Leet Media

Menag Nazaruddin Umar Yakin Tepuk Sakinah Efektif Tekan Angka Perceraian di Indonesia

October 6, 2025 By pj

6 Oktober 2025 – Program Tepuk Sakinah menjadi inisiatif terbaru Kementerian Agama (Kemenag) untuk memperkuat ketahanan keluarga di Indonesia. Melalui pendekatan edukatif yang sederhana namun bermakna, Menteri Agama Nazaruddin Umar meyakini bahwa program ini mampu menekan tingginya angka perceraian yang dilaporkan mencapai 394.608 kasus pada tahun 2024, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).

Upaya Kementerian Agama dalam Menjaga Keutuhan Rumah Tangga

Kementerian Agama terus mengembangkan berbagai strategi dalam pembinaan keluarga sakinah, mulai dari edukasi pranikah hingga peningkatan peran penyuluh agama di lapangan.
“Insya Allah segala upaya kita lakukan. Kami hadir dengan program yang menyentuh akar persoalan keluarga. Tidak hanya memberi nasihat, tetapi juga membangun kesadaran bersama tentang pentingnya menjaga keutuhan rumah tangga,” tutur Nazaruddin pada Jumat (3/10/2025).

Program Tepuk Sakinah menjadi salah satu bentuk pendekatan kreatif yang dikemas secara ringan agar nilai-nilai keluarga dapat tersampaikan dengan cara yang menyenangkan dan mudah diingat.

Apa Itu Tepuk Sakinah dan Bagaimana Maknanya

Menurut Kepala Biro Humas Kemenag, Asyhar, Tepuk Sakinah merupakan metode ice breaking dalam pelatihan bimbingan perkawinan di KUA. Melalui gerakan sederhana dan lirik singkat, calon pengantin diajak memahami lima pilar penting dalam membangun keluarga bahagia yaitu:

  1. Zawaj (berpasangan)
  2. Mitsaqan ghalizan (janji yang kokoh)
  3. Musyawarah (konsultasi)
  4. Mu’asyarah bil ma’ruf (saling cinta, hormat, menjaga dan berbuat baik)
  5. Taraadhin (saling ridha)

Lima nilai tersebut dirangkum dalam lirik pendek yang mudah diingat dan dilakukan secara bersama-sama oleh calon pengantin:

Berpasangan … Berpasangan … Berpasangan (tepuk 3x)
Janji Kokoh … Janji Kokoh … Janji Kokoh (tepuk 3x)
Saling Cinta
Saling Hormat
Saling Jaga
Saling Ridho
Musyawarah untuk Sakinah

Meskipun terlihat ringan, setiap gerakan dan kata dalam Tepuk Sakinah menyimpan makna mendalam tentang cinta, kesetiaan, dan komitmen dalam kehidupan berumah tangga.

Makna Simbolik di Balik Gerakan Tepuk Sakinah

Salah satu gerakan yang paling dikenal adalah ketika dua jari telunjuk diarahkan bergantian ke atas. Gerakan ini dimaknai sebagai zawaj atau berpasangan, melambangkan bahwa suami dan istri merupakan dua individu yang saling melengkapi dan memiliki peran penting dalam membangun keluarga.

Gerakan berikutnya melibatkan simbol hati, salam hormat, tepukan di bahu, dan tangan disilangkan di dada. Semua gerakan ini mengandung filosofi tentang penghargaan, kasih sayang, dan tanggung jawab bersama.

Viral di Media Sosial dan Diterapkan di Lapangan

Tren Tepuk Sakinah kini viral di berbagai media sosial dan bahkan sering dilakukan oleh pengantin setelah ijab kabul, dipandu langsung oleh penghulu. Popularitas ini menunjukkan bahwa pendekatan edukatif tersebut berhasil menjadi cara baru dalam menyampaikan nilai-nilai penting pernikahan secara ringan namun bermakna.

Bagi calon pengantin yang mengikuti bimbingan pra-nikah, Tepuk Sakinah menjadi alat refleksi sekaligus motivasi untuk menapaki kehidupan rumah tangga dengan kesadaran dan kesiapan yang lebih matang.

Komitmen Kemenag untuk Kemaslahatan Rumah Tangga

Menteri Agama Nazaruddin Umar menyambut baik antusiasme masyarakat terhadap Tepuk Sakinah dan memastikan bahwa Kemenag akan terus menghadirkan inovasi serupa.
“Berharap kita akan lebih bagus, insyaallah banyak kejutan-kejutan dari Kemenag yang akan kita lakukan untuk kemaslahatan rumah tangga. Segala hal yang positif kita akan kembangkan, yang negatif itu kita akan hilangkan,” ujar Nazaruddin, dikutip dari Metro Hari Ini, Metro TV, Jumat, 26 September 2025.

Program ini bukan hanya tentang tepuk tangan atau nyanyian sederhana, melainkan simbol komitmen untuk membangun keluarga sakinah, mawaddah, dan warahmah.

Tepuk Sakinah merupakan inovasi sederhana namun penuh makna dari Kementerian Agama. Melalui lirik dan gerakan simbolis, program ini mengajarkan pentingnya komunikasi, saling menghormati, serta kesetiaan dalam rumah tangga.
Dengan dukungan langsung dari Menag Nazaruddin Umar, inisiatif ini diharapkan mampu menjadi langkah nyata dalam menekan angka perceraian di Indonesia dan memperkuat pondasi keluarga yang harmonis.