February 18, 2025 By jay
18 Februari 2025 – Pavel Durov, sosok yang sering dijuluki sebagai “Mark Zuckerberg Rusia”, telah mengukir namanya dalam sejarah teknologi digital melalui inovasi revolusionernya. Lahir di tengah era Uni Soviet dan menjalani kehidupan lintas negara, Durov telah mentransformasi cara dunia berkomunikasi melalui platform-platform yang ia ciptakan. Perjalanannya dari mendirikan VKontakte hingga membangun Telegram menunjukkan visinya yang kuat tentang kebebasan digital dan privasi pengguna. Meski kini menghadapi berbagai tantangan, termasuk penangkapan di Prancis pada Agustus 2024, dedikasi Durov terhadap prinsip-prinsipnya tetap tak tergoyahkan. Dengan kekayaan mencapai 15,5 miliar Dollar AS dan lebih dari 900 juta pengguna aktif Telegram, Durov membuktikan bahwa inovasi teknologi yang berpihak pada privasi pengguna bisa berjalan seiring dengan kesuksesan komersial.
Di tengah kontroversi hukum, kehidupan pribadi Durov juga menjadi sorotan setelah pengakuan mengejutkannya pada Juli 2024. Melalui unggahan di Telegram, ia mengungkapkan memiliki lebih dari 100 anak biologis melalui program donasi sperma. Durov bahkan berencana membuka data DNA-nya untuk memudahkan anak-anak biologisnya saling menemukan. Sebelumnya, miliarder yang belum menikah ini diketahui telah memiliki lima anak dari hubungan dengan mantan kekasihnya.
Kisah Durov merupakan perpaduan unik antara visi teknologi, perjuangan prinsip, dan keberanian untuk menentang status quo. Dari kontroversi seputar keamanan data hingga keputusannya meninggalkan Rusia, setiap langkah dalam perjalanan Durov mencerminkan komitmennya terhadap kebebasan digital. Sebagai inovator yang terus mendorong batas-batas teknologi komunikasi, Durov tidak hanya menciptakan platform komunikasi, tetapi juga membangun warisan yang akan terus mempengaruhi masa depan privasi digital dan kebebasan berekspresi di era modern.
Pavel Durov, yang lahir di Uni Soviet pada tahun 1984, memulai kisah hidupnya dengan perpindahan ke Italia di usia 4 tahun. Keluarganya kemudian kembali ke Rusia ketika ayahnya mendapatkan posisi di Universitas St. Petersburg. Pendidikan dan lingkungan akademisnya menjadi fondasi penting dalam membentuk visinya tentang dunia digital. Minatnya pada pemrograman mulai berkembang sejak masa SMA, dan selama kuliah ia mendirikan perpustakaan digital Durov.com serta forum online untuk mahasiswa.
Terinspirasi oleh kesuksesan Mark Zuckerberg dengan Facebook, Durov meluncurkan VKontakte (VK) pada akhir 2006. Platform ini dengan cepat menjadi fenomena di Eropa Timur, meraih tiga juta pengguna hanya dalam setahun. VK membedakan dirinya dari Facebook dengan layanan streaming yang memungkinkan pengguna mengakses berbagai konten video, termasuk film-film Hollywood. Kesuksesan ini mengantarkan Durov mendapat julukan “Mark Zuckerberg Rusia”, meskipun ia sendiri lebih suka melihat VK sebagai inovator independen dalam industri media sosial.
Telegram lahir pada tahun 2013, diciptakan bersama kakaknya, Nikolai Durov, sebagai respons terhadap kebutuhan akan komunikasi yang aman dari pengawasan. Inspirasi datang ketika polisi bersenjata mengunjungi rumah Durov di Rusia, membuatnya menyadari pentingnya saluran komunikasi yang benar-benar privat. Saat ini, Telegram telah berkembang menjadi platform dengan lebih dari 900 juta pengguna aktif, dikenal dengan komitmennya terhadap privasi dan enkripsi data.
Perjalanan Durov tidak lepas dari konfrontasi dengan pemerintah Rusia. Penolakan untuk memberikan data pengguna VK kepada otoritas Rusia selama protes antipemerintah 2011-2012 dan krisis Ukraina 2013-2014 memaksa Durov menjual sahamnya di VK dan meninggalkan Rusia pada 2014. Telegram juga menghadapi upaya pemblokiran di Rusia pada 2018 karena menolak memberikan akses ke percakapan pengguna kepada FSB.
Penangkapannya di Prancis pada Agustus 2024 menjadi sorotan global, setelah unit kejahatan dunia maya J3 melakukan penyelidikan formal atas tuduhan kejahatan terorganisasi. Jaksa menuduh Durov bertanggung jawab atas dugaan pelanggaran hukum di platformnya, termasuk unggahan konten eksploitasi anak, perdagangan narkoba, dan penipuan.
Meski pengacaranya menyatakan bahwa Telegram telah mematuhi hukum Eropa dan menganggap tidak masuk akal untuk membebankan semua tanggung jawab kepada CEO, kasus ini menjadi preseden penting dalam industri teknologi. Unit J3 yang dipimpin Brousse, meski dengan sumber daya terbatas yang hanya terdiri dari lima jaksa, telah berani mengambil langkah signifikan dalam memerangi kejahatan siber. Penyelidikan yang dimulai sejak awal 2024 ini mencerminkan tantangan besar dalam menyeimbangkan inovasi teknologi dengan penegakan hukum. Saat ini, Durov dibebaskan dengan jaminan namun dilarang meninggalkan Prancis, sementara penyelidikan dapat berlangsung bertahun-tahun sebelum mencapai keputusan final.
Di usia 39 tahun, Durov dikenal dengan gaya hidup yang unik dan prinsip-prinsip personal yang kuat. Meski belum menikah, ia memiliki lima anak dari hubungan sebelumnya dan mengklaim memiliki lebih dari 100 anak biologis melalui donasi sperma. Durov menganut filosofi hidup sehat dengan tujuh aturan, termasuk menghindari alkohol dan produk hewani. Dengan kekayaan mencapai 15,5 miliar Dollar AS, ia memilih gaya hidup minimalis tanpa properti mewah atau kapal pesiar.
Penangkapan terbaru Durov di Prancis pada Agustus 2024 menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna Telegram. Meski menghadapi berbagai tantangan, termasuk kritik bahwa Telegram menjadi platform “Wild West” untuk disinformasi, Durov tetap teguh pada visinya tentang kebebasan digital dan privasi pengguna. Sikap kritisnya terhadap invasi Rusia ke Ukraina, yang ia sebut sebagai “tragedi”, mencerminkan posisinya sebagai tokoh teknologi yang tidak takut mengambil sikap pada isu-isu kontroversial.
Durov terus mengembangkan Telegram sebagai platform yang mengedepankan privasi dan kebebasan komunikasi, sambil mempertahankan prinsip-prinsipnya tentang perlindungan data pengguna. Visinya tentang dunia digital yang lebih aman dan bebas terus menginspirasi generasi baru pengguna teknologi, membuat kisahnya menjadi contoh bagaimana idealisme dan inovasi dapat mengubah lanskap komunikasi digital global.