Leet Media

Sambutan Prabowo Lebih Meriah Dibanding PM Malaysia di Prancis, Picu Kecemburuan Politik Parlemen Malaysia

July 28, 2025 By pj

The Edge Malaysia

28 Juli 2025 – unjungan Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim ke Prancis pada Juli 2025 menjadi bahan perdebatan di parlemen Malaysia. Penyambutan yang dinilai timpang antara kedua pemimpin Asia Tenggara ini memicu reaksi keras dari sejumlah anggota parlemen Malaysia, yang merasa bahwa negara mereka kurang mendapat perhatian diplomatik dari Prancis.

Parlemen Malaysia Pertanyakan Perlakuan Tidak Setara Terhadap Anwar Ibrahim

Anggota Parlemen Malaysia Wan Ahmad Fayhsal secara terbuka menyampaikan kekecewaannya atas sambutan yang diterima Anwar Ibrahim saat kunjungan ke Prancis. Dalam sidang Dewan Rakyat yang digelar 21 Juli 2025, ia membandingkan penyambutan Anwar dengan sambutan meriah yang diterima Prabowo.

“Kenapa Anwar Ibrahim tidak dijemput? Malah, bahwa pengurus tinggi di ASEAN, beliau dijemput oleh pegawai yang protokolnya jauh lebih rendah, dibandingkan dengan Prabowo yang mendapatkan sambutan dari Menteri Dalam Negeri (Prancis),” tuturnya.

Ia juga menyoroti bagaimana media-media besar seperti Le Figaro, Le Monde, dan Le Parisien tidak meliput kedatangan Anwar, sementara Prabowo mendapat sorotan luas dari media internasional.

Machang Singgung Kehadiran Prabowo di Bastille Day

Perbandingan juga dilontarkan oleh anggota parlemen dari daerah pemilihan Machang. Ia menggarisbawahi bahwa Prabowo mendapat undangan langsung dari Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk menghadiri perayaan Hari Nasional Bastille Day 2025 di Paris.

“Prabowo hadir dijemput oleh Presiden Prancis, Macron ke perayaan hari kebangsaan Bastille Day 2025,” ujar Machang dalam forum parlemen, dikutip Liputan6.com, Minggu (27/7/2025).

Sebaliknya, Anwar disebut hanya disambut oleh pejabat protokol yang levelnya jauh di bawah, padahal Anwar menjabat sebagai Ketua ASEAN pada tahun itu.

Kunjungan Anwar Bukan Kunjungan Resmi Menurut Pemerintah Malaysia

Menanggapi kritik tersebut, Menteri Luar Negeri Malaysia, Datuk Seri Mohamad Hasan, menjelaskan bahwa kunjungan Anwar ke Prancis bukanlah kunjungan resmi kenegaraan, melainkan kunjungan singkat dalam rangka perjalanan ke KTT BRICS di Brasil.

“Itu sebenarnya merupakan kunjungan singkat perdana menteri, dalam perjalanan ke Rio den Janeiro untuk menghadiri KTT BRICS di Brasil. Dari sisi kami di Wisma Putra, kami mencatat ada undangan yang sudah lama diterima dari Italia dan Prancis supaya perdana menteri dapat berkunjung, dan kami mengambil kesempatan itu untuk memasukkan persinggahan di negara-negara itu sebagai bagian dari perjalanan,” jelas Mohamad Hasan.

Meski begitu, ia menekankan bahwa Anwar tetap mendapat kehormatan, termasuk barisan penjaga kehormatan militer dan pertemuan bilateral dengan Macron.

“Meski demikian, pertemuan itu merupakan pertemuan yang bermakna, khususnya karena ada diskusi bilateral antara Anwar dan Macron, termasuk pertemuan empat mata,” ujarnya.

Macron Apresiasi Pertemuan dengan Anwar Ibrahim

Presiden Emmanuel Macron menyebut pertemuan dengan Anwar Ibrahim sebagai momentum penting untuk menghidupkan kembali kemitraan strategis antara Prancis dan Malaysia. Macron juga menilai lawatan tersebut sebagai yang pertama dari pemimpin tinggi Malaysia dalam 15 tahun terakhir. Ia menyambut baik penandatanganan kerja sama di bidang mineral dan pembelian pesawat sebagai hasil konkret kunjungan tersebut.

Sambutan Prabowo Dinilai Representasi Diplomasi Global Indonesia

Sementara itu, sambutan terhadap Prabowo di Prancis dinilai sebagai representasi meningkatnya posisi diplomatik Indonesia di kancah global. Media internasional seperti South China Morning Post bahkan menyoroti:

“Kunjungan Presiden Indonesia ke Prancis tidak hanya peran besar bagi negaranya, tapi juga kesempatan menggambarkan negaranya sebagai pemain aktif secara global,” demikian dikutip dari artikel yang tayang 17 Juli 2025.

Prabowo sendiri menyebut Prancis sebagai mitra utama Indonesia dalam modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan kerja sama pertahanan, termasuk dalam transfer teknologi dan produksi bersama.

“Prancis adalah salah satu mitra utama Indonesia dalam modernisasi alutsista pertahanan,” kata Prabowo usai pertemuan bilateral dengan Macron di Jakarta, 28 Mei 2025.

Ia juga mengundang Macron untuk meninjau Akademi Militer (Akmil) di Magelang dan mengapresiasi kerja sama militer serta dukungan Prancis dalam IEU-CEPA dan keanggotaan Indonesia di OECD.

Sorotan atas perbedaan sambutan terhadap Anwar Ibrahim dan Prabowo Subianto di Prancis menjadi cerminan bagaimana simbolisme diplomatik masih memegang peran besar dalam persepsi publik dan politik internasional. Sementara Malaysia merasa perlu mengevaluasi strategi komunikasinya, Indonesia memanfaatkan momentum untuk memperkuat posisi sebagai kekuatan regional yang aktif secara global.