Leet Media

Transformasi Limbah di Indonesia yang Siap Olah 6.000 Barel Minyak Jelantah Jadi Bahan Bakar Pesawat

December 20, 2024 By Zahra Nizar

20 Desember 2024 – Pertamina, Merupakan perusahaan minyak dan gas milik negara Indonesia, melanjutkan inovasinya dengan mengolah minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO) menjadi bahan bakar pesawat ramah lingkungan. Proyek ini bertujuan untuk bisa memproduksi sekitar 6.000 barel minyak jelantah per harinya. Ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia terhadap energi hijau dan berkelanjutan. Melalui langkah ini, Indonesia berupaya untuk mengurangi dampak lingkungan dari limbah minyak serta mendukung transisi menuju sumber energi yang lebih besar. 

Kerjasama Strategi untuk Pengolahan Minyak Jelantah 

Proyek ini akan dijalankan oleh PT Kilang Pertamina Internasional melalui Green Refinery Cilacap, bekerja sama dengan PT Gapura Mas Lestari, yang merupakan eksportir minyak jelantah. Dengan kapasitas pengolahan yang besar, diharapkan proyek ini dapat menghasilkan sekitar  300.000 kiloliter untuk mendukung transisi ke energi ramah lingkungan sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca. . Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina, menyatakan bahwa inovasi ini adalah langkah penting dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia, sekaligus meningkatkan ketahanan energi nasional.

Manfaat Lingkungan dan Ekonomi 

Pengolahan minyak jelantah menjadi SAF tidak hanya bertujuan untuk menyediakan sumber energi alternatif, tetapi juga untuk menciptakan nilai tambah bagi masyarakat dan mendukung pembangunan lokal. Salah satunya manfaat utamanya ialah mengurangi emisi karbon. DImana saat ini, industri penerbangan merupakan salah stau penyumbang emisi gas rumah kaca yang signifikan. Dengan menggunakan bahan bakar yang lebih bersih seperti SAF, kita bisa mengurangi jumlah emisi karbon yang dapat dilepaskan ke atmosfer, sehingga dapat berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim. Selain itu, proses pengolahan minyak jelantah sendiri relatif lebih rendah polusi daripada tradisional karena tidak melibatkan banyak bahan kimia berbahaya. 

Teknologi Pengolahan yang Inovatif 

Proses produksi SAF dari minyak jelantah menggunakan metode **Hydroprocessed Esters and Fatty Acids (HEFA), yang mana memungkinkan konversi minyak bekas menjadi bahan bakar yang sesuai dengan infrastruktur penerbangan yang ada. Pertamina menargetkan agar SAF dari UCO dapat digunakan secara komersial mulai tahun depan, dengan rencana awal untuk digunakan dalam penerbangan percobaan oleh Pelita Air. Hal Ini merupakan langkah signifikan dalam memperkenalkan bahan bakar ramah lingkungan ke industri penerbangan di Indonesia.

Komitmen Terhadap Keberlanjutan 

Melalui langkah ini, Indonesia tidak hanya berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan dari inovasi dalam industri energi. Proyek ini diharapkan dapat menjadi contoh sukses untuk pengembangan energi yang bersih dan berkelanjutan di tingkat nasional dan internasional. Melalui inisiatif ini juga, Pertamina berambisi untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu untuk mengembangkan energi yang terbaru dan mendukung industri aviasi dengan bahan bakar berstandar global. Proyek ini juga memberikan nilai tambah bagi masyarakat lokal dalam melestarikan ekosistem secara berkelanjutan.