May 23, 2025 By Rio Baressi
23 Mei 2025 – Peluncuran Monopoli edisi Bali bukan sekadar memperkenalkan permainan papan baru. Ini adalah wujud kolaborasi kreatif antara industri pariwisata dan sektor hiburan global yang bertujuan meningkatkan kesadaran budaya, pelestarian lingkungan, serta mempromosikan pariwisata berkelanjutan di Pulau Dewata.
Permainan papan Monopoli telah menjadi bagian dari budaya pop dunia selama puluhan tahun. Kini, versi lokal pertama di Indonesia resmi hadir dalam bentuk Monopoli edisi Bali. Diluncurkan pada 9 Mei 2025 di Maya Ubud Resort & Spa, Gianyar, permainan ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Winning Moves, dan Hasbro.
Berbeda dari edisi-edisi sebelumnya, Monopoli edisi Bali menghadirkan landmark, budaya, dan kuliner lokal sebagai bagian utama papan permainan. Pemain diajak berkeliling Pulau Dewata, mengenal Sungai Ayung, Tirta Gangga, Gunung Batur, Subak Jatiluwih yang diakui UNESCO, hingga mencicipi sajian ikonik seperti ayam betutu dan nasi goreng dalam format permainan.
Permainan ini dirancang tak sekadar menghibur, tetapi juga memberikan pesan edukatif mendalam. Dalam mekanismenya, pemain bisa mendapatkan kartu yang mewajibkan mereka membayar biaya pemeliharaan pura sebesar Rp 100 juta, atau mengikuti kegiatan sosial seperti membersihkan pantai. Simulasi ini menanamkan nilai pentingnya menjaga budaya dan lingkungan Bali secara interaktif.
“Jadi memang menyesuaikan dengan Bali, ada alam, budaya dan lainnya,” ungkap Ni Made Ayu Marthini, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, saat peluncuran.
Kemenparekraf dan tim kreatif menghabiskan waktu 1,5 tahun untuk merancang titik-titik perhentian di papan permainan. Tujuannya adalah memperkenalkan seluruh wilayah Bali—utara, selatan, barat, dan timur—agar tidak hanya destinasi populer yang dikenal wisatawan, tetapi juga lokasi-lokasi tersembunyi ikut terangkat.
“Kami dari kementerian memberikan beberapa ide agar objek wisata tidak hanya fokus ke satu tempat. Harapannya, turis tidak terjebak di satu lokasi,” tambah Marthini.
Acara peluncuran Monopoli edisi Bali di Maya Ubud Resort & Spa berlangsung semarak. Tamu undangan disambut dengan pertunjukan Tari Kecak, diikuti sesi permainan interaktif menggunakan papan Monopoli raksasa dan kehadiran maskot Mr. MONOPOLY. Maya Ubud sendiri menjadi salah satu properti yang ditampilkan di dalam permainan, mencerminkan pencapaian penting bagi resor tersebut dan pariwisata Bali secara umum.
“Kolaborasi ini merupakan pencapaian penting bagi Maya Ubud Resort & Spa maupun industri pariwisata Bali,” kata Jesus Gisbert Carbonell, COO Maya Resorts.
Dengan tersedia di berbagai platform e-commerce dan toko ritel nasional, Monopoli edisi Bali diharapkan menjadi jembatan global untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia. Dari anak-anak hingga dewasa, setiap pemain di seluruh dunia kini dapat mengenal Bali dengan cara yang menyenangkan dan mendidik.
“Karena sering bermain, orang akan ingat atau ingin ke Bali, sehingga mereka tahu di mana Sungai Ayung dan mengenal subak,” ujar Marthini.
Melalui edisi ini, Kemenparekraf berharap semakin banyak wisatawan, terutama mancanegara, yang tertarik menjelajahi Bali. Bahkan, ada kemungkinan kota-kota lain di Indonesia seperti Yogyakarta, Labuan Bajo, atau Danau Toba bisa menyusul dalam edisi Monopoli selanjutnya.
Dengan pendekatan kreatif dan berbasis edukasi, Monopoli edisi Bali tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga platform promosi strategis yang memperkuat posisi Bali sebagai destinasi kelas dunia yang berbudaya dan berkelanjutan.
Related Tags & Categories :