December 20, 2024 By Amandira Maharani
20 Desember 2024 – Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan flora dan fauna yang luar biasa. Di setiap wilayahnya, tersimpan beragam keunikan dan ciri khas tersendiri, mulai dari kuliner tradisional hingga jenis-jenis tanaman yang hanya dapat ditemui di daerah tertentu. Kalimantan, sebagai salah satu pulau terbesar di Indonesia, menyimpan berbagai keistimewaan yang menarik untuk diulas, khususnya dalam hal keanekaragaman buah-buahan endemiknya.
Di antara berbagai buah unik Kalimantan, kapul menempati posisi istimewa sebagai kerabat dari buah manggis. Meski memiliki kekerabatan yang dekat, kapul memiliki ciri khas tersendiri dengan kulit berwarna cokelat muda. Buah ini juga masih berkerabat dengan menteng dan rambai, namun memiliki ukuran yang lebih besar dan kulit yang lebih tebal.
Keunikan kapul tidak hanya terletak pada karakteristik fisiknya, tetapi juga pada beragam nama yang disematkan oleh berbagai suku di Kalimantan. Suku Dayak Tunjung mengenalnya sebagai Pasin atau Pegak, Suku Dayak Iban menyebutnya Puak atau Tampoi, Suku Dayak Kenyah memanggilnya Setai, masyarakat Kutai mengenalnya sebagai Jentikan, dan suku Kedayan menyebutnya Tampoi. Dari segi rasa, kapul menawarkan perpaduan manis dan asam yang menyegarkan, mirip dengan manggis.
Lahung merupakan salah satu buah endemik Kalimantan yang memiliki kemiripan dengan durian. Perbedaan mencolok terletak pada kulitnya yang berwarna merah, meski tetap mempertahankan tekstur dan aroma khas durian yang tajam. Daging buahnya berwarna kuning, berbeda dengan durian merah yang dagingnya berwarna merah. Sayangnya, keberadaan lahung kini semakin terancam dan sulit ditemukan di habitat aslinya.
Belimbing darah atau belimbing merah merupakan kerabat dari menteng dan rambai, namun memiliki bentuk seperti belimbing pada umumnya. Buah ini memiliki kulit tebal berwarna merah menyala dan dikenal dengan berbagai nama lokal seperti asem ketiak, pidau, umbing, dan umbung. Daging buahnya berwarna putih dengan tiga hingga empat biji di dalamnya, menawarkan kombinasi rasa manis dan asam yang menyegarkan.
Pada era 1980-an, bangkinang merupakan buah yang mudah ditemui di hutan-hutan Kalimantan. Buah berdaging kuning ini bahkan kerap diperjualbelikan dalam bentuk ikatan saat musim panen. Namun, seiring dengan kerusakan hutan yang semakin parah, keberadaan bangkinang kini terancam punah. Ironisnya, banyak penduduk perkotaan Kalimantan yang bahkan tidak pernah mengenal atau mencicipi buah ini.
Keramu merupakan buah yang hanya dapat ditemui di pedalaman hutan Kalimantan. Pohonnya yang berkayu dapat mencapai ketinggian belasan meter dengan diameter lebih dari satu meter. Buah ini tidak hanya menjadi sumber pangan bagi manusia, tetapi juga bagi berbagai jenis burung, primata, dan mamalia pengerat.
Dengan warna ungu kehitaman yang mirip anggur, keramu memerlukan pengolahan khusus sebelum dikonsumsi. Buah ini harus direbus setengah matang atau diseduh dengan air panas, kemudian dikupas dan dipisahkan dari bijinya. Setelah proses ini, daging buahnya akan menampilkan warna kuning terang dengan tekstur lunak dan rasa gurih berlemak yang menyerupai mentega.
Keberadaan buah-buah endemik ini menjadi bukti kekayaan alam Kalimantan yang tak ternilai. Namun, berbagai faktor seperti kerusakan hutan dan perubahan landscape telah mengancam kelestarian buah-buah unik ini. Diperlukan upaya pelestarian dan dokumentasi yang lebih intensif untuk memastikan generasi mendatang masih dapat mengenal dan menikmati warisan alam yang berharga ini.