Leet Media

Ribuan Musisi Inggris Terlibat dalam Perilisan Album Bisu Berjudul “Is This What We Want?” Sebagai Bentuk Protes Terhadap AI

March 2, 2025 By Rio Baressi

2 Maret 2025 – Sebagai bentuk protes terhadap kebijakan baru pemerintah Inggris yang mempermudah penggunaan karya berhak cipta oleh perusahaan teknologi kecerdasan buatan (AI), lebih dari 1.000 musisi Inggris, termasuk nama besar seperti Kate Bush, Damon Albarn, Ed O’brien, hingga Dan Smith, merilis album tanpa suara berjudul Is This What We Want?. Album ini menjadi simbol perlawanan atas ancaman terhadap industri musik yang dihadirkan oleh teknologi AI.

Apa yang Melatarbelakangi Protes Ini

Para musisi menentang rancangan undang-undang yang memungkinkan perusahaan AI menggunakan materi berhak cipta tanpa perlu membayar royalti, kecuali jika pencipta secara aktif menolak. Sistem “opt-out” ini dianggap tidak adil karena tidak mungkin bagi seniman untuk melacak dan menghubungi semua perusahaan AI yang menggunakan karya mereka​.

Damon Albarn, Kate Bush, dan Billy Ocean menjadi suara terdepan dalam gerakan ini, dengan pernyataan keras bahwa kebijakan ini berpotensi menghancurkan mata pencaharian ribuan seniman baru di Inggris. Bahkan Kate Bush bertanya retoris, “Akankah suara kami lenyap tak berbekas di masa depan?”​.

Simbol Protes Album Bisu

Album Is This What We Want? terdiri dari 12 trek berisi keheningan yang direkam di studio dan ruang pertunjukan kosong. Judul-judul lagu jika dibaca berurutan membentuk pesan tegas: “Pemerintah Inggris tidak boleh melegalkan pencurian musik demi keuntungan perusahaan AI”. Pendapatan dari album ini akan disumbangkan ke Help Musicians, sebuah badan amal yang mendukung para musisi yang menghadapi kesulitan finansial​.

Kampanye Tambahan untuk “Make It Fair”

Selain album, musisi Inggris meluncurkan kampanye “Make It Fair” untuk menekan pemerintah agar mempertimbangkan kembali proposal ini. Iklan surat kabar nasional dan seruan kepada masyarakat untuk menulis surat protes kepada anggota parlemen menjadi bagian dari strategi kampanye ini. Langkah ini menunjukkan kesatuan dan urgensi dari komunitas kreatif untuk mempertahankan hak-hak mereka​.

Reaksi dan Dampak Kebijakan

Pemerintah Inggris menyatakan bahwa belum ada keputusan final mengenai perubahan aturan ini dan bahwa mereka sedang mencari solusi untuk menyeimbangkan kepentingan pengembang AI dan pemegang hak cipta. Namun, skeptisisme mendalam dari komunitas kreatif mencerminkan kekhawatiran nyata akan masa depan industri musik jika undang-undang ini diterapkan​.Protes ini tidak hanya menggambarkan kekhawatiran atas hilangnya hak cipta, tetapi juga menunjukkan ancaman lebih besar terhadap kelangsungan kreativitas manusia dalam menghadapi perkembangan teknologi. Album Is This What We Want? menjadi simbol penting perjuangan para seniman melawan eksploitasi teknologi tanpa regulasi yang memadai. Apakah pemerintah Inggris akan mendengarkan suara ini? Hanya waktu yang bisa menjawab.