February 11, 2025 By jay
11 Februari 2025 – Dalam lanskap ekonomi digital Indonesia, dua organisasi Islam terbesar, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), telah menghadirkan layanan ojek online mereka sendiri sebagai alternatif bagi masyarakat. Zendo yang dikembangkan oleh Muhammadiyah dan NUjek yang dikelola oleh NU kini mulai bersaing di tengah dominasi Grab dan Gojek.
Sejak 2015, Muhammadiyah melalui Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) telah mengembangkan Zendo. Berawal dari Tulungagung, Jawa Timur, layanan ini kini telah menjangkau 70 kota di Indonesia. Menurut Sekretaris Jenderal SUMU, Ghufron Mustaqim, Zendo merupakan bagian dari upaya ekonomi kerakyatan yang tidak bergantung pada investasi besar, melainkan didukung oleh pelaku usaha lokal dan UMKM.
Zendo menyediakan berbagai layanan transportasi dan pengiriman, termasuk Zendo Bike dan Zendo Car untuk antar-jemput penumpang, serta Zendo Food dan Zendo Delivery untuk pemesanan makanan dan pengiriman barang. Salah satu keunggulan utama Zendo adalah tidak adanya biaya layanan pada pemesanan makanan, sehingga pelanggan hanya membayar harga makanan dan ongkos kirim tanpa tambahan admin fee. Hal ini memungkinkan Zendo menawarkan harga lebih kompetitif dibandingkan dengan kompetitor.
“Kalau pemesanan makanan itu tidak ada admin fee-nya sama sekali. Biaya layanan tidak ada, hanya ongkir saja,” kata Ghufron. Zendo juga mengadopsi teknologi sederhana dengan hanya menggunakan aplikasi pesan singkat WhatsApp, yang membuat biaya operasional lebih rendah dan harga layanan lebih adil bagi pelanggan serta pengemudi.
Diluncurkan pada 17 Agustus 2018, NUjek adalah inisiatif dari Mochammad Ghozali, alumni Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini, Pasuruan. Dengan slogan “Dari Santri untuk Negeri dan Berdayakan Ekonomi Umat,” NUjek hadir sebagai platform transportasi digital yang dikelola langsung oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). NUjek juga menyediakan berbagai layanan dalam satu aplikasi mobile, termasuk pengiriman makanan dan bahan pokok serta layanan transportasi profesional lainnya.
Menurut Gus Ghozali, CEO NUjek, pelanggan menyukai fleksibilitas dalam memilih mitra NUjek untuk menyelesaikan permintaan layanan mereka. Ini juga membuka peluang kerja bagi masyarakat Indonesia sesuai dengan keterampilan mereka. Seiring waktu, NUjek telah berkembang melayani lebih dari 250.000 pelanggan di seluruh Indonesia. Namun, untuk meningkatkan komunikasi pelanggan, NUjek menyadari perlunya bermitra dengan penyedia komunikasi yang lebih efisien.
Untuk mengatasi ini, NUjek bermitra dengan Bird guna mengakses WhatsApp Business API dan mengotomatiskan interaksi dengan mitra dan kurirnya. Dengan menggunakan Flow Builder dari Bird, komunikasi dengan pelanggan kini lebih cepat dan efisien. WhatsApp menjadi saluran utama komunikasi antara tim dukungan dan pelanggan, memungkinkan respons lebih cepat serta meningkatkan keterlibatan pelanggan dan mitra NUjek.
“Manfaat dari Flow Builder sangat besar,” kata Ghozali. “Kami dapat mengotomatiskan proses kerja, meningkatkan keterlibatan pelanggan, serta merespons dengan lebih cepat menggunakan lebih sedikit sumber daya manusia.” Jika pelanggan mengalami masalah dalam mendapatkan pesanan mereka, mereka kini dapat langsung menginformasikan tim dukungan NUjek untuk menemukan solusi terbaik. Selain itu, umpan balik dari pelanggan juga membantu NUjek dalam meningkatkan layanan di masa depan.
NUjek menawarkan tujuh layanan utama, termasuk:
PBNU bahkan merencanakan pengembangan nu-STAY, meskipun detail layanan ini belum diumumkan.
Sementara itu, Zendo menghadirkan lima layanan utama:
Dalam hal bagi hasil, NUjek memberikan 85% pendapatan untuk pengemudi dan 15% untuk pengembang, sementara Zendo menerapkan skema 80:20. NUjek juga menawarkan beberapa keunggulan seperti aplikasi berukuran kecil (5,6 MB), tarif bersaing Rp5.000 per kilometer, serta fitur berlangganan untuk driver.
Meski memiliki konsep menarik, kedua platform menghadapi tantangan tersendiri. Zendo mendapat kritik karena sistem kemitraannya yang dinilai mirip dengan platform besar, sementara beberapa pengemudi mengeluhkan sulitnya mendapatkan penumpang. NUjek, yang sempat memiliki 150.000 pengguna dan nilai transaksi mencapai 1,6 juta hingga pertengahan 2020, kini hanya beroperasi di beberapa daerah seperti Cianjur, Bontang, Ende, dan Malang.
Namun, berkat kemitraan dengan Bird dan optimalisasi komunikasi pelanggan, NUjek telah mencapai hasil yang lebih efisien dan dapat diandalkan. Langkah selanjutnya dalam kemitraan ini adalah mengadopsi pendekatan komunikasi omnichannel guna meningkatkan pengalaman pelanggan lebih lanjut.
Kehadiran Zendo dan NUjek menandakan langkah adaptasi ormas Islam dalam menghadapi era digital. Meski belum mampu menggeser dominasi Grab dan Gojek, kedua platform ini mencerminkan upaya pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas. Dengan berbagai inovasi, termasuk optimalisasi komunikasi melalui WhatsApp Business API, NUjek terus berusaha meningkatkan kualitas layanannya di pasar transportasi daring Indonesia.
Related Tags & Categories :