December 13, 2024 By Jay Sujana
13 Desember 2024 – Aktivitas Matahari telah mencapai titik solar maksimum tahun 2024, ditandai dengan serangkaian letusan dahsyat yang membawa konsekuensi signifikan bagi infrastruktur teknologi global. Dalam periode yang dinamis ini, ilmuwan mengamati fenomena kompleks yang mempengaruhi satelit, jaringan komunikasi, dan sistem elektronik di Bumi.
Pada tahun ini, planet kita mengalami dua badai geomagnetik besar yang disebabkan oleh pelepasan energi masif dari permukaan Matahari. Menurut William Parker, peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), badai tersebut telah mengakibatkan migrasi massal yang belum pernah terjadi sebelumnya pada ribuan satelit di orbit rendah Bumi.
Salah satu momen kritis terjadi pada Mei 2024, ketika badai geomagnetik G5 – yang merupakan badai ekstrem pertama dalam lebih dari dua dekade – menghantam Bumi. Badai ini tidak hanya menciptakan aurora spektakuler di berbagai belahan dunia, tetapi juga menimbulkan gangguan pada jaringan listrik dan infrastruktur komunikasi.
Konstelasi Starlink milik SpaceX, yang terdiri dari lebih dari 6.700 satelit, mengalami pergeseran orbit hingga 20 kilometer dalam hitungan sehari. Hal ini secara signifikan meningkatkan risiko tabrakan antar satelit, mengingat pelacakan posisi yang akurat menjadi sangat kritis dalam manajemen lalu lintas luar angkasa.
Aktivitas Matahari merupakan fenomena kompleks yang dihasilkan dari dinamika internal bintang tersebut. Beberapa manifestasi utamanya termasuk sunspot (bintik matahari), granula, prominensa, dan badai matahari. Sunspot, yang pertama kali diamati Galileo Galilei pada 1610, merupakan area bersuhu lebih rendah di permukaan Matahari yang tampak gelap.
Prominensa atau lidah api matahari dapat menjulur ribuan kilometer, tersusun dari proton dan elektron hidrogen. Ketika aktivitas ini mencapai intensitas tinggi, dapat menghasilkan badai partikel bermuatan listrik yang mampu melepaskan energi jauh melampaui seluruh produksi listrik di Bumi.
Para ilmuwan terus melakukan penelitian untuk memahami perilaku Matahari dan mengembangkan strategi mitigasi. Tujuannya adalah membantu operator satelit dan infrastruktur teknologi global untuk mempersiapkan sistem mereka menghadapi potensi gangguan dari aktivitas Matahari yang semakin intens.
Penelitian berkelanjutan di bidang astrofisika dan teknologi antariksa diharapkan dapat memberikan wawasan lebih komprehensif tentang interaksi kompleks antara Matahari, Bumi, dan infrastruktur teknologi kita.