Leet Media

Selain Di Sumut dan Aceh, Banjir Besar Juga Melanda Sumatra Barat. 22 Orang Meninggal Dunia #PrayForSumatra

November 28, 2025 By pj

BNPB

28 November 2025 – Bencana banjir bandang dan tanah longsor melanda Sumatera Barat menyebabkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang parah. Kejadian yang dipicu oleh hujan deras ini mengakibatkan puluhan korban meninggal dunia, ribuan warga terdampak, serta memutus sejumlah akses jalan utama. Pemerintah setempat telah menetapkan status tanggap darurat sementara tim gabungan terus melakukan upaya evakuasi dan identifikasi korban. Artikel ini merangkum perkembangan terbaru dari situasi bencana berdasarkan keterangan resmi dari pihak berwenang.

Update Korban Bencana di Sumbar

Data korban bencana di Sumatera Barat terus mengalami peningkatan. Hingga Jumat pagi, 28 November 2025, tercatat sebanyak 22 orang meninggal dunia akibat bencana yang terjadi sejak Senin (24/11/2025). Dari jumlah tersebut, 20 korban telah teridentifikasi, terdiri dari 9 perempuan dan 11 laki-laki, sementara dua jenazah masih belum teridentifikasi, yakni satu perempuan dewasa dan satu anak laki-laki. “Dari total 22 korban meningkat dunia, 20 telah teridentifikasi. Dua lainnya masih dalam proses identifikasi” ujar Kasubdidokpol Polda Sumbar, dr. Eka Purnama Sari, dalam keterangan tertulisnya. Selain korban meninggal, sebanyak lima orang korban tercatat masih menjalani perawatan medis.

Proses Identifikasi Korban

Proses identifikasi korban dilakukan secara intensif di sejumlah posko, termasuk Polresta Padang, RS Bhayangkara Padang, RSUD dr. Rasidin Padang, serta posko di Polres Bukittinggi, Padang Pariaman, dan Pasaman Barat. Di Posko DVI RS Bhayangkara Padang, enam dari delapan jenazah berhasil diidentifikasi melalui data primer berupa sidik jari. Mereka yang teridentifikasi salah Yerna Wilis (57), Selvi Marta Putri (20), Agung Purnomo (35), Reki Saputra (38), Robby Handaryo (41), dan Junimar (52). Sementara itu, identifikasi melalui data sekunder (informasi keluarga) juga digunakan di beberapa lokasi seperti Polresta Padang, RSUD dr. Rasidin Padang, Polres Bukittinggi, dan Pasaman Barat untuk mengidentifikasi korban lainnya termasuk anak-anak dan lansia.

Sepuluh Orang Masih Dalam Pencarian

Fokus utama tim SAR dan DVI saat ini adalah pencarian 10 orang yang masih dilaporkan hilang. Sebanyak 9 orang di antaranya berasal dari wilayah terdampak paling parah, yakni Jorong Toboh, Malalak Timur, Kabupaten Agam. Beberapa di antaranya adalah anak-anak. Satu korban hilang lainnya, Evi Yulia Susanti (52), dilaporkan di wilayah kerja DVI Padang Pariaman. Tim DVI Polda Sumbar bersama Basarnas dan BPBD menyatakan komitmennya untuk menuntaskan proses identifikasi dan pencarian seluruh korban. “Kami terus berupaya maksimal untuk memberikan kepastian kepada pihak keluarga yang menanti kabar, baik terkait identitas korban meningkat maupun mereka yang masih hilang” ujar dr. Eka Purnama Sari.

Dampak Kerusakan Infrastruktur

Banjir bandang dan tanah longsor tidak hanya menelan korban jiwa tetapi juga menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan. Banjir dengan volume debit air besar menerjang sejumlah rumah yang berada di bantaran Sungai Minturun. Material batang pohon dan lumpur merusak rumah warga di Lubuk Minturun, Koto Tengah, Kota Padang. Jembatan penghubung di Koto Luar, Kecamatan Pauh, Kota Padang, putus akibat dihantam material banjir bandang. Cuaca ekstrem tersebut menyebabkan banjir, longsor dan sejumlah pohon tumbang di 14 titik. Data Pusat Pengendalian Operasi BPBD Sumbar mencatat cuaca ekstrem berdampak pada 17 kelurahan di 7 kecamatan di Kota Padang.

Status Tanggap Darurat dan Hambatan Penanganan

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah menetapkan status tanggap darurat dalam menangani bencana ini. Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy menjelaskan berbagai hambatan dalam penanganan bencana. “Titik longsor di badan jalan yang amblas, pohon tumbang di beberapa kabupaten dan kota” ujarnya. Hambatan-hambatan tersebut antara lain pembersihan material, akses komunikasi yang terputus, dan perbaikan darurat infrastruktur vital. Data terakhir di Sumatera Barat menunjukkan korban meningkat dunia sebanyak 12 orang dan warga terdampak sekitar 12.000 jiwa menurut pernyataan Wakil Gubernur. Upaya evakuasi dan penanganan darurat masih terus dilakukan oleh BPBD dan pihak terkait di lokasi bencana.