Leet Media

Pandawara Group Habiskan Dana Pribadi sebesar Rp106 Juta untuk Bersihkan Sungai Citarum

February 12, 2025 By jay

Sumber: Detik.com

12 Februari 2025 – Pandawara Group menjadi sorotan lagi karena aksi mereka membersihkan Sungai Citarum, Jawa Barat. Dalam waktu tujuh hari, kelompok ini berhasil mengangkut 351,4 ton sampah dari sungai tersebut, meskipun tindakan ini menelan biaya pribadi sebesar Rp106 juta.

Masalah Sampah Sungai Citarum

Sungai Citarum, salah satu sungai terpanjang di Jawa Barat, telah lama menjadi tempat pembuangan sampah dari berbagai daerah sekitarnya. Posisi geografis sungai yang menyerupai cekungan membuatnya menjadi “terminal” sampah yang terbawa arus dari anak-anak sungai hingga wilayah perkotaan seperti Cimahi dan Bandung. 

Akumulasi sampah ini tidak hanya mencemari lingkungan tetapi juga mengancam operasional bendungan besar seperti Jatiluhur, Cirata, dan Saguling, yang berfungsi sebagai pembangkit listrik untuk kawasan Jawa-Bali.

Persoalan sampah di Sungai Citarum telah berlangsung dalam waktu yang lama. Sebuah rekaman video yang diunggah Pandawara Group di media sosial tahun lalu menampilkan kondisi Sungai Citarum yang dipenuhi sampah dari sudut pandang Jembatan BBS, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, dan video tersebut menjadi viral.

Pandawara Group mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk berpartisipasi dalam aktivitas pembersihan sungai. Kemudian, mereka bersama warga setempat melakukan aksi nyata membersihkan Sungai Citarum hingga menghasilkan kondisi yang lebih baik.

Menanggapi hal tersebut, petugas OP BBWS Citarum, Dian Nurdyana, menyampaikan apresiasi sekaligus koreksi kepada Pandawara Group.

“Nuhun, Pandawara, Anda sudah jadi trigger. Tapi saya koreksi juga, saya ingatkan bahwa ada narasi-narasi yang memang kurang lengkap dari Anda,” ujarnya.

Dian menjelaskan bahwa kegiatan pembersihan sungai telah dilaksanakan secara berkala oleh Satgas Citarum sektor 9 bersama komunitas di wilayah Batujajar. Sementara itu, Pasi Ops Satgas Citarum Harum, Suryana Wijaya, menegaskan bahwa upaya pembersihan Sungai Citarum sudah berlangsung selama empat tahun terakhir.

Aksi Pandawara Group

Berbekal kesadaran lingkungan, Pandawara Group meluncurkan proyek pembersihan Sungai Citarum sejak 25 Januari 2025. Pembersihan sampah di Sungai Citarum ini merupakan inisiatif dari Pandawara sendiri. Tak tanggung-tanggung, total dana pribadi yang digelontorkan oleh Pandawara untuk membersihkan sampah menelan Rp106 juta.

Mereka menyatakan bahwa pembuatan konten yang mereka posting bukan untuk memamerkan kemampuan mereka, melainkan untuk menyadarkan masyarakat bahwa biaya yang dibutuhkan untuk membersihkan sungai akibat ulah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab sangatlah besar.

Mereka menginformasikan bahwa masyarakat dapat berkontribusi dengan memberikan donasi melalui situs web mereka. 

“Bila kalian belum bisa membantu, setidaknya bantu kami dengan tidak membuang sampah ke sungai atau tempat yang tidak seharusnya,” tambah mereka.

Dalam aksi ini, mereka juga menggandeng Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Satgas Citarum Harum, dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung. Dua ekskavator disewa dengan biaya Rp850 ribu per jam, sementara biaya operasional lainnya mencakup pengiriman alat berat, perlengkapan kerja, hingga konsumsi tim.

Selain pembersihan fisik, Pandawara juga mengajak masyarakat untuk ikut berdonasi dan menyebarkan kesadaran agar tidak membuang sampah sembarangan. 

“Kami ingin mengingatkan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk membersihkan akibat kelalaian ini sangat besar,” ujar mereka.

Pemerintah dan Masyarakat Perlu Bekerja Sama

Para pemimpin daerah, diharapkan menempatkan masalah persampahan sebagai program utama atau quick-win untuk mencegah pencemaran lingkungan, penularan penyakit berbahaya, dan bencana banjir. Keberhasilan dalam menangani persoalan ini akan memberikan dampak signifikan terhadap target yang ingin dicapai.

Urusan pengelolaan sampah bukan semata-mata menjadi tugas pemerintah, tetapi juga membutuhkan peran aktif seluruh lapisan masyarakat. 

Hal ini disebabkan oleh risiko kelebihan kapasitas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) jika masyarakat tidak melakukan pemilahan dan pengelolaan sampah dari sumbernya, yang dapat mengakibatkan penumpukan dan penyebaran sampah di berbagai tempat. 

Permasalahan ini berakar dari belum terbentuknya kebiasaan warga untuk memilah dan mengolah sampah dari tingkat rumah tangga.

Dampak serta Tantangan

Hasil nyata dari upaya ini terlihat pada bagian sungai yang sebelumnya tertutup sampah kini mulai menunjukkan permukaan air. Namun, tantangan besar tetap ada. Bukti menunjukkan bahwa meskipun upaya pembersihan dilakukan, sampah kerap kembali dalam hitungan hari. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang keberlanjutan solusi dan edukasi kepada masyarakat sekitar.

Petugas BBWS Citarum mengungkapkan bahwa pembersihan rutin sebenarnya telah dilakukan, namun masalah utama terletak pada pola pikir dan kebiasaan masyarakat. Mereka berharap aksi Pandawara dapat menjadi pemicu perubahan sikap terhadap lingkungan.

Pandawara Group telah membuktikan bahwa langkah nyata dapat membawa perubahan, meskipun hanya sementara. Namun, menyelesaikan masalah Sungai Citarum memerlukan kolaborasi lebih besar antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat luas. 

Selain pembersihan, edukasi dan perubahan sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi menjadi kunci agar Sungai Citarum benar-benar bisa pulih dan berfungsi sebagaimana mestinya.