July 4, 2025 By A G
04 Juli 2025 – Setelah 5.795 hari menunggu, akhirnya momen yang dinanti-nanti jutaan penggemar musik di seluruh dunia tiba. Oasis, band legendaris asal Manchester yang pernah mendefinisikan era Britpop 1990-an, resmi menggelar konser reuni mereka di Principality Stadium, Cardiff, pada Jumat (4/7) malam. Penampilan ini menandai dimulainya tur “Oasis Live ’25” yang akan menjadi salah satu peristiwa musik terbesar dekade ini.
Bagi generasi millennial yang tumbuh dengan soundtrack “Wonderwall” dan “Live Forever”, momen ini bukan sekadar konser biasa. Ini adalah kesempatan untuk menyaksikan kembali persaudaraan yang pernah terputus antara Liam dan Noel Gallagher, dua bersaudara yang musiknya pernah menjadi anthem sebuah generasi.
Oasis bukan hanya sekadar band rock dari Manchester. Mereka adalah simbol era Cool Britannia yang meroket pada pertengahan 1990-an, periode ketika kebanggaan terhadap budaya Inggris mencapai puncaknya. Band yang dibentuk dari proyek awal bernama The Rain ini kemudian berevolusi menjadi fenomena global ketika Noel Gallagher bergabung dengan syarat menjadi penulis lagu utama.
Kombinasi vokal khas Liam yang arogan namun magnetis dengan dentuman gitar Noel yang epik menciptakan formula yang sempurna. Album debut mereka “Definitely Maybe” (1994) tidak hanya merevolusi musik Britpop, tetapi juga memberikan energi baru bagi skena musik Inggris yang sedang mencari identitas.
Namun, di balik gemerlap kesuksesan yang mampu memenuhi stadion dan mencetak rekor penjualan album, konflik antara dua bersaudara ini selalu menjadi drama yang mengikuti setiap pencapaian mereka. Ketegangan yang terus memanas akhirnya memuncak pada 28 Agustus 2009 di Paris, ketika Noel memutuskan untuk keluar dari band hanya beberapa menit sebelum tampil.
Pemilihan Cardiff sebagai kota pembuka tur reuni bukanlah kebetulan. Sebagai kota universitas dengan kultur musik yang kuat, Cardiff memiliki komunitas penggemar yang antusias, terutama untuk genre alternatif dan Britpop. Principality Stadium, salah satu venue terbesar di Inggris, menjadi saksi bisu bersejarah ini.
Selama seminggu sebelum konser, stadion ikonik tersebut dipenuhi suara-suara akrab dari lagu-lagu seperti “Cigarettes & Alcohol”, “Wonderwall”, dan “Champagne Supernova” saat para personel melakukan gladi resik. “Suaranya luar biasa. Ini dia, tidak ada jalan untuk mundur sekarang,” kata Noel Gallagher dalam wawancara radio menjelang konser.
Antusiasme publik terhadap tur ini sangat luar biasa. Tiket untuk konser di Cardiff dan total 17 pertunjukan di Inggris dan Irlandia ludes dalam waktu singkat. Hal ini membuktikan daya tarik yang masih kuat dari reuni bersejarah ini, baik bagi penggemar lama maupun generasi baru yang ingin merasakan langsung energi Oasis.
Tur “Oasis Live ’25” menjadi peluncuran konser terbesar dalam sejarah Inggris dan Irlandia. Lebih dari 10 juta penggemar dari 158 negara berebut tiket ketika penjualan dimulai musim panas lalu. Sekitar 900 ribu tiket berhasil terjual, namun tidak tanpa kontroversi.
Tiket berdiri biasa yang awalnya dijual seharga £135 (sekitar Rp2,7 juta) tiba-tiba diubah menjadi kategori “in demand” oleh Ticketmaster dan dibanderol hingga £355 (sekitar Rp7,2 juta). Praktik ini memicu penyelidikan dari Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris (CMA) yang menilai platform tersebut mungkin melanggar hukum perlindungan konsumen.
Selain itu, para penggemar juga harus waspada terhadap penipuan tiket palsu. Lloyds Bank Inggris memperkirakan pada bulan April bahwa para korban secara kolektif kehilangan lebih dari £2 juta akibat penipuan daring terkait tiket Oasis.
Setelah dua malam pembuka di Cardiff pada 4 dan 5 Juli, Oasis akan melanjutkan perjalanan mereka ke Manchester, kampung halaman mereka. Lima pertunjukan berturut-turut di Heaton Park pada 11, 12, 16, 19, dan 20 Juli akan menjadi homecoming yang emosional.
Perjalanan kemudian berlanjut ke Stadion Wembley London (25, 26, 30 Juli dan 2, 3 Agustus), Stadion Scottish Gas Murrayfield Edinburgh (8, 9, 12 Agustus), dan Croke Park Dublin (16, 17 Agustus). Setelah menyelesaikan tur di Inggris dan Irlandia, mereka akan terbang ke Amerika Utara dengan pembuka di Toronto, kemudian ke Australia dan Amerika Latin.
Yang menarik, Oasis juga mengumumkan akan menggelar pertunjukan di Asia. Seoul, Korea Selatan pada 21 Oktober 2026, serta dua konser di Tokyo Dome, Jepang pada 25 dan 26 Oktober akan menjadi bagian dari tur global ini. Tiket untuk pertunjukan di Asia akan mulai dijual pada 29 November 2025.
Di atas panggung, Noel dan Liam Gallagher akan kembali bersama mantan personel Oasis seperti Gem Archer, Paul “Bonehead” Arthurs, dan Andy Bell. Mereka juga akan didampingi drummer Joey Waronker serta penyanyi latar Jess Greenfield.
Bocoran setlist yang beredar menunjukkan lagu pembuka adalah “Hello” dan penutup “Champagne Supernova”, dengan hits lainnya seperti “Roll With It”, “Live Forever”, “Supersonic”, dan “Acquiesce”. Noel juga diprediksi akan membawakan dua lagu dengan vokal utama, termasuk “Half The World Away” dan “The Masterplan”.
Namun, bagi yang berharap ada materi baru, co-manager Alec McKinlay telah menegaskan tidak ada rencana perilisan lagu baru. Menurutnya, tur ini semata-mata menjadi “kesempatan terakhir” bagi para penggemar yang belum sempat menyaksikan Oasis secara langsung.
Tur ini diharapkan memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Bank Barclays memperkirakan penggemar dapat menghabiskan lebih dari £1 miliar untuk tiket dan pengeluaran seperti transportasi dan akomodasi. Angka ini menunjukkan betapa besarnya dampak ekonomi dari reuni yang telah ditunggu-tunggu ini.
Bagi penggemar yang hadir, seperti Jeff Gachini dari Kenya yang datang langsung ke Cardiff, Oasis bukan sekadar band. “Bagi saya, Oasis adalah simbol optimisme masa muda dan cinta terhadap musik,” ujarnya. Sean Campbell, pengemudi truk berusia 35 tahun, bahkan menyebut perasaannya “seperti di Alkitab” ketika akhirnya bisa menyaksikan idolanya tampil langsung.
Reuni ini juga menandai berakhirnya spekulasi bertahun-tahun tentang kemungkinan Oasis kembali bersatu. Sejumlah sumber menyebut perceraian Noel dari Sara McDonald pada 2022 menjadi titik awal mencairnya hubungan kakak beradik ini. “Saya dengar semuanya berjalan baik sekarang,” kata Tim Abbott, mantan manajer label rekaman Oasis.
Dengan 41 pertunjukan yang akan berlangsung dari Juli hingga November, “Oasis Live ’25” menjadi kesempatan terakhir bagi generasi yang pernah merasakan euphoria Britpop untuk bernostalgia, sekaligus pengenalan bagi generasi baru terhadap musik yang pernah mendefinisikan sebuah era. Momen bersejarah ini membuktikan bahwa beberapa musik memang tidak lekang oleh waktu, dan reuni Oasis adalah salah satu yang paling dinanti-nanti dalam sejarah musik rock modern.