February 28, 2025 By Abril Geralin
28 Februari 2025 – Reed Hastings dan Marc Randolph adalah dua tokoh kunci di balik lahirnya Netflix, salah satu platform streaming terbesar di dunia. Meskipun Reed Hastings lebih dikenal sebagai wajah utama Netflix. Marc Randolph, memainkan peran penting dalam membentuk fondasi perusahaan. Keduanya membawa latar belakang dan keahlian yang berbeda, tetapi memiliki visi yang sama, menciptakan platform yang memudahkan akses masyarakat terhadap konten hiburan. Kolaborasi mereka mengubah Netflix dari layanan rental DVD sederhana menjadi raksasa streaming global yang menguasai industri hiburan modern.
Reed Hastings, pendiri dan CEO Netflix, adalah sosok di balik salah satu perusahaan streaming terbesar di dunia. Namun, jalan menuju kesuksesan Netflix tidaklah mulus. Awalnya, Netflix didirikan pada tahun 1997 sebagai layanan rental DVD online. Konsepnya sederhana: pelanggan memilih DVD melalui internet, dan Netflix mengirimkannya via pos. Ide ini muncul dari pengalaman pribadi Hastings yang didenda US$40 (sekitar Rp624 ribu) karena terlambat mengembalikan DVD “Apollo 13” di Blockbuster. Meskipun rekan pendiri Netflix, Marc Randolph, menyangkal cerita ini dan menganggapnya sebagai dramatisasi, kisah tersebut tetap menjadi bagian dari narasi awal Netflix.
Randolph, yang hengkang dari Netflix pada 2002, menyatakan bahwa ide Netflix muncul dari keinginan mereka untuk menciptakan platform seperti Amazon.com, tetapi khusus untuk film dan serial TV. Terlepas dari perbedaan versi, kedua pendiri sepakat bahwa Netflix lahir dari visi untuk memudahkan akses masyarakat terhadap konten hiburan.
Netflix memulai perjalanannya sebagai layanan rental DVD dengan sistem berlangganan. Pada tahun 2000, perusahaan ini mencoba menawarkan diri ke Blockbuster, namun ditolak. Lima tahun kemudian, Netflix telah memiliki 4,5 juta pelanggan. Perubahan besar terjadi pada tahun 2007 ketika Netflix beralih ke layanan streaming online. Langkah ini menjadi titik balik yang mengantarkan Netflix menjadi raksasa hiburan digital.
Pada tahun 2010, Netflix telah memiliki 16 juta pelanggan. Bertahun-tahun kemudian, jumlah pelanggannya melonjak menjadi lebih dari 200 juta. Meskipun sempat kalah dari Disney yang memiliki 221,1 juta pelanggan pada tahun 2022, Netflix tetap menjadi salah satu pemain utama di industri streaming. Keberhasilan ini tidak lepas dari strategi Netflix yang tidak hanya menyiarkan konten existing, tetapi juga memproduksi konten original seperti “House of Cards”, “Money Heist”, dan “The Queen’s Gambit”. Netflix mencatat total aset sebesar $53,63 miliar atau setara dengan Rp889 Triliun pada kuartal yang berakhir pada 31 Desember 2024, mengalami peningkatan 10,05% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini mencerminkan pertumbuhan berkelanjutan perusahaan di tengah persaingan ketat dalam industri streaming global.
Reed Hastings lahir di Boston, Massachusetts, pada 8 Oktober 1960. Dia lulus dengan gelar sarjana matematika dari Bowdoin College dan sempat menjadi sukarelawan Peace Corps, mengajar matematika di Swaziland. Pengalamannya ini menggabungkan semangat petualangan dan pengabdian masyarakat. Setelah kembali ke AS, Hastings melanjutkan studi S2 di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence) di Stanford.
Pada tahun 1991, Hastings memulai karir bisnisnya dengan mendirikan Pure Software, sebuah perusahaan yang mengembangkan perangkat debugging untuk teknisi komputer. Perusahaan ini tumbuh pesat, dan Hastings menjadi CEO-nya. Namun, nasib membawanya ke dunia hiburan ketika dia mendirikan Netflix pada tahun 1997. Reed Hastings memiliki total kekayaan mencapai Rp92,9 Triliun.
Marc Randolph, lahir di New York pada 29 April 1958, adalah anak tertua dari Stephen Bernays Randolph, seorang penasihat keuangan asal Austria. Di masa remajanya, Randolph menghabiskan waktu liburan musim panasnya dengan bekerja di National Outdoor Leadership School, bahkan menjadi salah satu instruktur termuda di sana. Randolph lulus dari Hamilton College di New York dengan gelar di bidang geologi, namun minatnya justru lebih tertarik pada dunia pemasaran dan teknologi.
Setelah lulus, Randolph memulai karirnya sebagai pemasar di Cherry Lane Music Company di New York. Di sana, ia belajar banyak tentang pemasaran dan sering melakukan eksperimen untuk menilai efektivitas teknik pemasaran yang berbeda. Pengalaman ini membantunya mengembangkan perangkat lunak komputer untuk riset pasar, yang memungkinkannya memahami faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pembelian pelanggan.
Randolph kemudian bekerja di Borland International pada tahun 1988 sebagai bagian dari tim marketing. Pada tahun 1995, ia bergabung dengan Pure Atria sebagai wakil presiden pemasaran. Di sinilah ia bertemu dengan Reed Hastings, CEO Pure Atria, yang kelak menjadi rekan bisnisnya di Netflix. Bersama Hastings, Randolph mulai mengembangkan ide untuk membangun perusahaan penyewaan CD dengan konsep mirip Amazon.com, tetapi khusus untuk film dan serial TV. Marc Randolph memiliki total kekayaan mencapai Rp2,3 Triliun.
Netflix tidak hanya mengubah cara orang menonton film dan serial TV, tetapi juga menciptakan standar baru dalam industri hiburan. Dengan model berlangganan dan konten original yang berkualitas, Netflix berhasil menarik perhatian global. Pada tahun 2015, saham Netflix naik hampir 10.000% dibandingkan saat IPO tahun 2002, menunjukkan betapa suksesnya perusahaan ini.
Selain itu, Netflix juga dikenal sebagai pelopor dalam memproduksi konten lokal di berbagai negara, seperti “Money Heist” dari Spanyol dan “Sacred Games” dari India. Hal ini tidak hanya memperluas pasar Netflix, tetapi juga memberikan pengakuan terhadap karya-karya lokal.
Netflix, yang didirikan oleh Reed Hastings dan Marc Randolph pada tahun 1997, berkembang dari layanan rental DVD menjadi raksasa streaming global. Inovasi strategis seperti transisi ke streaming pada 2007 dan produksi konten orisinal menjadikan Netflix pemimpin industri hiburan digital. Di bawah kepemimpinan Hastings, perusahaan mencatat pertumbuhan pesat, dengan total aset mencapai $53,63 miliar pada akhir 2024. Kontribusi Netflix terhadap industri hiburan terlihat dari model bisnis berbasis langganan dan investasi dalam produksi konten lokal, menjadikannya platform yang mengubah cara masyarakat menikmati hiburan di seluruh dunia.