February 2, 2025 By Rio Baressi
3 Februari 2025 – Apple kembali membuat gebrakan dengan menghadirkan fitur terbaru dalam sistem operasi iOS 18.3. Kali ini, perusahaan asal Cupertino tersebut berkolaborasi dengan Starlink, layanan internet satelit milik SpaceX, untuk membawa konektivitas internet yang lebih luas dan andal ke perangkat iPhone. Kolaborasi ini disinyalir sebagai langkah revolusioner yang dapat mengubah cara pengguna iPhone mengakses internet, terutama di daerah terpencil atau minim sinyal.
iOS 18.3 menjadi pembaruan sistem operasi yang dinanti-nantikan oleh banyak pengguna iPhone. Kolaborasi ini juga akan melibatkan T-Mobile US Inc. sebagai mitra operator seluler, menandai langkah baru dalam pengembangan teknologi komunikasi satelit untuk perangkat mobile. Salah satu fitur unggulan yang dibawa adalah dukungan Starlink Direct-to-Cell. Fitur ini memungkinkan komunikasi tanpa jaringan seluler, sebuah inovasi yang sangat dibutuhkan di era digital.
T-Mobile sudah memulai tahap pengujian beta layanan Starlink di AS dengan mengaktifkan beberapa iPhone terpilih dalam program ini. Pengguna yang terpilih menerima pesan teks dari T-Mobile yang menyatakan, “Anda berada di T-Mobile Starlink beta. Anda sekarang dapat tetap terhubung dengan mengirim pesan teks melalui satelit dari mana saja. Untuk mulai mengalami cakupan di luar, harap perbarui ke iOS 18.3.”
Teknologi ini tidak hanya bermanfaat bagi mereka yang sering bepergian ke daerah-daerah terpencil tetapi juga bagi pengguna yang tinggal di wilayah dengan jaringan telekomunikasi yang tidak stabil. Starlink sendiri dikenal mampu memberikan akses internet berkecepatan tinggi dengan latensi rendah, bahkan di wilayah pedesaan atau daerah terpencil.
Konektivitas Starlink di iPhone memanfaatkan jaringan satelit yang ditempatkan di orbit rendah bumi (Low Earth Orbit/LEO). Jaringan ini dirancang untuk menyediakan internet berkecepatan tinggi dengan latensi rendah, sehingga pengguna dapat menikmati pengalaman browsing, streaming, dan komunikasi yang lancar.
Saat iPhone kehilangan koneksi seluler, sistem akan secara otomatis berusaha tersambung dengan satelit Starlink yang berada di luar angkasa. Pengguna kemudian bisa memilih untuk menggunakan jaringan Starlink atau Globalstar, atau menggunakan layanan Emergency SOS bila dalam keadaan darurat.
Kerjasama yang terjalin antara Apple dan SpaceX dipandang sebagai keputusan strategis yang memberi keuntungan untuk kedua perusahaan. Bagi Apple yang telah diakui sebagai pionir teknologi, langkah ini memperkokoh sistem produknya dengan menghadirkan fitur terbaru yang diminati pengguna. Di sisi lain, SpaceX mendapat keuntungan dari bertambahnya pengguna layanan Starlink yang berimbas pada perluasan pasar mereka.
Kolaborasi antara Apple dan Starlink diyakini akan membawa dampak positif bagi pengguna iPhone, terutama dalam hal konektivitas internet. Dengan adanya fitur ini, pengguna tidak perlu lagi khawatir kehilangan sinyal saat berada di daerah terpencil. Selain itu, fitur ini juga dapat menjadi solusi darurat saat terjadi bencana alam, di mana jaringan komunikasi konvensional seringkali terganggu.
Hadirnya fitur ini juga memberikan solusi yang tepat bagi para traveler. Mereka bisa terus berkomunikasi dengan kerabat atau kolega walau sedang berada di lokasi dengan jaringan seluler terbatas. Fitur ini juga membantu meningkatkan efisiensi kerja, khususnya untuk profesi yang memerlukan koneksi internet yang lancar, seperti wartawan, tim ekspedisi, atau peneliti.
Hadirnya teknologi Starlink melalui iOS 18.3 juga memicu kekhawatiran di kalangan penyedia layanan internet lokal. Dengan kemampuan Starlink untuk menyediakan konektivitas internet langsung melalui satelit, beberapa operator seluler dan penyedia layanan internet berbasis satelit lokal merasa bisnis mereka terancam. Menurut laporan dari CNBC Indonesia, beberapa pengusaha lokal mengungkapkan bahwa penetrasi Starlink di pasar Indonesia bisa mengurangi pangsa pasar mereka secara signifikan.
Sejumlah penyedia layanan lokal menyuarakan kekhawatiran mereka terkait ketidaksiapan menghadapi teknologi satelit yang dibawa SpaceX. Berdasarkan laporan Kompas.com, mereka mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk mendapatkan perlindungan agar industri lokal mampu bertahan dalam persaingan. Namun, pemerintah lebih memilih mendorong perusahaan lokal untuk meningkatkan mutu layanannya daripada memberikan proteksi tambahan.
Liputan6.com juga menyebutkan bahwa masuknya Starlink ke Indonesia dapat memicu perubahan besar dalam industri telekomunikasi. Operator seluler lokal yang selama ini mengandalkan jaringan berbasis darat perlu melakukan inovasi agar tetap relevan di tengah persaingan yang semakin ketat.
Pertanyaan utama yang banyak diajukan adalah kapan fitur ini akan tersedia di Indonesia. Hingga saat ini, belum ada tanggal pasti yang diumumkan oleh Apple maupun SpaceX. Namun, langkah menuju implementasi tampaknya sudah mulai dilakukan.
Kehadiran iOS 18.3 dengan integrasi Starlink menjadi berita baik bagi pengguna iPhone di Indonesia. Meski demikian, mereka masih perlu bersabar sampai semua persyaratan regulasi dan infrastruktur untuk layanan ini terpenuhi. Kerjasama yang terjalin antara Apple, SpaceX, dan pemerintah Indonesia diharapkan dapat mempercepat akses masyarakat terhadap teknologi ini.