Leet Media

PESAWAT GARUDA INDONESIA ALAMI INSIDEN BAN LEPAS SAAT MENDARAT DI TANJUNGPINANG

April 17, 2025 By A G

17 April 2025 – Sebuah insiden mengejutkan terjadi pada penerbangan Garuda Indonesia dengan nomor GA-288 rute Jakarta-Tanjungpinang pada Rabu (16/4/2025). Ban depan pesawat Boeing 737-800 tersebut lepas saat mendarat di Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF), Tanjungpinang, Kepulauan Riau sekitar pukul 08.35 WIB. Meskipun mengalami kerusakan pada sistem roda pendaratan, semua penumpang dan awak pesawat berhasil dievakuasi dengan selamat.

Kronologi Insiden

Source: Merdeka.com

Pesawat Garuda Indonesia GA-288 lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pukul 07.13 WIB dan tiba di Tanjungpinang sekitar pukul 08.28 WIB. Saat melakukan pendaratan di Bandara Raja Haji Fisabilillah, ban bagian depan pesawat (nose gear) terlepas.

“Bukan ban-nya pecah ya, tapi copot saat mendarat di Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang,” kata General Manager Garuda Indonesia cabang Tanjungpinang, Ikhsan, ketika dikonfirmasi lewat sambungan telepon.

Beruntung, meski mengalami kerusakan teknis, pesawat tetap bisa mencapai garbarata untuk menurunkan penumpang. Seluruh proses evakuasi berjalan lancar tanpa insiden lanjutan.

“Yang copot ban bagian depan, namun tidak ada kerusakan lain dan kami bisa mengantarkan penumpang sampai ke garbarata. Penumpang turun dengan aman dan tidak ada insiden,” jelas Ikhsan.

Pasca insiden, pihak bandara segera melakukan evakuasi pesawat dari runway ke apron pada pukul 08.40 WIB. Seluruh penumpang berhasil diturunkan dengan aman pada pukul 09.17 WIB.

Penanganan Pasca Insiden

Segera setelah kejadian, tim teknisi Garuda Indonesia melakukan upaya perbaikan dengan mengirimkan suku cadang dari Batam untuk mengganti roda yang rusak. Akibat insiden tersebut, penerbangan lanjutan mengalami penundaan yang cukup lama.

“Suku cadang sudah datang dari Batam, ini masih proses perbaikan. Untuk penerbangan lanjutan, kita perkirakan jam 16.30 WIB, delay yang akan lama dari jadwal sebelumnya pada pukul 09.00 WIB,” tambah Ikhsan.

PGS EGM Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang, Zaini Ahmad, menjelaskan bahwa pihak bandara bersama dengan Garuda Indonesia langsung melakukan investigasi terkait insiden tersebut. “Itu nanti teknisi Garuda yang memastikan penyebabnya apa,” ujarnya.

Pernyataan Resmi Garuda Indonesia

Source: Tribun News

Menanggapi insiden tersebut, Direktur Operasi Garuda Indonesia, Tumpal M. Hutapea, menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh penumpang atas ketidaknyamanan yang timbul.

“Kami menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh penumpang atas ketidaknyamanan yang timbul dan terus berkomitmen untuk memperkuat tata kelola keselamatan penerbangan,” kata Tumpal dalam siaran resmi.

Ia menegaskan bahwa insiden tersebut berhasil diatasi berkat kesiapsiagaan awak pesawat yang sedang bertugas. Pihak maskapai juga memastikan bahwa seluruh prosedur pemeriksaan sebelum penerbangan (pre-flight check) telah dilaksanakan sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku.

“Garuda Indonesia menyampaikan bahwa insiden tersebut terjadi setelah pesawat mendarat secara normal dan selamat di Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang,” tambahnya.

Mengapa Ban Pesawat Bisa Lepas?

Ban pesawat merupakan bagian dari sistem roda pendaratan yang biasa disebut landing gear. Untuk pesawat modern seperti Boeing 737-800, landing gear umumnya terdiri dari dua sistem yaitu nose gear (roda depan) dan main gear (roda utama) yang terletak di bagian belakang badan atau di sayap.

Secara umum, landing gear pesawat memiliki teknologi yang hampir serupa dengan yang diaplikasikan pada kendaraan mobil. Sistem ini terdiri dari beberapa komponen utama yaitu ban (tires), roda (wheels) tempat ban dipasang, shock absorber (strut), brake system, dan retracting mechanism untuk menarik dan menyimpan roda ke dalam badan pesawat saat terbang.

Meskipun belum ada kepastian mengenai penyebab lepasnya ban pesawat Garuda Indonesia tersebut, beberapa faktor yang umumnya menjadi penyebab insiden serupa antara lain:

  1. Kegagalan teknis pada baut atau komponen roda
  2. Kesalahan saat perawatan (human error)
  3. Keausan komponen landing gear
  4. Tekanan ekstrem saat pendaratan keras

Insiden ban pesawat lepas termasuk kejadian yang sangat jarang terjadi dalam dunia penerbangan. Meski demikian, para pilot telah dilatih untuk menangani situasi darurat seperti ini dengan menerapkan prosedur khusus.

Prosedur Darurat Saat Insiden Ban Lepas

Dalam situasi darurat seperti ini, pilot akan mengikuti serangkaian prosedur yang telah ditetapkan untuk memastikan keselamatan penumpang dan awak. Beberapa langkah yang umumnya diambil antara lain:

  1. Menilai kondisi pesawat melalui indikator atau laporan dari Air Traffic Control (ATC)
  2. Terbang memutar untuk membuang bahan bakar jika diperlukan
  3. Mendarat dengan prosedur emergency landing di bandara terdekat
  4. Berkoordinasi dengan tim pemadam kebakaran dan medis sebagai persiapan darurat

Meskipun terdengar menakutkan, pesawat modern didesain dengan berbagai fitur keamanan yang memungkinkannya tetap bisa mendarat dengan aman walaupun kehilangan satu ban. Kasus pesawat Garuda Indonesia GA-288 membuktikan hal tersebut, di mana pilot berhasil mengendalikan pesawat hingga mencapai garbarata meski ban depan terlepas.

Dampak Terhadap Operasional Bandara dan Penerbangan

Insiden ini berdampak pada jadwal penerbangan Garuda Indonesia di Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang. Penerbangan lanjutan mengalami penundaan dari jadwal semula pukul 09.00 WIB menjadi pukul 16.30 WIB, atau tertunda sekitar tujuh jam.

Pesawat yang terlibat dalam insiden membawa total 161 penumpang, terdiri dari 8 penumpang kelas bisnis dan 153 penumpang kelas ekonomi. Seluruh penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat tanpa ada korban jiwa.

Tindak Lanjut Pasca Insiden

Setelah kejadian ini, otoritas penerbangan merekomendasikan pelaksanaan asesmen internal menyeluruh untuk mengidentifikasi penyebab dan menyempurnakan langkah-langkah mitigasi risiko.

“Garuda Indonesia akan secara aktif melaporkan hasil evaluasi tersebut kepada pemangku kepentingan dan otoritas terkait,” kata Tumpal M. Hutapea.

Pihak maskapai juga memastikan bahwa pesawat yang terlibat dalam insiden tersebut telah menjalani serangkaian pemeriksaan keselamatan tambahan dan kini telah kembali beroperasi dengan normal.

Insiden ini mengingatkan kembali pentingnya pemeriksaan dan perawatan rutin pada komponen-komponen kritis pesawat, khususnya sistem roda pendaratan yang menjadi salah satu komponen vital dalam keselamatan penerbangan. Meskipun sangat jarang terjadi, kejadian seperti ini menunjukkan bahwa prosedur keselamatan dan pelatihan darurat tetap harus menjadi prioritas utama dalam industri penerbangan.