October 28, 2025 By pj

28 Oktober 2025 – Vokalis Radiohead, Thom Yorke, menegaskan bahwa band legendaris asal Inggris itu tidak akan pernah lagi tampil di Israel. Dalam wawancara dengan The Sunday Times, Yorke mengatakan ia tidak ingin berada “bahkan 8.000 kilometer di dekat rezim Netanyahu”. Pernyataan ini menegaskan perubahan sikapnya terhadap situasi politik di Israel yang ia anggap semakin tidak terkendali. “Tentu saja tidak. Saya tidak ingin berada 8.000 kilometer di dekat rezim Netanyahu,” ujar Thom Yorke.
Radiohead sebelumnya sempat menjadi sorotan ketika tampil di Tel Aviv pada tahun 2017. Saat itu, kelompok Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) serta musisi seperti Roger Waters dan Thurston Moore meminta mereka membatalkan konser sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina. Namun, band tersebut tetap melanjutkan penampilannya dan menuai kontroversi panjang. Sejak itu, hubungan Radiohead dengan isu politik Israel-Palestina terus disorot publik. Yorke kini mengambil posisi lebih tegas dengan menyebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan “kru ekstremisnya” sebagai pihak yang “benar-benar di luar kendali dan harus dihentikan”.
Gitaris Radiohead, Jonny Greenwood, yang menikah dengan seorang seniman asal Israel, memiliki pandangan berbeda dari Thom Yorke. Greenwood dikritik karena proyek musiknya bersama musisi Israel Dudu Tassa, yang menyebabkan dua konser mereka di Inggris dibatalkan. Menanggapi hal itu, Greenwood menegaskan pendiriannya.
“Ini gila. Saya tidak malu bekerja dengan musisi Arab dan Yahudi. Saya tidak bisa meminta maaf untuk itu,” ujarnya. Ia menilai boikot justru dapat memperburuk keadaan. “Saya sopan berbeda pendapat dengan Thom. Saya pikir pemerintah Israel justru akan menggunakan boikot untuk berkata: ‘Semua orang membenci kami, jadi kami harus melakukan apa yang kami inginkan.’ Itu jauh lebih berbahaya.”
Perbedaan pandangan juga muncul di antara personel lain. Ed O’Brien berpendapat bahwa band seharusnya juga tampil di Ramallah, Tepi Barat, untuk menunjukkan keseimbangan. “Saya tidak akan menghakimi siapa pun. Kami memang dulu kompak, tapi sekarang kami jarang berkomunikasi, dan itu tidak apa-apa,” katanya. Sementara Philip Selway, sang drummer, menilai tuntutan dari BDS sulit dipenuhi. “Mereka ingin kami menjauh dari Jonny, tapi itu berarti akhir dari band. Jonny datang dari tempat yang sangat berprinsip,” ujarnya.
Terlepas dari perbedaan pandangan soal politik dan etika, Radiohead dipastikan akan kembali ke panggung setelah vakum lebih dari tujuh tahun. Band ini dijadwalkan menggelar konser residensi di Madrid, Bologna, London, Kopenhagen, dan Berlin mulai 4 November hingga 12 Desember 2025, dengan seluruh tiket telah terjual habis. Thom Yorke menyebut bahwa mereka kini tengah “memelajari sekitar 65 lagu” yang akan dibawakan secara bergantian dalam tur tersebut. Namun hingga kini, belum ada kepastian apakah Radiohead akan merilis materi baru bersamaan dengan comeback mereka.
Keputusan Thom Yorke untuk menolak tampil kembali di Israel menandai perubahan sikap tegas terhadap kondisi politik negara tersebut. Meski rekan-rekannya di Radiohead memiliki pandangan beragam, langkah Yorke memperlihatkan bagaimana musik dan politik dapat bersinggungan secara kompleks. Dengan kembalinya Radiohead ke panggung setelah tujuh tahun, perhatian publik kini tertuju pada bagaimana dinamika internal band ini akan memengaruhi perjalanan musik mereka ke depan.
Related Tags & Categories :