif AS, termasuk Tesla yang dipimpin oleh Elon Musk, salah satu pendukung utama Trump. Meskipun perwakilan Tesla menyatakan dukungan mereka terhadap penghentian subsidi ini, Musk mengakui bahwa keputusan tersebut dapat mempengaruhi penjualan Tesla. Namun, ia menekankan bahwa dampak terbesar justru akan dirasakan oleh para pesaing dalam industri kendaraan listrik AS, terutama produsen mobil besar seperti General Motors yang telah berinvestasi besar dalam teknologi kendaraan listrik.

Strategi Energi Nasional dan Dominasi Produksi Minyak

Trump menetapkan Darurat Energi Nasional dengan slogan “we will drill, baby, drill” sebagai respon terhadap tingginya inflasi yang disebabkan oleh pengeluaran berlebihan dan kenaikan harga energi. Amerika Serikat kini memimpin produksi minyak dunia dengan output mencapai 21,91 juta barel per hari, menjadikannya produsen minyak terbesar di dunia selama enam tahun berturut-turut. Tambang minyak terbesar AS tersebar di berbagai negara bagian, dengan Texas, North Dakota, New Mexico, Oklahoma, dan Colorado sebagai pusat produksi utama.

Implementasi Kebijakan dan Tantangan Politik

Meskipun beberapa kebijakan energi bersih dalam Inflation Reduction Act sulit dibatalkan karena telah mengalokasikan dana ke berbagai negara bagian, tim transisi Trump meyakini penghapusan kredit kendaraan listrik akan mendapat dukungan luas di Kongres yang dikuasai Partai Republik. Mereka berencana menggunakan langkah legislatif rekonsiliasi untuk menghindari ketergantungan pada suara Demokrat dalam implementasi kebijakan ini.

Kritik dari Aktivis Lingkungan dan Tantangan Keberlanjutan

Para aktivis lingkungan mengkritik keras kebijakan Trump, dengan Aru Shiney-Ajay, Direktur Eksekutif Sunrise Movement, menyatakan bahwa kebijakan ini hanya akan menguntungkan segelintir orang kaya sambil membahayakan lapangan kerja dan lingkungan. Kritik ini mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas tentang dampak jangka panjang kebijakan Trump terhadap upaya penanganan perubahan iklim dan transisi menuju energi bersih.

Implikasi Global dan Masa Depan Industri Energi

Perubahan kebijakan energi Trump ini tidak hanya berdampak pada industri otomotif dan energi AS, tetapi juga memiliki implikasi global yang signifikan. Keputusan AS untuk kembali memprioritaskan bahan bakar fosil dapat mempengaruhi upaya global dalam mengatasi perubahan iklim dan mengubah dinamika pasar energi dunia. Sementara beberapa negara lain terus mendorong adopsi kendaraan listrik dan energi terbarukan, kebijakan Trump menandai pergeseran AS ke arah yang berlawanan, menciptakan potensi ketegangan dalam kerja sama internasional terkait isu lingkungan dan energi.

Keputusan Trump ini menandai babak baru dalam kebijakan energi AS, dengan fokus yang jelas pada penguatan industri minyak bumi dan pengurangan insentif untuk teknologi kendaraan listrik. Perubahan ini mencerminkan visi Trump tentang kemandirian energi Amerika yang berbasis pada bahan bakar fosil, sekaligus menantang tren global menuju mobilitas berkelanjutan dan pengurangan emisi karbon.