Leet Media

Serba-Serbi Juru Taktik Timnas Indonesia

January 19, 2025 By Abril Geralin

19 Januari 2025 – Timnas Indonesia memasuki babak baru dengan hadirnya trio pelatih dari Belanda yang membawa warna berbeda dalam sepakbola nasional. Kombinasi pengalaman dan pendekatan modern dari Patrick Kluivert, Alex Pastoor, dan Denny Landzaat menjanjikan perubahan signifikan dalam sepakbola Indonesia.

Si Pembuat Sejarah di Usia Belia

Source: Bola.com

Patrick Kluivert bukan nama sembarangan dalam jagad sepakbola dunia. Di usia yang masih sangat muda, 18 tahun, ia sudah mengukir sejarah sebagai pencetak gol termuda di final Liga Champions saat membawa Ajax Amsterdam juara pada 1995. Pencapaian ini menjadi modal berharga baginya dalam memahami tekanan di level tertinggi. Di luar lapangan, Kluivert dikenal sebagai penggemar musik reggae, menunjukkan sisi santai dari sosok yang sering terlihat serius di pinggir lapangan.

Taktik ala Kluivert

Dalam visinya untuk Timnas Indonesia, Kluivert mengusung attacking football dengan formasi 4-3-3. Mengutip gurunya Johan Cruyff, “Anda tidak bisa mencetak gol jika tidak menguasai bola,” Kluivert menekankan pentingnya build-up play dan penguasaan bola. Meski tidak dibebani target lolos Piala Dunia 2026, ia optimis Indonesia bisa meraih prestasi maksimal. “Semuanya ada di tangan kita sendiri,” tegasnya, menunjukkan keyakinan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk bersaing di level tertinggi.

El Banana yang Jago Taktik

Source: Kumparan.com

Alex Pastoor, yang dijuluki El Banana karena kebiasaannya membawa pisang saat latihan, membawa warna tersendiri dalam tim kepelatihan. Penggemar seni modern ini percaya bahwa kreativitas dalam seni bisa diterjemahkan ke dalam taktik sepakbola. Prestasi membawa Sparta Rotterdam dan Almere City promosi ke Eredivisie membuktikan kemampuannya. Pengalamannya sebagai asisten Marco van Basten di AZ Alkmaar, di mana ia pernah melatih Thom Haye, menambah kredibilitasnya dalam memahami karakter pemain Indonesia.

Sang Koki dari Maluku

Source: Radar Indramayu – Disway

Denny Landzaat, asisten pelatih berdarah Maluku, membawa kombinasi unik antara pengalaman Eropa dan pemahaman budaya Indonesia. Pemegang lisensi A UEFA dan lulusan Magister dari Johan Cruyff Institute ini tidak hanya dikenal karena gol spektakulernya ke gawang Arsenal yang membuat namanya terkenal seminggu di Inggris, tetapi juga sebagai pecinta kuliner dan bersepeda yang pernah menempuh jarak 100 km saat liburan. Kedekatannya dengan Kluivert sejak masa Ajax Amsterdam dan kemampuannya berbahasa Indonesia menjadi nilai plus dalam membangun komunikasi dengan pemain.

Momen Viral Peci Hitam

Perkenalan Kluivert kepada publik Indonesia mencuri perhatian ketika ia mengenakan peci hitam sambil memegang jersey timnas. Momen ini menuai beragam reaksi, dari yang menganggapnya sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya lokal hingga yang mempertanyakan maksud di baliknya. Namun, gestur ini menunjukkan keseriusan Kluivert dalam memahami dan menghormati budaya Indonesia.

Persiapan Matang Trio Belanda

Source: Bola.com

Komitmen trio pelatih Belanda ini terlihat dari persiapan mereka sebelum mulai bekerja. Pastoor bahkan mempelajari peta Indonesia setelah ditunjuk sebagai asisten, menunjukkan keseriusannya dalam memahami kompleksitas geografis negara ini. Pengalamannya melatih Thom Haye di AZ Alkmaar menjadi nilai plus dalam memahami karakter pemain Indonesia, sementara pendekatannya yang santai namun profesional diharapkan bisa menciptakan suasana positif dalam tim.

Visi Jangka Panjang

Meski fokus utama tertuju pada kualifikasi Piala Dunia 2026, tim pelatih ini juga mempersiapkan fondasi jangka panjang. Kombinasi pemain lokal yang disebut Kluivert sebagai “jantung dan jiwa tim” dengan pemain diaspora akan menjadi kunci strategi mereka dalam membangun tim yang solid. Tujuan mereka bukan hanya mencapai hasil instan, tetapi membangun sistem yang berkelanjutan untuk masa depan sepakbola Indonesia.

Pengalaman untuk Sepakbola Indonesia

Dengan pengalaman bermain di level tertinggi, pemahaman budaya lokal, dan pendekatan modern dalam kepelatihan, trio Belanda ini diharapkan bisa memberikan pengalaman positif bagi perkembangan sepakbola Indonesia. Debutnya melawan Australia pada Maret 2025 akan menjadi ujian pertama yang menentukan arah perjalanan timnas ke depan. Mereka juga fokus pada pengembangan pemain muda dan peningkatan standar profesionalisme dalam tim nasional.

Tantangan Serta Peluang

Tugas berat menanti trio pelatih ini mengingat ekspektasi tinggi publik sepakbola Indonesia. Namun, kombinasi pengalaman internasional mereka, pemahaman budaya lokal, dan pendekatan modern dalam metodologi pelatihan memberikan harapan baru. Latar belakang akademis Landzaat dari Johan Cruyff Institute dan kreativitas taktis Pastoor melengkapi visi besar Kluivert untuk sepakbola Indonesia.

Membangun Mental Juara

Tim kepelatihan baru ini tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga pembentukan mentalitas juara. Pengalaman Kluivert menjuarai Liga Champions di usia muda menjadi inspirasi bahwa dengan persiapan yang tepat dan mentalitas yang kuat, prestasi tinggi bukanlah hal yang mustahil. Pendekatan holistik mereka, yang memadukan profesionalisme Eropa dengan pemahaman budaya lokal, diharapkan bisa menciptakan formula sukses baru untuk sepakbola Indonesia.

Kehadiran tim pelatih baru ini membawa harapan segar bagi penggemar sepakbola Indonesia. Kombinasi antara prestasi Kluivert di level elite, kreativitas taktik Pastoor, dan pemahaman budaya Landzaat menciptakan formula menarik yang berpotensi membawa perubahan signifikan dalam sepakbola nasional. Dengan pendekatan profesional dan modern, mereka siap menulis babak baru dalam sejarah sepakbola Indonesia, membawa semangat baru dan standar profesionalisme yang lebih tinggi untuk generasi mendatang.