Leet Media

Ledakan Starship SpaceX, Antara Ambisi Luar Angkasa dan Tantangan Teknis

January 17, 2025 By Amandira Maharani

Sumber : CTV News

17 Januari 2025 – Pada Kamis, 16 Januari 2025, dunia menyaksikan kegagalan spektakuler dalam uji coba penerbangan roket Starship milik SpaceX. Megaroket ambisius milik Elon Musk ini meledak di atas Samudra Atlantik beberapa menit setelah lepas landas dari Starbase, Texas. Insiden ini tidak hanya mengguncang komunitas antariksa global, tetapi juga memicu pertanyaan mendalam tentang tantangan dan risiko dalam pengembangan teknologi roket generasi baru.

Peluncuran Starship yang dinanti-nantikan berjalan mulus pada awalnya. Tahap pertama, Super Heavy, berhasil lepas landas dan kembali mendarat dengan mulus di menara peluncuran. Namun, masalah muncul ketika tahap kedua, Starship, mulai memasuki fase penerbangan. Sekitar delapan menit setelah lepas landas, komunikasi dengan Starship terputus, dan roket tersebut meledak di udara.

Kronologi Kejadian dan Dampaknya

Ledakan Starship menimbulkan sejumlah dampak signifikan. Puing-puing roket berserakan di atas Samudra Atlantik, terutama di sekitar wilayah Kepulauan Turks dan Caicos. Rekaman video yang beredar luas di media sosial menunjukkan bola api raksasa melintas di langit, meninggalkan jejak asap yang mencolok.

Akibat dari insiden ini, otoritas penerbangan sipil di Amerika Serikat terpaksa mengalihkan sejumlah penerbangan komersial untuk menghindari puing-puing roket yang berpotensi berbahaya. Bandara-bandara utama di Florida, seperti Miami dan Fort Lauderdale, mengalami penundaan penerbangan selama beberapa jam.

Sumber : DNyuz

Analisis Penyebab Kegagalan

Meskipun investigasi resmi masih berlangsung, sejumlah teori telah muncul mengenai penyebab ledakan Starship. Salah satu dugaan utama adalah adanya kebocoran bahan bakar atau oksidator di dalam tangki roket. Kebocoran ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan yang tiba-tiba dan memicu ledakan.

Faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap kegagalan ini adalah kompleksitas sistem propulsi Starship. Roket ini menggunakan sejumlah besar metana dan oksigen cair sebagai bahan bakar, yang membutuhkan sistem manajemen propulsi yang sangat presisi. Selain itu, desain Starship yang inovatif, dengan penggunaan baja tahan karat sebagai bahan utama, juga menghadirkan tantangan tersendiri dalam hal kehandalan struktural.

Implikasi bagi Masa Depan Eksplorasi Antariksa

Ledakan Starship merupakan sebuah kemunduran bagi ambisi SpaceX untuk membangun sistem transportasi antarbintang yang mampu membawa manusia ke Mars dan planet-planet lainnya. Namun, kegagalan ini juga merupakan sebuah kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri.

Bagi SpaceX, insiden ini akan memaksa perusahaan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap desain Starship dan prosedur peluncuran. Tim engineering SpaceX akan bekerja keras untuk mengidentifikasi akar penyebab kegagalan dan menerapkan perbaikan yang diperlukan.

Secara lebih luas, ledakan Starship menggarisbawahi tantangan yang dihadapi dalam pengembangan teknologi roket generasi baru. Meskipun kemajuan teknologi telah memungkinkan kita untuk merancang roket yang lebih besar dan lebih kuat, risiko kegagalan tetap ada.


Ledakan Starship merupakan sebuah peristiwa yang kompleks dengan implikasi yang luas. Di satu sisi, insiden ini menunjukkan ambisi besar manusia untuk menjelajah luar angkasa. Di sisi lain, insiden ini juga mengingatkan kita bahwa eksplorasi antariksa adalah sebuah usaha yang penuh risiko dan tantangan.

Kegagalan adalah bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Dengan belajar dari kesalahan, kita dapat terus maju dan mencapai tujuan-tujuan yang lebih besar. SpaceX dan komunitas antariksa secara keseluruhan akan terus berupaya untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada dan membuka jalan bagi masa depan eksplorasi antariksa yang lebih cerah.