Leet Media

Rupiah Melemah, Tembus Rp 15.937 per Dolar AS di Awal Desember

December 3, 2024 By Abril Geralin

3 Desember 2024 – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali menunjukkan pelemahan. Pada Selasa (3/12) pagi, rupiah berada di level Rp15.937 per dolar AS, melemah sebesar 31,5 poin atau 0,20 persen dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya. Kondisi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi mata uang Garuda di tengah dinamika ekonomi global dan regional.

Kondisi Mata Uang Asia

Di kawasan Asia, pergerakan mata uang menunjukkan pola yang bervariasi. Yen Jepang dan Baht Thailand masing-masing melemah sebesar 0,22 persen dan 0,14 persen, sedangkan yuan China mencatat pelemahan yang lebih tajam sebesar 0,30 persen. Di sisi lain, beberapa mata uang Asia menunjukkan penguatan meskipun tipis, seperti Peso Filipina yang menguat 0,01 persen dan Won Korea Selatan yang naik 0,14 persen.

Sementara itu, Dolar Singapura melemah sebesar 0,22 persen, dan Dolar Hong Kong turun tipis 0,01 persen. Pergerakan yang tidak seragam ini mencerminkan ketidakpastian ekonomi di kawasan yang turut memengaruhi stabilitas rupiah.

Mata Uang Negara Maju Ikut Melemah

Mata uang utama dari negara-negara maju juga berada di zona merah pada perdagangan pagi ini. Euro Eropa melemah 0,10 persen, Poundsterling Inggris turun 0,07 persen, dan Franc Swiss melemah 0,16 persen. Selain itu, Dolar Australia dan Dolar Kanada masing-masing mencatat pelemahan sebesar 0,14 persen dan 0,05 persen.

Kondisi ini menunjukkan bahwa pelemahan mata uang tidak hanya terjadi di negara berkembang, tetapi juga di negara maju, yang berhadapan dengan tekanan global seperti inflasi dan kebijakan moneter.

Faktor Penyebab Pelemahan Rupiah

Source: Sindo.News

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah kali ini dipengaruhi oleh penguatan dolar AS. Data manufaktur ISM dan PMI dari Amerika Serikat yang lebih baik dari perkiraan menjadi pemicu utama.

Namun, ia menambahkan bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar AS akan cenderung terbatas. Pernyataan dari pejabat Federal Reserve (The Fed), seperti Christopher Waller dan John Williams, memberikan sinyal dovish. Kedua pejabat tersebut mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan suku bunga pada September mendatang, yang dapat membatasi kekuatan dolar AS di pasar global.

Lukman memperkirakan pergerakan rupiah pada hari ini akan berada di kisaran Rp15.850 hingga Rp15.950 per dolar AS. Rentang ini mencerminkan dinamika pasar yang masih cukup fluktuatif.

Dampak Pelemahan Rupiah terhadap Ekonomi Indonesia

Pelemahan nilai tukar rupiah dapat memberikan dampak beragam pada perekonomian Indonesia. Di satu sisi, pelemahan rupiah dapat meningkatkan daya saing ekspor, karena harga barang Indonesia menjadi lebih murah bagi pembeli internasional. Namun, di sisi lain, pelemahan rupiah juga berarti bahwa biaya impor barang, termasuk bahan baku dan barang konsumsi, menjadi lebih mahal.

Kenaikan harga barang impor dapat memicu inflasi, yang akan berpengaruh pada daya beli masyarakat. Selain itu, perusahaan yang memiliki utang dalam Dolar AS juga harus membayar lebih mahal untuk memenuhi kewajiban mereka, yang dapat membebani kinerja keuangan.

Upaya Pemerintah dan Bank Indonesia

Untuk mengatasi tekanan terhadap rupiah, Bank Indonesia (BI) terus melakukan intervensi di pasar valuta asing. BI juga menerapkan kebijakan moneter yang ketat guna menjaga stabilitas nilai tukar.

Selain itu, pemerintah melalui kebijakan fiskal berupaya menjaga stabilitas ekonomi domestik dengan meningkatkan investasi, memperkuat cadangan devisa, dan mendorong peningkatan ekspor. Sinergi antara kebijakan moneter dan fiskal diharapkan dapat membantu rupiah stabil di tengah tekanan global.

Prediksi Ke Depan

Ke depan, nilai tukar rupiah akan sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global, termasuk kebijakan The Fed dan perkembangan ekonomi di negara-negara maju. Jika The Fed memangkas suku bunga, maka ada potensi pelemahan dolar AS, yang bisa memberikan ruang penguatan bagi rupiah.

Namun, risiko seperti ketidakpastian geopolitik dan fluktuasi harga komoditas tetap menjadi faktor yang harus diwaspadai. Dalam jangka pendek, pergerakan rupiah kemungkinan akan terus dipengaruhi oleh sentimen pasar terhadap data ekonomi global dan kebijakan moneter utama.

Pelemahan rupiah ke level Rp15.937 per dolar AS mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam menjaga stabilitas mata uang di tengah tekanan global. Meskipun terdapat potensi penguatan di masa depan, pemerintah dan Bank Indonesia perlu terus bersinergi untuk menghadapi risiko ekonomi yang semakin kompleks.

Dengan langkah strategis yang tepat, stabilitas nilai tukar rupiah dapat terjaga, mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi Indonesia.