Leet Media

Menelusuri Jejak Malam Seribu Bulan yaitu Lailatul Qadar dalam Perspektif Sains

March 23, 2025 By Diva Permata Jaen

23 Maret 2025 – Malam Lailatul Qadar adalah salah satu malam paling istimewa dalam Islam. Disebut sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan, umat Muslim berlomba-lomba mencari malam ini di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Namun, muncul pertanyaan menarik: apakah Lailatul Qadar dapat dijelaskan melalui sains? Beberapa laporan menyebutkan adanya fenomena alam seperti penurunan jumlah meteor dan perubahan aktivitas seismik (gempa bumi) di malam tersebut. 

Lailatul Qadar dalam Perspektif Islam

Ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang Lailatul Qadar

Lailatul Qadar diabadikan dalam Al-Qur’an melalui Surah Al-Qadr:

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatul Qadar. Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5)

Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW juga menyebutkan tanda-tanda malam ini:

Fenomena Astronomi: Meteor dan Lailatul Qadar

Teori NASA tentang Penurunan Meteor

Beberapa klaim menyatakan bahwa NASA pernah menemukan penurunan jumlah meteor di salah satu malam di bulan Ramadan. Seorang ilmuwan Mesir, Dr. Abdul Basit Muhammad, mengungkapkan bahwa seorang ilmuwan NASA bernama Carner menyatakan bahwa pada malam tertentu di Ramadan, jumlah meteor yang jatuh ke Bumi berkurang drastis. Namun, klaim ini sulit diverifikasi karena tidak ada data resmi dari NASA yang mendukungnya.


Hadits dan Meteor dalam Sains

Hadits menyebutkan bahwa pada malam Lailatul Qadar, bintang-bintang tidak jatuh (tidak ada meteor). Dalam ilmu astronomi, meteoroid adalah bongkahan kecil batuan luar angkasa yang memasuki atmosfer Bumi dan terbakar menjadi meteor (sering disebut “bintang jatuh”). Jika benar ada malam di mana aktivitas meteor menurun secara drastis, hal ini bisa menjadi bukti ilmiah bagi umat Muslim. Namun, hingga saat ini, belum ada studi astronomi yang menemukan pola tersebut secara konsisten.

Gempa Bumi dan Lailatul Qadar: Apakah Ada Kaitan?

Studi Gempa oleh Ilmuwan Muslim

Penelitian yang dilakukan oleh A. Rauf dalam IOP Conference Series: Earth and Environmental Science mencoba mencari korelasi antara gempa bumi dan Lailatul Qadar. Dalam penelitian ini, data gempa dikumpulkan selama beberapa tahun di bulan Ramadan. Hasilnya menunjukkan bahwa dimana hari yang memiliki kekuatan gempa yang paling rendah diyakini sebagai Lailatul Qadar.

Namun, penelitian ini memiliki keterbatasan karena tidak bisa memprediksi kapan Lailatul Qadar terjadi di masa mendatang. Selain itu, belum ada bukti ilmiah yang cukup kuat untuk mengkonfirmasi adanya hubungan langsung antara gempa bumi dan Lailatul Qadar.

Pandangan BRIN tentang Lailatul Qadar

Professor Thomas Djamaluddin, peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyatakan bahwa secara fisik tidak ada perbedaan signifikan di langit selama 10 hari terakhir Ramadan. Menurutnya, tanda-tanda malam Lailatul Qadar yang disebutkan dalam hadits lebih bersifat spiritual dan subjektif, bukan fenomena ilmiah yang bisa diukur dengan instrumen modern.

Kapan malam Lailatul Qadar 2025?

Malam Lailatul Qadar merupakan malam istimewa yang diyakini lebih mulia dari seribu bulan dan biasanya terjadi pada sepuluh malam terakhir Ramadan, terutama di malam-malam ganjil.

Pada tahun 2025, malam-malam ganjil yang diperkirakan sebagai kemungkinan terjadinya Lailatul Qadar adalah:

Meskipun tidak ada kepastian mengenai waktu pastinya, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah sepanjang sepuluh malam terakhir Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil tersebut.

Beberapa tanda yang diyakini mengiringi Lailatul Qadar antara lain suasana malam yang damai, langit tampak berbeda dari biasanya, serta matahari yang terbit dengan cahaya yang tidak menyilaukan.

Karena keistimewaannya, umat Islam disarankan untuk memperbanyak ibadah dan doa pada malam-malam tersebut guna meraih keberkahan Lailatul Qadar.

Antara Iman dan Ilmu Pengetahuan

Lailatul Qadar tetap menjadi misteri yang diyakini oleh umat Islam sebagai malam penuh berkah. Meskipun beberapa klaim ilmiah mencoba mengaitkannya dengan fenomena astronomi dan geologi, hingga kini belum ada bukti ilmiah yang kuat yang bisa mengkonfirmasi tanda-tanda malam ini secara eksak.

Namun, dalam Islam, iman tidak selalu membutuhkan pembuktian ilmiah. Keistimewaan Lailatul Qadar lebih terkait dengan pengalaman spiritual individu daripada fenomena alam yang bisa diukur. Oleh karena itu, bagi umat Muslim, yang terpenting adalah meningkatkan ibadah di malam-malam terakhir Ramadan untuk mendapatkan keberkahan malam Lailatul Qadar.