Leet Media

TNI Buka Rekruitment Tentara Siber untuk Kalangan Sipil

February 1, 2025 By Abril Geralin

01 Februari 2025 – Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengambil langkah strategis dalam menghadapi ancaman digital dengan rencana merekrut warga sipil sebagai tentara siber. Keputusan ini disampaikan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dalam Rapim TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, yang menegaskan bahwa akan lebih efisien merekrut profesional siber yang sudah memiliki kompetensi dibandingkan melatih tentara konvensional dari awal.

Para calon tentara siber akan menjalani program pelatihan dengan kurikulum khusus yang menggabungkan keahlian teknis mereka dengan pengetahuan militer. Inisiatif ini mendapat perhatian dari DPR RI Komisi I, terutama terkait aspek loyalitas mengingat sensitifitas data yang akan ditangani. Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, menyarankan agar perekrutan juga memberi kesempatan kepada anggota TNI yang berminat.

Panglima TNI menekankan komitmen terhadap transparansi dalam proses rekrutmen, tanpa intervensi dari pimpinan TNI. Wacana pembentukan matra siber ini merupakan kelanjutan dari era Presiden Joko Widodo yang kini dilanjutkan di masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Meski masih menunggu kepastian regulasi, langkah ini menunjukkan keseriusan TNI dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks di era digital.

Langkah TNI Menghadapi Ancaman Siber

Dalam perkembangan teknologi yang semakin pesat, Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengambil langkah strategis untuk memperkuat pertahanan di bidang siber. Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengumumkan rencana perekrutan warga sipil yang memiliki keahlian khusus di bidang siber untuk bergabung sebagai tentara siber. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya ancaman siber yang semakin masif terhadap keamanan nasional.

Prioritas Dalam Perekrutan

Panglima TNI menekankan bahwa lebih efektif untuk merekrut warga sipil yang sudah memiliki kompetensi di bidang siber daripada melatih tentara konvensional untuk menguasai kemampuan siber. “Kalau di bidang lain seperti siber, saya rekrut khusus siber yang memang dia yang tadinya orang siber, sipilnya siber. Kita jadikan jadi tentara. Dia punya kemampuan siber,” jelas Agus dalam Rapim TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Program Pelatihan Khusus Siber

Para calon tentara siber akan mengikuti program pelatihan dengan kurikulum khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan pertahanan siber. Kurikulum ini dirancang untuk memaksimalkan kemampuan yang telah dimiliki oleh para profesional siber, sambil membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan militer yang diperlukan. Hal ini memastikan bahwa setelah dilantik, mereka akan memiliki kombinasi yang ideal antara keahlian teknis dan pemahaman tentang sistem pertahanan militer.

Kandidat Terpilih Harus Loyalitas

Anggota DPR RI Komisi I, Oleh Soleh, menggarisbawahi pentingnya aspek loyalitas dalam perekrutan tentara siber dari kalangan sipil. Berbeda dengan anggota TNI yang telah teruji loyalitasnya, sipil yang direkrut perlu melalui proses penggemblengan khusus untuk memastikan komitmen mereka terhadap NKRI. Mengingat tentara siber akan menangani data-data rahasia dan vital bagi keamanan negara, aspek loyalitas menjadi faktor krusial yang harus diperhatikan dalam proses seleksi dan pelatihan.

Pandangan dari Parlemen

Source: Detik.com

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, memberikan masukan agar perekrutan tidak hanya terfokus pada kalangan sipil, tetapi juga membuka kesempatan bagi anggota TNI yang berminat. Ia menekankan pentingnya standardisasi dalam proses perekrutan untuk memastikan kualitas tentara siber tetap terjaga. “Ada baiknya rekrut dari luar dan juga melatih yang ada, agar ada peningkatan akan kemampuan personel dan membuka wawasan kepada anggota TNI,” ujarnya.

Masa Depan Matra Siber

Wacana pembentukan matra siber ini mengemuka menjelang akhir pemerintahan Joko Widodo, yang kemudian menyerahkan kelanjutan realisasinya kepada pemerintahan berikutnya di bawah Presiden Prabowo Subianto. Meskipun belum ada kepastian mengenai perubahan undang-undang atau penerbitan aturan terkait pembentukan matra siber, langkah TNI untuk merekrut tenaga profesional siber menunjukkan keseriusan dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks.

Transparansi dalam Proses Rekrutmen

Panglima TNI juga menegaskan komitmennya terhadap transparansi dalam proses rekrutmen. Ia menyatakan bahwa dirinya dan para kepala staf angkatan tidak akan melakukan intervensi dalam proses seleksi, termasuk dalam perekrutan anak-anak prajurit TNI yang ingin mengikuti seleksi. “Untuk yang sekarang dididik sama sekali saya dan seluruh kepala staf angkatan tak cawe-cawe. Yang bagus, ya masuk. Yang tak bagus ya, mungkin mengulang, apa kekurangannya,” tegasnya.

Harapan ke Depan

Inisiatif TNI dalam merekrut tentara siber dari kalangan sipil menandai era baru dalam sistem pertahanan Indonesia. Dengan memadukan keahlian teknis para profesional siber dan nilai-nilai keprajuritan TNI, diharapkan dapat terbentuk satuan khusus yang mampu menghadapi tantangan keamanan siber di masa depan. Meskipun masih ada berbagai aspek yang perlu diperhatikan, seperti standardisasi, loyalitas, dan regulasi, langkah ini menunjukkan keseriusan TNI dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan ancaman keamanan modern.