June 27, 2025 By pj
27 Juni 2025 – Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) menorehkan tonggak sejarah penting dengan keberhasilan peluncuran satelit nano pertamanya, RIDU-SAT 1. Prestasi ini menandai langkah maju dalam penguasaan teknologi antariksa oleh institusi pendidikan tinggi nasional sekaligus memperkuat komitmen Indonesia menuju kemandirian teknologi satelit.
Langkah Strategis Unhan RI Menuju Orbit
Peluncuran RIDU-SAT 1 dilakukan pada Selasa, 24 Juni 2025 pukul 04.26 WIB dari Stasiun Peluncuran SpaceX di Vandenberg, California, Amerika Serikat. Satelit berukuran 10×10×11,3 cm ini mengorbit secara polar di ketinggian 519 kilometer menggunakan roket Falcon 9 dalam misi Transporter-14. Kecepatan orbitnya mencapai sekitar 27.300 km/jam dan berada di urutan ke-7 dari total 72 satelit yang diluncurkan dalam misi tersebut.
Proses peluncuran mencakup fase pemisahan pada pukul 05.16 WIB (T+00.50.00) dan dilanjutkan dengan fase “radio silent” selama tiga jam untuk stabilisasi sistem. Komunikasi perdana dengan Ground Station Unhan RI dijadwalkan terjadi sekitar pukul 12.00 WIB saat RIDU-SAT 1 melintasi langit Sentul dengan elevasi 30°.
Kolaborasi dan Transfer Pengetahuan Internasional
RIDU-SAT 1 merupakan hasil kolaborasi antara Unhan RI, Berlin Nanosatelliten Allianz (BNA) di Jerman, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan komunitas AMSAT-ID (Amatir Satelit Indonesia). Sivitas akademika Unhan, termasuk para kadet mahasiswa dan dosen, terlibat langsung dalam desain, integrasi, pengujian, dan peluncuran satelit. Mereka juga menjalani pelatihan langsung mengenai Assembly, Integration, and Testing (AIT) satelit nano di Berlin sebagai bagian dari program transfer of knowledge internasional.
Fungsi Utama RIDU-SAT 1 dan Manfaat Bagi Indonesia
Satelit RIDU-SAT 1 dirancang sebagai platform pendidikan dan penelitian teknologi satelit. Salah satu fungsi utamanya adalah sebagai media komunikasi darurat berbasis Automatic Packet Reporting System (APRS). Sistem ini sangat penting untuk mendukung respons kebencanaan seperti banjir dan gempa, terutama di wilayah-wilayah terpencil serta daerah terluar Indonesia.
Simbol Kemandirian Teknologi dan Semangat Inovasi
Peluncuran ini menjadi simbol nyata keterlibatan aktif perguruan tinggi dalam pembangunan teknologi pertahanan negara. Rektor Unhan RI, Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A., dalam acara doa bersama menyampaikan bahwa, “keberhasilan ini bukan hanya capaian teknis, melainkan simbol nyata bahwa perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam pembangunan kemandirian teknologi pertahanan negara.”
RIDU-SAT 1 juga menempatkan Unhan RI sebagai universitas pertama di Indonesia yang tidak hanya merancang tetapi juga mengoperasikan satelit nano secara mandiri. Hal ini memperkuat posisi Unhan sebagai pelopor riset satelit nano dalam lingkungan pendidikan tinggi nasional, melanjutkan jejak program sebelumnya seperti Iinusat-1 (2011) dan Surya Satellite 1 (2023).
Dukungan Penuh Pemerintah dan Momentum Kolaborasi Nasional
Peluncuran RIDU-SAT 1 mendapat dukungan langsung dari pemerintah, sejalan dengan visi Presiden RI Prabowo Subianto dalam membangun kemandirian teknologi nasional berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoedin, turut menunjukkan komitmen kuat terhadap pengembangan sumber daya manusia unggul di bidang teknologi antariksa.
Kegiatan peluncuran RIDU-SAT 1 dipantau secara langsung oleh tim dari Stasiun Bumi Satelit Amatir (SBSA) Unhan RI, penggiat satelit dari AMSAT-ID, serta 35 ground station radio amatir dari seluruh Indonesia. Ini menjadikan peluncuran RIDU-SAT 1 sebagai momentum kolaboratif nasional dalam teknologi antariksa.
Menyongsong Masa Depan Satelit Indonesia
Program RIDU-SAT tidak hanya berhenti pada peluncuran satu satelit. Inisiatif ini menjadi fondasi berkelanjutan bagi pengembangan ekosistem teknologi satelit nasional yang terintegrasi, melibatkan akademisi, peneliti, pemerintah, komunitas satelit, dan industri. Dengan pencapaian ini, Indonesia semakin diperhitungkan dalam peta teknologi antariksa global.
Related Tags & Categories :