Leet Media

Momen Hangat Buka Puasa Pertama Warga Gaza Palestina di Tengah Reruntuhan Perang

March 2, 2025 By Reynaldi Aditya Ramadhan

3 Maret 2025 – Warga Palestina berbuka puasa di antara puing-puing Rafah, Gaza Selatan pada Sabtu, 1 Maret 2025, di hari pertama Ramadan.

Mereka berbondong-bondong ke lokasi untuk berbuka puasa bersama. Meja-meja berisi makanan disiapkan dan disusun membentuk garis panjang, menciptakan suasana kebersamaan di tengah keterbatasan.

Ramadan tahun ini dimulai saat gencatan senjata masih berlangsung, memberikan sedikit ketenangan bagi warga Gaza. Mereka bersyukur tidak ada serangan udara yang mengguncang saat berbuka puasa ataupun ledakan saat matahari terbit.

Lampu gantung warna-warni menghiasi sejumlah sudut Gaza, memberikan sedikit cahaya di tengah kehancuran. Beberapa toko yang masih berdiri kembali buka, dan para pedagang kaki lima mulai berjualan. Supermarket besar di Nuseirat juga telah membuka pintunya, dengan rak-rak yang kembali terisi oleh berbagai makanan, mulai dari cokelat, biskuit, keripik, hingga kurma dan hiasan Ramadan.

Namun, meskipun suasana sedikit lebih tenang, banyak warga masih kesulitan memenuhi kebutuhan mereka. Kehancuran luar biasa akibat perang membuat banyak keluarga hanya bisa menyiapkan makanan seadanya untuk berbuka puasa.

Buka Puasa di Antara Puing-Puing

Di tengah reruntuhan dan kerusakan di Rafah, warga berkumpul untuk berbuka puasa bersama. Dengan tikar seadanya, mereka menggelar makanan sederhana, saling berbagi di tengah keterbatasan. Semangat menjalankan ibadah tetap kuat meskipun dikelilingi puing-puing yang dulunya merupakan rumah dan tempat ibadah mereka.

Sebagian besar bangunan di Gaza mengalami kerusakan parah akibat serangan yang terjadi sejak Oktober 2023. Menurut laporan Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Gaza, lebih dari 1.100 masjid mengalami kehancuran total atau kerusakan berat. Namun, kondisi ini tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk merayakan Ramadan dengan penuh kekhusyukan.

Solidaritas di Tengah Krisis

Di tengah keterbatasan, warga Palestina tetap menunjukkan solidaritas yang tinggi. Banyak keluarga berbagi makanan dengan tetangga dan kerabat mereka, memastikan tidak ada yang berbuka dalam kondisi kelaparan. Organisasi kemanusiaan dan relawan juga turut membantu mendistribusikan bantuan makanan untuk mendukung mereka yang membutuhkan.

Suasana Ramadan di Gaza tetap terasa dengan berbagai tradisi yang masih dijalankan. Beberapa lokasi dihiasi dengan lampu-lampu sederhana, menciptakan suasana yang lebih hangat meskipun kondisi di sekitar masih penuh dengan reruntuhan.

Harapan untuk Masa Depan

Perang di Gaza yang berlangsung sejak Oktober 2023 telah menyebabkan kehancuran besar. Israel melancarkan serangan besar-besaran dengan dalih menghancurkan Hamas, setelah kelompok tersebut menyerang Israel. Serangan Hamas menewaskan sedikitnya 1.200 orang di Israel, sementara serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 48 ribu warga Palestina di Gaza. Ratusan ribu orang terluka, dan jutaan orang menjadi pengungsi.

Kini, setelah gencatan senjata dimulai pada Januari lalu, suasana di Gaza sedikit lebih tenang. Ramadan kali ini menjadi pengingat akan keteguhan dan ketahanan warga Palestina dalam menghadapi situasi sulit. Meskipun tantangan masih besar, mereka tetap menjalankan ibadah dan menjaga kebersamaan sebagai bentuk harapan akan masa depan yang lebih baik.

Buka puasa pertama ini bukan hanya sekadar momen berbagi makanan, tetapi juga menjadi simbol kekuatan dan solidaritas. Dengan dukungan dari berbagai pihak, warga Gaza berharap dapat menjalani Ramadan dengan lebih baik dan mendapatkan kehidupan yang lebih damai di masa depan.

Related Tags & Categories :

highlight