Leet Media

Kreativitas Tak Harus Mahal! Ini Perbedaan Patung Biawak Rp50 Juta dengan Patung Penyu Rp15 Miliar

April 23, 2025 By Rio Baressi

23 April 2025 – Dua patung di dua kota berbeda baru-baru ini menjadi perbincangan publik. Patung biawak di Wonosobo yang dibangun dengan dana hanya Rp50 juta sukses mencuri perhatian karena keindahannya, sementara patung penyu di Sukabumi yang dikabarkan bernilai hingga Rp15 miliar justru menuai kritik akibat kerusakan fisik dan kontroversi anggaran. Perbandingan ini menjadi gambaran nyata bagaimana nilai sebuah karya seni tidak selalu ditentukan oleh besar kecilnya anggaran.

Patung Biawak Wonosobo Dibuat dengan Dana Minimalis

Inisiatif Masyarakat Lokal yang Berbuah Apresiasi Nasional

Patung biawak yang berdiri gagah di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Wonosobo, adalah hasil kolaborasi pemuda Karang Taruna dan seniman lokal Arianto. Dibangun tanpa menggunakan APBD, patung setinggi 7 meter ini dibiayai dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) BUMD setempat dan swadaya masyarakat. Biaya totalnya? Hanya Rp50 juta.

Patung ini merepresentasikan seekor biawak realistis yang sedang merayap di atas batu, lengkap dengan lidah yang menjulur dan tampilan yang nyaris hidup. Meski pengerjaan taman sekelilingnya belum rampung, patung ini sudah menjadi magnet wisata yang ramai dikunjungi warga untuk berfoto.

Proses Kreatif yang Penuh Dedikasi

Seniman Rejo Arianto bahkan sempat membeli dan memelihara biawak untuk mengenal karakter hewan tersebut sebelum mulai membentuk patungnya. Sebagai lulusan Seni Rupa ISI Surakarta yang awalnya dikenal sebagai pelukis, Ari menyebut bahwa esensi dari karya seni bukan terletak pada nilai rupiahnya, melainkan pada “jiwa” yang tertanam di dalamnya.

“Kalau saya dikasih Rp1 miliar, saya bisa buat patung di empat penjuru mata angin,” ujar Ari dengan nada percaya diri dan humoris, menggambarkan efisiensi serta kualitas karyanya yang tinggi.

Patung Penyu Sukabumi Diterpa Kontroversi Meski Berbiaya Fantastis

Anggaran Raksasa untuk Replika yang Menuai Kritik

Berbanding terbalik, patung penyu yang dibangun di Alun-alun Gadobangkong, Sukabumi, sempat viral karena mengalami kerusakan dan dituduh terbuat dari kardus. Nilai proyeknya? Disebut mencapai Rp15,6 miliar, meski Pemerintah Provinsi Jawa Barat menegaskan bahwa dana tersebut digunakan untuk keseluruhan pembangunan alun-alun, bukan hanya patung penyu.

Namun tetap saja, publik kecewa karena replika penyu tersebut mengalami kerusakan tak lama setelah dibangun, terutama di bagian tempurungnya. Gubernur Jabar saat itu, Dedi Mulyadi, bahkan meminta inspektorat untuk melakukan audit demi menjamin transparansi penggunaan anggaran.

Klarifikasi dan Alasan Teknis Pemerintah

Pemerintah menegaskan bahwa patung tersebut menggunakan bahan resin berkualitas, dan kardus hanya digunakan sebagai cetakan dalam proses awal pembentukan. Kerusakan yang terjadi disebabkan oleh banjir rob, dan karena masih dalam masa pemeliharaan, kontraktor bertanggung jawab atas perbaikan.

Namun tetap, citra proyek ini telanjur tercoreng di mata publik. Besarnya dana yang dikeluarkan terasa tak sebanding dengan hasil yang tampak, apalagi jika dibandingkan dengan karya Arianto di Wonosobo yang mengandalkan anggaran mikro dengan hasil yang menuai pujian luas.

Seni dan Nilai Anggaran Harus Seimbang

Lebih dari Sekadar Patung

Kasus patung biawak dan patung penyu mengajarkan bahwa proyek seni publik seharusnya berorientasi pada kualitas, partisipasi masyarakat, serta transparansi. Dana besar bukan jaminan hasil memuaskan, dan sebaliknya, dana kecil bukan berarti kualitas rendah. Justru karya dengan latar belakang gotong royong, kreativitas lokal, dan sentuhan seniman yang tulus sering kali menghasilkan dampak yang lebih besar dan bermakna bagi masyarakat.

Patung biawak Wonosobo adalah bukti bahwa seni sejati lahir dari ketulusan dan keterlibatan komunitas. Sementara itu, proyek besar seperti patung penyu mengingatkan pentingnya pengawasan anggaran dan pertanggungjawaban publik. Dalam dunia kreatif, kejujuran dan integritas seniman serta pemerintah jauh lebih penting daripada besarnya nilai proyek.

Related Tags & Categories :

highlight