Leet Media

Tak Hanya Mengajar, Guru SD di Kediri Ini Didik Siswa Mandiri Lewat Keterampilan Menyetrika

October 9, 2025 By pj

tiktok/@pikipurba

9 Oktober 2025 – Seorang guru di Kediri menjadi sorotan publik setelah aksinya mengajarkan siswa sekolah dasar menyetrika baju viral di media sosial. Aksi sederhana namun penuh makna ini tidak hanya mengajarkan keterampilan dasar, tetapi juga menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya kemandirian dan kesetaraan gender sejak dini.

Ajarkan Keterampilan Dasar untuk Bentuk Kemandirian

Guru SD Negeri Kras 2, Desa Kras, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, bernama Muhammad Vicky Adi Purba atau akrab disapa Piki Purba, membagikan video di akun Instagram pribadinya, @pikipurba, yang menampilkan para muridnya belajar menyetrika dan melipat pakaian.

Dalam tayangan tersebut, para siswa tampak antusias mengikuti kegiatan belajar yang berbeda dari biasanya. Piki menjelaskan bahwa pembelajaran ini tidak sekadar tentang keterampilan rumah tangga, melainkan juga upaya membentuk tanggung jawab dan kemandirian anak-anak.

“Di kelas sederhana ini, anak-anak belajar hal yang sering diremehkan: Menyetrika Baju. Bukan soal setrikanya, tapi soal pesan bahwa pekerjaan rumah tangga bukan cuma tugas perempuan.” tulis Piki dalam unggahannya.

Ia menambahkan bahwa pandangan patriarki sering kali membuat masyarakat percaya bahwa laki-laki tidak perlu belajar pekerjaan domestik, padahal kemandirian merupakan hak semua orang.

“Patriarki sering bikin kita percaya, ‘cewek harus bisa masak, cowok nggak perlu.’ Padahal, yang namanya kemandirian itu hak semua orang. Kalau anak-anak diajari sejak dini, mungkin besok nggak ada lagi yang malu pegang setrika hanya karena dia laki-laki.” lanjutnya.

Unggahan tersebut mendapat banyak dukungan dari warganet. Banyak yang menilai metode mengajar Piki inspiratif dan mampu menanamkan nilai kesetaraan sejak dini.

Integrasi Nilai Asmaul Husna dan Program Sekolah

Piki, yang merupakan guru Pendidikan Agama Islam untuk murid kelas 1 hingga 6, menyebut bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari nilai-nilai asmaul husna tentang kemandirian.

“Sebenarnya kegiatan ini sub di materi implementasi nilai-nilai asmaulhusna tentang kemandirian. Jadi ini itu dulu masuk program saya P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) sekarang sudah berganti dengan kokurikuler, jadi masuknya di situ,” ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan menyetrika dilakukan oleh murid laki-laki maupun perempuan. Mereka membawa alat setrika masing-masing dari rumah dan belajar menggunakannya secara langsung.

“Jadi tidak ada lagi kata malu anak-anak sekarang,” ujarnya.
“Harapan saya, anak laki-laki itu jangan sampai malu pegang setrika,” imbuh Piki.

Menurutnya, ide pembelajaran ini berawal dari pengalaman pribadinya sejak kecil.

“Terus terang pengalaman pribadi dari kecil, saya sudah terbiasa kayak nyuci piring, menyapu, terus mencuci baju dan setrika. Karena ini tanggung jawab masing-masing,” ucapnya.

Selain menyetrika, ia juga mengajarkan keterampilan lain seperti mencuci kaus kaki dan belajar azan.

“Kalau life skill yang lain, sempat sebenarnya tapi tidak saya kontenkan dulu pernah mencuci kaus kaki,” jelasnya.

Program ini mulai dilaksanakan sejak Januari 2025 dengan persetujuan pihak sekolah, dan diterapkan kepada siswa kelas 4 satu hingga dua kali per semester.

Reaksi Positif dari Warganet dan Orang Tua

Inisiatif Piki Purba mendapat sambutan positif dari masyarakat. Banyak warganet yang menilai pendekatan ini sebagai langkah penting dalam membentuk generasi yang lebih mandiri dan setara.

“Masyaallah Tabarakallah. Hal sederhana tp berdampak luar biasa di kemudian hari,” tulis seorang warganet.

“Bapak, trimakasih sudah memutus rantai patriarki dari dini. Trimakasih banyak bapak, trimakasih. Karena jaman sekarang banyak sekali laki-laki patriarki yang menganggap bahwa perempuan derajatnya hanya menjadi pembantu yang bisa disuruh-suruh saja,” tulis pengguna lain.

“Pelajar-pelajar ini sungguh beruntung bisa belajar menghalau nilai-nilai patriarki sedari muda, karena ini akan menguntungkan semua. Keren banget Pak Guru, terima kasih banyak Pak!!” tambah warganet lainnya.

Melalui media sosial, banyak juga komentar yang menilai bahwa pelajaran seperti ini seharusnya menjadi bagian dari kurikulum sekolah dasar.

Melatih Kemandirian dan Menumbuhkan Kesetaraan

Aksi guru muda ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan bisa menjadi alat untuk melawan stereotip gender. Dengan mengajarkan keterampilan sederhana seperti menyetrika dan melipat baju, Piki berhasil menunjukkan bahwa pekerjaan rumah tangga bukanlah beban, melainkan tanggung jawab bersama.

“Menolak budaya patriarki, mari didik anak-anak kita untuk mandiri sejak dini,” tulis Piki dalam unggahannya di TikTok.

Kegiatan sederhana ini tidak hanya memberikan keterampilan praktis, tetapi juga menanamkan nilai kesetaraan, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap pekerjaan rumah tangga pada setiap anak tanpa memandang gender.

Langkah yang dilakukan Piki Purba di Kediri membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya soal teori akademik, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan nilai-nilai kehidupan. Dengan cara mengajar yang kreatif dan relevan, ia berhasil membuka pandangan baru bahwa kemandirian dan kesetaraan bisa diajarkan sejak bangku sekolah dasar.