Leet Media

Pramono Berencana Naikkan Tarif Parkir di Jakarta untuk Subsidi Transportasi Gratis dan Ubah Gaya Mobilitas Warga

June 14, 2025 By pj

12 Juni 2025 – Bagi kamu yang setiap hari commuting ke Jakarta dengan kendaraan pribadi, bersiaplah untuk merogoh kocek lebih dalam. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, secara resmi mengumumkan rencana kenaikan tarif parkir yang akan diterapkan secara bertahap. Kebijakan kontroversial ini menjadi bagian dari strategi besar untuk mengubah wajah transportasi ibu kota yang selama ini dikenal macet dan polusi tinggi.

“Maaf kepada mereka yang secara finansial berkecukupan, tetapi saya berniat untuk secara bertahap menaikkan biaya parkir,” tegas Pramono saat melakukan kunjungan ke kawasan Semanggi, Jakarta Selatan. Pernyataan ini langsung menjadi sorotan publik, terutama bagi generasi milenial dan Gen Z yang mayoritas masih bergantung pada kendaraan pribadi untuk mobilitas sehari-hari.

Mengapa Tarif Parkir Jakarta Harus Naik?

Keputusan menaikkan tarif parkir bukan sekadar kebijakan populis semata. Pramono memiliki visi jangka panjang untuk mengubah mindset masyarakat Jakarta dalam bermobilitas. Selama ini, kemudahan akses parkir dengan tarif murah justru mendorong masyarakat semakin bergantung pada kendaraan pribadi, yang berdampak pada kemacetan yang semakin parah dan kualitas udara yang terus memburuk.

Strategi ini sebenarnya mengadopsi konsep yang sudah berhasil diterapkan di berbagai kota metropolitan dunia, seperti Singapura dan London. Dengan membuat biaya kepemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi menjadi lebih mahal, diharapkan masyarakat akan secara natural beralih ke alternatif yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Bagi generasi muda yang sudah terbiasa dengan lifestyle praktis dan efisien, kebijakan ini sebenarnya bisa menjadi blessing in disguise. Dengan transportasi umum yang semakin baik dan terintegrasi, commuting harian bisa menjadi lebih produktif kamu bisa membaca, bekerja, atau bahkan istirahat selama perjalanan, berbeda dengan stress driving di tengah kemacetan Jakarta.

Electronic Road Pricing: Revolusi Sistem Jalan Berbayar

Selain kenaikan tarif parkir, Pramono juga akan mengimplementasikan sistem Electronic Road Pricing (ERP) atau jalan berbayar elektronik. Sistem ini akan ditargetkan khusus untuk pengguna kendaraan pribadi yang secara finansial mampu.

“Saya akan pasang yang namanya ERP bagi orang yang mampu. Jadi monggo saja, kalau mau naik kendaraan pribadi, satu orang bawa 10 mobil enggak apa-apa, tapi bayar,” ujar Pramono dengan tegas.

ERP bukanlah konsep baru dalam dunia transportasi urban. Sistem ini telah terbukti efektif mengurangi volume kendaraan di jalan-jalan protokol dan meningkatkan kecepatan rata-rata perjalanan. Bagi kamu yang bekerja di sektor kreatif, startup, atau perusahaan teknologi, hal ini sebenarnya memberikan value lebih karena waktu tempuh yang lebih predictable dan efisien.

Yang menarik dari rencana Pramono adalah timing implementasi ERP. Sistem ini baru akan diterapkan setelah jaringan TransJabodetabek diperluas hingga mencakup wilayah penyangga ibu kota. Saat ini sudah ada lima rute TransJabodetabek yang beroperasi: Blok M-Alam Sutera, Blok M-PIK 2, Blok M-Bogor, Cawang-Vida Bekasi, dan Lebak Bulus-Sawangan.

15 Golongan Masyarakat yang Diuntungkan

Meski tarif parkir dan ERP akan naik, Pramono memastikan bahwa kebijakan ini tidak akan memberatkan masyarakat kurang mampu. Sebaliknya, dana yang terkumpul dari kedua sumber ini akan digunakan untuk memberikan subsidi transportasi umum gratis bagi 15 golongan masyarakat prioritas.

Berikut adalah 15 golongan yang akan menikmati fasilitas transportasi umum gratis:

  1. PNS & Pensiunan DKI Jakarta
  2. Tenaga Kontrak Pemprov DKI
  3. Penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP)
  4. Pekerja Bergaji UMP
  5. Penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa
  6. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
  7. Warga Kepulauan Seribu
  8. Penerima Raskin
  9. TNI & Polri
  10. Veteran
  11. Penyandang Disabilitas
  12. Lansia (di atas 60 tahun)
  13. Pengurus Rumah Ibadah
  14. Guru dan Staf PAUD
  15. Juru Pemantau Jentik (Jumantik)

Bagi kamu yang masuk dalam kategori ini, kebijakan Pramono justru memberikan keuntungan besar. Bayangkan bisa naik MRT, LRT, dan TransJakarta secara gratis setiap hari penghematan yang signifikan untuk budget bulanan.

Persiapan Menuju TransJabodetabek Terintegrasi

Visi besar Pramono tidak berhenti pada Jakarta saja. Dia menargetkan agar sistem TransJabodetabek dapat menjangkau hingga Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, bahkan Cianjur. “Bahkan saat TransJabodetabek terbentuk, masyarakat dari Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, hingga Cianjur juga akan digratiskan,” jelas Pramono.

Ini adalah game changer untuk kamu yang tinggal di satelit city namun bekerja di Jakarta. Bayangkan bisa commuting dari Bogor ke Jakarta dengan transportasi umum yang nyaman, cepat, dan gratis. Bagi yang sedang mempertimbangkan untuk pindah ke daerah penyangga karena harga properti yang lebih terjangkau, rencana ini bisa menjadi faktor penentu yang sangat positif.

Strategi Menghadapi Perubahan

Sebagai generasi yang pragmatis, ada beberapa strategi yang bisa kamu terapkan untuk menghadapi perubahan ini:

Mulai Coba Transportasi Umum Sekarang. Jangan tunggu tarif parkir naik baru beradaptasi. Mulai explore rute dan jadwal transportasi umum dari sekarang. Apps seperti Trafi atau Moovit bisa membantu planning perjalanan yang lebih efisien.

Pertimbangkan Carpooling atau Ride-sharing. Jika masih harus menggunakan kendaraan pribadi, pertimbangkan untuk carpooling dengan teman atau kolega. Selain split cost untuk parkir dan ERP, juga lebih ramah lingkungan.

Hybrid Working Arrangement. Jika perusahaan kamu mendukung, nego untuk hybrid working arrangement. Mengurangi frekuensi commuting bisa menjadi solusi efektif untuk menghemat biaya dan waktu.

Relokasi Strategis. Untuk jangka panjang, pertimbangkan untuk pindah ke lokasi yang lebih dekat dengan stasiun MRT atau halte TransJakarta. Investasi di properti yang transit-oriented development (TOD) juga bisa menjadi pilihan investasi yang smart.

Perubahan memang tidak selalu mudah, tetapi dengan mindset yang tepat dan persiapan yang matang, kenaikan tarif parkir Jakarta ini bisa menjadi catalyst untuk lifestyle yang lebih sustainable dan efisien. Yang terpenting adalah mulai beradaptasi dari sekarang, sebelum kebijakan ini benar-benar diimplementasikan secara penuh.

Jakarta sedang berevolusi menjadi kota yang lebih modern dan sustainable. Sebagai generasi yang akan merasakan dampak jangka panjang dari perubahan ini, sudah saatnya kita embrace the change dan menjadi bagian dari solusi, bukan lagi bagian dari masalah kemacetan dan polusi ibu kota.