February 18, 2025 By jay
18 Februari 2025 – BMW, produsen mobil mewah asal Jerman, tengah menghadapi tantangan besar dalam menjaga eksistensinya di pasar China. Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan perang dagang antara Uni Eropa dan China, BMW tetap berkomitmen untuk menjalin hubungan erat dengan negara tersebut. Lebih dari itu, perusahaan ini kini merambah teknologi hidrogen sebagai langkah strategis untuk mempertahankan relevansi di pasar global, termasuk China.
China merupakan salah satu pasar terbesar BMW, dengan kontribusi signifikan terhadap penjualan globalnya. Pada paruh pertama tahun 2023, BMW Group mendistribusikan lebih dari 390.000 unit kendaraan merek BMW dan MINI ke China, naik 3,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, pada kuartal ketiga 2024, penjualan BMW di China mengalami penurunan hingga 30%. Penurunan ini dipicu oleh perang dagang antara China dan Uni Eropa, yang meningkatkan tarif impor kendaraan listrik dari China hingga 45%.
Meski menghadapi tekanan geopolitik, BMW tetap menolak langkah-langkah pemisahan ekonomi dari China. Oliver Zipse, CEO BMW, menegaskan bahwa hubungan dengan China sangat penting mengingat peran negara tersebut dalam rantai pasokan bahan baku, manufaktur, dan potensi pasar yang besar.
Selain tantangan geopolitik, BMW juga menghadapi persaingan ketat dari produsen mobil listrik lokal China yang terus berkembang pesat. Jean-Philippe Parain, Senior Vice President BMW Group Sales Region Asia-Pacific, mengakui bahwa produsen mobil China semakin kompetitif dan serius dalam menyaingi merek-merek Eropa.
Namun, BMW tidak melihat China hanya sebagai kompetitor, melainkan juga mitra strategis. Perusahaan ini menekankan pentingnya kolaborasi teknologi untuk menghadapi tantangan energi masa depan. Teknologi hidrogen menjadi salah satu solusi potensial untuk melampaui ketergantungan pada pasar kendaraan listrik yang didominasi oleh baterai lithium.
BMW terus memantapkan posisinya di segmen mobil mewah, khususnya setelah kesuksesan besar di tahun 2024. Model terbaru dari keluarga BMW X5 diyakini mampu mendongkrak penjualan merek ini lebih tinggi lagi.
Sementara itu, Indonesia turut mengambil langkah strategis dalam mempersiapkan ekosistem kendaraan berbasis hidrogen dengan pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH).
Pada Juli 2024, prototipe BMW iX5 terbaru terlihat diuji coba dengan kamuflase tebal. Desainnya terinspirasi dari Neue Klasse, namun tetap menggunakan versi upgrade dari platform Cluster Architecture (CLAR) yang telah ada. Platform ini dipilih karena memungkinkan pengembangan model bertenaga pembakaran internal (ICE), sementara Neue Klasse difokuskan untuk kendaraan listrik.
BMW iX5 terbaru tetap dilengkapi teknologi mutakhir, termasuk:
Selain varian listrik, akan tersedia versi bertenaga hidrogen dengan powertrain hasil kolaborasi BMW dan Toyota. Versi ini menghadirkan peningkatan signifikan dibandingkan prototipe iX5 Hydrogen sebelumnya, dengan tenaga hingga 396 hp berkat tumpukan sel bahan bakar dan dua tangki hidrogen.
BMW X5 terbaru menawarkan beragam pilihan mesin untuk berbagai kebutuhan:
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pembangunan enam SPBH di kawasan Jabodetabek sebagai bagian dari upaya edukasi dan pengenalan hidrogen sebagai bahan bakar yang aman dan dapat digunakan untuk berbagai kendaraan. Dua fasilitas telah diresmikan di:
Proyek pembangunan SPBH melibatkan berbagai pihak, termasuk Pertamina, PLN, BRIN, dan Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHA). Direktur Jenderal EBTKE, Eniya Listiani Dewi, mengapresiasi langkah Toyota Indonesia dalam membangun SPBH di Karawang, yang merupakan fasilitas kedua dengan tekanan 700 bar.
Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) memulai pembangunan SPBH di Karawang sebagai langkah mendukung energi hijau. Fasilitas ini dirancang untuk mengisi ulang kendaraan berbasis hidrogen seperti forklift, mobil, dan truk. Toyota berkomitmen beralih menuju green hydrogen dengan proses produksi menggunakan energi terbarukan.