February 13, 2025 By jay
13 Februari 2025 – Dunia teknologi sedang dihebohkan oleh kemunculan DeepSeek AI, perusahaan rintisan kecerdasan buatan asal Tiongkok yang berhasil mengguncang dominasi ChatGPT. Dalam waktu singkat, DeepSeek AI telah menjadi aplikasi gratis nomor satu di App Store Apple di Amerika Serikat, menyalip para pesaingnya dari Barat.
Keberhasilan ini tidak hanya berdampak pada persaingan teknologi, tetapi juga mengguncang pasar saham global. Saham perusahaan teknologi raksasa di AS mengalami penurunan signifikan, dengan Nvidia kehilangan kapitalisasi pasar hampir US$600 miliar dalam satu hari. Ini merupakan salah satu kejatuhan terbesar dalam sejarah pasar saham AS.
Di balik gebrakan besar ini, ada sosok jenius yang menjadi arsitek utama, yaitu Liang Wenfeng. Pria berusia 39 tahun ini telah menjelma menjadi simbol kebangkitan teknologi Tiongkok, yang selama ini lebih sering dikenal sebagai pengikut inovasi Barat. Dengan pendekatan yang berbeda, Liang membawa DeepSeek ke level yang lebih tinggi dalam persaingan kecerdasan buatan global.
Liang Wenfeng lahir dan besar di Guangdong, sebuah provinsi yang sejak tahun 1980-an menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Berbeda dengan banyak orang di sekitarnya yang lebih tertarik pada dunia bisnis, Liang lebih memilih jalur akademik. Ia menempuh pendidikan di Universitas Zhejiang dalam bidang Teknik Elektronika dan Komunikasi, kemudian melanjutkan studi hingga meraih gelar master pada tahun 2010.
Sejak kecil, Liang sudah menunjukkan ketertarikannya pada dunia sains dan teknologi. Salah satu momen yang selalu ia kenang adalah ketika ia berhasil memperbaiki radio tua milik ayahnya pada usia 12 tahun. Saat itu, ayahnya mengira radio tersebut sudah tidak bisa digunakan lagi, tetapi Liang membongkarnya, mempelajari rangkaian elektroniknya, dan berhasil membuatnya berfungsi kembali. Pengalaman ini menjadi titik awal kecintaannya pada teknologi dan inovasi.
Ketertarikannya terhadap pemrograman muncul ketika ia mulai bereksperimen dengan komputer saat remaja. Ia sering menghabiskan waktu berjam-jam di laboratorium sekolahnya untuk mempelajari kode dan algoritma. Ketekunan dan rasa ingin tahu yang besar membuatnya menjadi salah satu mahasiswa terbaik di jurusannya.
Perjalanan kariernya tidak dimulai di dunia AI. Pada tahun 2015, ia mendirikan dana lindung nilai kuantitatif yang beroperasi dengan algoritma matematika kompleks untuk perdagangan, bukan berdasarkan analisis manusia. Di bawah kepemimpinannya, dana ini berkembang pesat hingga mengelola portofolio lebih dari 100 miliar yuan pada akhir tahun 2021.
Namun, Liang memiliki visi yang lebih besar. Pada April 2023, perusahaannya mengumumkan bahwa mereka akan mengalihkan fokus dari dunia investasi ke bidang AI dengan tujuan mengeksplorasi kecerdasan umum buatan (AGI). Hanya dalam waktu sebulan, DeepSeek AI pun lahir, membawa ambisi besar untuk menyaingi atau bahkan melampaui OpenAI.
Di bawah kepemimpinan Liang, DeepSeek AI mengambil pendekatan yang berbeda dari kebanyakan perusahaan teknologi Tiongkok. Jika biasanya perusahaan Tiongkok mengadaptasi inovasi dari luar negeri dan mengembangkannya dengan cepat, Liang ingin menciptakan sesuatu yang orisinal.
“AI di Tiongkok tidak bisa terus-menerus berada di posisi sebagai pengikut. Kita sering mengatakan bahwa ada celah satu atau dua tahun antara AI Tiongkok dan AS, tetapi sebenarnya kesenjangan yang lebih besar terletak pada perbedaan antara inovasi orisinal dan sekadar meniru,” ujar Liang dalam sebuah wawancara dengan media Tiongkok Waves.
DeepSeek tidak berfokus pada pembuatan aplikasi AI untuk konsumen seperti kebanyakan pesaingnya. Sebaliknya, mereka mengalokasikan seluruh sumber daya dan talenta terbaiknya untuk mengembangkan model AI yang dapat menjadi standar industri. Visi Liang adalah menciptakan teknologi AI yang dapat digunakan oleh berbagai perusahaan lain untuk membangun produk-produk AI yang lebih luas dan lebih bermanfaat.
Salah satu keputusan paling menarik yang diambil Liang adalah menjadikan semua model AI DeepSeek sebagai open-source. Ini adalah pendekatan yang berbeda dari OpenAI, yang memilih untuk menutup akses terhadap model AI mereka.
Liang Wenfeng membuat keputusan penting dengan menjadikan semua model AI DeepSeek sebagai open-source, berbeda dengan pendekatan OpenAI yang lebih tertutup (closed-source). Open-source berarti kode sumber perangkat lunak dibuka untuk publik, memungkinkan siapa saja untuk mengakses, memodifikasi, dan mendistribusikan teknologi tersebut. Keuntungannya adalah kolaborasi global yang lebih luas, transparansi, akses tanpa biaya lisensi, dan perkembangan teknologi yang lebih cepat. Namun, tantangannya adalah kurangnya kontrol atas penggunaan dan potensi penyalahgunaan.
Sementara itu, closed-source membatasi akses ke kode, memberikan kontrol lebih besar kepada pengembang dan meningkatkan keamanan, tetapi mengurangi potensi inovasi dari komunitas yang lebih luas dan membatasi akses bagi pengguna dengan anggaran terbatas.
Dengan memilih open-source, DeepSeek mendorong inovasi lebih cepat, menarik talenta terbaik, dan memberikan dampak budaya positif, serta memposisikan diri sebagai pemimpin dalam revolusi AI global.
“Bahkan jika OpenAI bersifat closed-source, itu tidak akan menghentikan yang lain untuk mengejar. Open-source bukan hanya praktik bisnis, melainkan juga praktik budaya yang memberikan soft power bagi perusahaan yang melakukannya,” kata Liang.
Keputusan ini membuat DeepSeek lebih menarik bagi komunitas AI global, memungkinkan lebih banyak inovasi yang dapat berkembang dari teknologi yang mereka kembangkan. Hal ini juga menarik minat talenta-talenta terbaik dari universitas terkemuka di Tiongkok, yang lebih memilih bergabung dengan DeepSeek karena mereka menangani tantangan AI yang paling kompleks.
Meskipun telah mencapai kesuksesan besar dalam waktu singkat, Liang Wenfeng tidak menunjukkan tanda-tanda ingin berpuas diri. Ia percaya bahwa perjalanan DeepSeek baru saja dimulai dan masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai AGI yang sesungguhnya.
“Dalam 30 tahun terakhir, industri teknologi Tiongkok hanya menekankan pada keuntungan finansial dan mengabaikan inovasi. Inovasi tidak hanya didorong oleh bisnis, tetapi juga oleh rasa ingin tahu dan keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru,” ujar Liang.
Dengan filosofi inovasi dan keberanian untuk mengambil risiko, DeepSeek berada di garis depan revolusi AI yang akan membentuk masa depan teknologi. Tidak hanya bagi Tiongkok, tetapi juga bagi dunia.
Liang Wenfeng kini bukan hanya seorang pengusaha teknologi, tetapi juga simbol dari perubahan besar dalam industri kecerdasan buatan. Dengan DeepSeek AI, ia telah membuktikan bahwa inovasi orisinal dari Tiongkok dapat bersaing dan bahkan melampaui pencapaian perusahaan teknologi Barat. Masa depan AI mungkin tidak lagi didominasi oleh Silicon Valley, melainkan oleh pemimpin-pemimpin baru seperti Liang Wenfeng dan DeepSeek AI.
Related Tags & Categories :