January 11, 2025 By Reynaldi Aditya R.
11 Januari 2025 – Pada Jumat kemarin, perairan di sekitar Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, menjadi saksi kemunculan kawanan lumba-lumba yang viral di media sosial. Fenomena ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat, tetapi juga menimbulkan pertanyaan, apakah kehadiran lumba-lumba benar-benar mencerminkan kualitas laut yang baik?
Lumba-lumba yang muncul di perairan Pulau Pramuka membawa angin segar bagi para pemerhati lingkungan. Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, kemunculan ini menandakan bahwa ekosistem laut di Kepulauan Seribu masih dalam kondisi yang baik. Lumba-lumba, sebagai predator puncak, memerlukan lingkungan yang bersih dan sehat untuk bertahan hidup. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa rantai makanan laut di perairan ini berjalan dengan baik.
Studi yang diterbitkan dalam Marine Mammal Science memperkuat pandangan bahwa kehadiran lumba-lumba dapat menjadi indikator positif kualitas lingkungan laut. Penelitian ini menunjukkan bahwa lumba-lumba lebih cenderung berada di perairan yang memiliki kualitas air baik, dengan tingkat polusi rendah dan ketersediaan makanan yang cukup.
Menurut penelitian tersebut, lumba-lumba sangat peka terhadap polusi dan perubahan lingkungan. Mereka cenderung menghindari perairan yang tercemar, yang membuat kemunculan mereka di Pulau Pramuka menjadi indikator alami bahwa perairan tersebut dalam kondisi baik. Selain itu, penelitian ini juga menyoroti bahwa lumba-lumba yang hidup di perairan bersih menunjukkan tanda-tanda kesehatan yang lebih baik, tingkat stres yang lebih rendah, dan reproduksi yang lebih tinggi.
Beberapa penelitian di berbagai belahan dunia juga mendukung temuan ini. Misalnya, studi di perairan Eropa dan Amerika Utara menunjukkan korelasi positif antara kehadiran lumba-lumba dan kualitas air. Daerah yang menerapkan kebijakan perlindungan laut yang ketat cenderung memiliki lebih banyak laporan kemunculan lumba-lumba dibandingkan daerah yang kurang terjaga.
Journal of Environmental Pollution juga mempublikasikan studi yang menyoroti bahwa lumba-lumba di perairan tercemar sering menunjukkan tanda-tanda stres dan penyakit. Sebaliknya, di perairan yang bersih, lumba-lumba hidup lebih sehat dan lebih produktif.
Kemunculan lumba-lumba di Pulau Pramuka bukan hanya sebuah atraksi alam yang menakjubkan, tetapi juga sebuah tanda penting bagi ekosistem laut di Kepulauan Seribu. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta berharap fenomena ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan laut. Melalui upaya bersama untuk melindungi lingkungan laut, keberlanjutan ekosistem dapat terjaga, memastikan generasi mendatang dapat menikmati keindahan dan kekayaan alam ini.
Lumba-lumba yang muncul di perairan Pulau Pramuka adalah lebih dari sekadar tontonan yang memukau. Kehadiran mereka merupakan indikator penting dari kualitas air laut yang baik, sebagaimana didukung oleh berbagai penelitian ilmiah. Dengan terus menjaga kebersihan dan kualitas perairan, kita tidak hanya melindungi lumba-lumba dan spesies laut lainnya tetapi juga memastikan keseimbangan ekosistem laut yang lebih luas. Sumber daya alam seperti Kepulauan Seribu dapat terus menjadi kebanggaan dan warisan bagi masa depan.
Related Tags & Categories :