Leet Media

TikTok Menghadapi Potensi Pemblokiran di Amerika Serikat

January 13, 2025 By Amandira Maharani

Sumber : VOA News

13 Januari 2025 – Dalam sebuah keputusan yang mengejutkan, Mahkamah Agung Amerika Serikat telah menolak banding yang diajukan oleh ByteDance terkait larangan TikTok di Amerika Serikat. Keputusan ini semakin menguatkan ancaman pemblokiran terhadap platform video pendek yang populer ini. ByteDance telah diminta untuk menjual divisi TikTok di Amerika Serikat sebelum 19 Januari 2025, namun upaya negosiasi dan banding yang dilakukan perusahaan induk TikTok asal Tiongkok tersebut tidak membuahkan hasil.

Tuduhan Spionase dan Keamanan Data

Pemerintah Amerika Serikat menyatakan kekhawatiran serius bahwa TikTok berperan sebagai agen pengumpul data untuk pemerintah Tiongkok. Tuduhan ini didasari oleh regulasi di Tiongkok yang mengharuskan perusahaan teknologi memberikan data kepada pemerintah bila diminta. Data yang dikhawatirkan mencakup informasi lokasi, riwayat penggunaan internet, dan informasi pribadi dari 170 juta pengguna TikTok di Amerika Serikat.

Sumber : Reddit

Reaksi Publik dan Petisi Online

Menyusul keputusan Mahkamah Agung, muncul petisi online besar-besaran yang menyerukan penyelamatan TikTok. Jutaan pengguna dari berbagai belahan dunia menandatangani petisi ini, mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap potensi hilangnya platform yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan mereka. Survei menunjukkan 50% orang tua mendukung pemblokiran demi keamanan anak-anak, sementara hanya 30% yang setuju dengan pemblokiran total untuk semua kelompok usia.

Upaya ByteDance Menyelamatkan TikTok

ByteDance mengambil langkah agresif untuk menyelamatkan operasi TikTok di AS. Mereka mengajukan proposal pembentukan entitas terpisah untuk mengelola operasi TikTok di Amerika Serikat. Entitas baru ini akan berada di bawah pengawasan pemerintah AS dan dipimpin oleh warga negara AS, dengan data pengguna yang akan dikelola oleh perusahaan Amerika Serikat. Oracle dikabarkan menjadi salah satu calon pembeli yang serius untuk mengambil alih operasi TikTok di AS.

Pandangan Mahkamah Agung

Dalam sidang awal pada 10 Januari 2025, beberapa Hakim Mahkamah Agung AS mengindikasikan keraguan terhadap rencana pemblokiran total. Hakim Elena Kagan dan John Roberts secara khusus mempertanyakan proporsionalitas tindakan tersebut dan meminta bukti konkret terkait dugaan kebocoran data ke Tiongkok. Mereka juga menyoroti potensi pelanggaran First Amendment jika pemblokiran total diberlakukan.

Dampak Ekonomi Potensial

Jika pemblokiran diberlakukan, dampaknya akan sangat signifikan mengingat TikTok mempekerjakan 7.000 karyawan di Amerika Serikat. Platform ini juga telah menjadi sumber pendapatan utama bagi ribuan kreator konten dan bisnis kecil yang mengandalkan platform untuk pemasaran digital. Pemblokiran akan memaksa mereka beralih ke platform lain dan potensial kehilangan audiens yang telah mereka bangun.

Proses Hukum yang Sedang Berlangsung

Delapan kreator konten TikTok telah mengajukan gugatan terpisah, menekankan pentingnya platform ini sebagai media berekspresi dan komunikasi. ByteDance terus menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan pemblokiran akan melanggar hak kebebasan berekspresi yang dilindungi konstitusi AS. Keputusan final Mahkamah Agung diperkirakan akan diumumkan pada Juni 2025, memberikan waktu tambahan bagi semua pihak untuk mencari solusi yang dapat diterima.