January 14, 2025 By Abril Geralin
14 Januari 2025 – Bandara Husein Sastranegara, yang berlokasi di Jalan Pajajaran No. 156, Kelurahan Husein Sastranegara, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, kembali menjadi sorotan setelah Walikota terpilih Muhammad Farhan mengumumkan rencana reaktivasinya. Bandara bersejarah ini memiliki nilai historis yang mendalam sebagai peninggalan era kolonial yang telah bertransformasi menjadi aset strategis Kota Bandung.
Cikal bakal Bandara Husein Sastranegara dimulai pada tahun 1920, ketika Belanda mendirikan Vliegveld Andir. Setelah mengalami berbagai periode transisi, termasuk masa pendudukan Jepang (1942-1945) dan masa vakum pasca kemerdekaan (1945-1949), bandara ini akhirnya berkembang menjadi pangkalan militer AURI pada tahun 1969-1973. Nama bandara ini mengabadikan sosok pilot militer AURI yang gugur dalam latihan terbang tahun 1946.
Salah satu keunikan Bandara Husein Sastranegara terletak pada arsitekturnya yang mengusung konsep “Modern yet Traditional”. Bangunan bandara ini dirancang dengan mengadopsi elemen rumah adat Sunda, khususnya rumah Julang Ngapak pada bagian utamanya. Perpaduan arsitektur modern dan tradisional ini mencerminkan komitmen untuk melestarikan warisan budaya lokal sambil mengakomodasi kebutuhan infrastruktur modern.
Dalam konferensi pers seusai penetapannya sebagai Walikota Bandung periode 2025-2030 pada 9 Januari 2025, Muhammad Farhan menegaskan komitmennya untuk menghidupkan kembali aktivitas penerbangan komersil di Bandara Husein Sastranegara. Visi ini mencakup rencana untuk mengembalikan status bandara sebagai bandara internasional.
Farhan telah menyiapkan langkah strategis untuk merealisasikan visi tersebut, termasuk pengajuan peninjauan untuk membuka kembali jadwal penerbangan reguler komersial. Rencana ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas Kota Bandung dengan berbagai destinasi, baik domestik maupun internasional.
Reaktivasi Bandara Husein Sastranegara diprediksi akan memberikan dampak signifikan bagi perekonomian Kota Bandung. Dengan lokasinya yang strategis di jantung kota, bandara ini berpotensi menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan arus wisatawan dan aktivitas bisnis.
Untuk mewujudkan program reaktivasi ini, Farhan menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan. Pendekatan kolaboratif ini diyakini sebagai kunci keberhasilan dalam menghidupkan kembali peran strategis Bandara Husein Sastranegara.
Dengan menggabungkan nilai historis, arsitektur unik, dan visi pembangunan yang modern, reaktivasi Bandara Husein Sastranegara merepresentasikan langkah penting dalam evolusi Kota Bandung. Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan konektivitas kota, tetapi juga menjaga warisan sejarah sambil membangun masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Kota Bandung.
Melalui program reaktivasi ini, Bandara Husein Sastranegara diharapkan dapat kembali menjadi gerbang udara yang vital bagi Kota Bandung, menghubungkan kota ini dengan berbagai destinasi sambil tetap mempertahankan karakteristik uniknya sebagai bandara bersejarah dengan sentuhan budaya lokal yang kuat.