July 31, 2025 By pj
31 Juli 2025 – Sebuah studi terbaru mengungkap pola tersembunyi dalam algoritma YouTube Shorts yang secara perlahan menggiring pengguna menjauh dari konten politik menuju video hiburan. Penelitian ini menunjukkan bahwa YouTube tidak secara langsung menyensor, tetapi menciptakan jalur algoritmik yang mendorong pengguna ke arah konten bernada positif demi menjaga keterlibatan dan meningkatkan keuntungan iklan.
Penelitian dilakukan oleh tim dari University of Arkansas bersama Centre for Information Technology Innovation, yang menganalisis lebih dari 685.000 video. Fokus utama studi adalah konten politik seperti konflik Laut China Selatan dan pemilu Taiwan 2024. Meskipun pengguna memulai dengan menonton isu-isu sensitif, setelah sekitar 50 kali rekomendasi, mereka dialihkan ke konten hiburan.
Menurut peneliti, ini bukanlah bentuk penyensoran melainkan upaya menjaga pengguna tetap aktif di platform. Algoritma YouTube memprioritaskan video dengan nada netral atau menyenangkan dan yang memiliki tingkat tayangan serta suka yang tinggi.
“YouTube sebenarnya ingin menjauhkanmu dari topik berat dan mendorongmu ke konten yang lebih bahagia demi meningkatkan interaksi dan keuntungan.” — Mert Can Cakmak
Penelitian ini menemukan bahwa meskipun pengguna awalnya memilih konten politik, algoritma mulai mengarahkan rekomendasi ke arah video lucu atau netral. Perpindahan ini terjadi dengan cepat, bahkan setelah rekomendasi pertama. Tingkat relevansi dengan topik awal menurun drastis, mendekati nol.
Studi ini juga mengamati tiga skenario durasi tonton: 3 detik, 15 detik, dan 60 detik. Hasilnya, durasi menonton tidak memengaruhi arah rekomendasi. Bahkan menonton video sampai habis justru memperkuat pola perpindahan ke konten hiburan.
Selain topik, para peneliti juga menganalisis nada emosional dalam rekomendasi. Video awal bertema politik cenderung memiliki nada netral hingga marah. Namun, pada rekomendasi selanjutnya, nada emosional berubah menjadi ceria atau netral.
Contohnya, untuk topik Laut China Selatan, video awal didominasi oleh nada netral dan marah. Tetapi setelah satu rekomendasi, terjadi lonjakan signifikan pada konten bernuansa gembira, menandakan algoritma mendorong pengguna menuju suasana hati yang lebih ringan.
Studi juga menunjukkan adanya bias terhadap video populer. Semakin banyak suka dan tayangan yang diterima sebuah video, semakin tinggi peluangnya untuk direkomendasikan. Ini menciptakan siklus penguatan di mana konten populer menjadi semakin dominan, sementara konten politik atau edukatif yang kurang menarik perhatian terpinggirkan.
Pergeseran ini menjadi tantangan besar bagi kreator yang fokus pada topik politik, berita, atau pendidikan. Sekalipun penonton menonton penuh konten serius, algoritma tetap mendorong mereka ke video ringan.
“YouTube Shorts’ recommendation algorithm demonstrates a consistent shift away from politically sensitive or emotionally negative content, favoring high-engagement and emotionally positive videos.” — Tim Peneliti
Dengan lebih dari 2 miliar pengguna bulanan, YouTube Shorts kini menjadi salah satu sumber berita utama bagi sekitar 30% warga Amerika. Perilaku algoritmik ini memiliki dampak besar terhadap keberagaman informasi dan wacana publik.
Desain sistem rekomendasi YouTube yang berorientasi pada keuntungan membuat topik-topik penting berisiko tenggelam oleh arus hiburan massal. Pengguna yang mencari informasi mendalam tentang isu global malah diarahkan ke video lucu, meninggalkan ruang publik digital yang semakin dangkal.
Related Tags & Categories :