Leet Media

Kesalahan Sistem Algoritma Google Diperkirakan Jadi Penyebab Utama Dolar “Anjlok”

February 1, 2025 By Rio Baressi

1 Januari 2025 – Kehebohan terjadi di dunia maya ketika pengguna Google menemukan bahwa nilai tukar 1 Dollar AS ditampilkan hanya Rp8.170 di Google Finance, jauh dari nilai aktual yang biasanya berada di kisaran Rp15.000 hingga Rp16.000. Kesalahan teknis ini memicu kepanikan dan spekulasi di kalangan netizen, mengingat nilai tukar tersebut secara langsung memengaruhi persepsi pasar.

Penyebab Utama Kehebohan Dolar Anjlok

Menurut berbagai sumber, termasuk CNN Indonesia dan Liputan6, kesalahan teknis pada Google Finance menjadi penyebab utama terpaparnya nilai tukar dolar AS yang tidak wajar. Google Finance, yang biasanya menjadi rujukan banyak orang untuk memantau pergerakan kurs mata uang, tiba-tiba menampilkan nilai dolar AS yang jauh di bawah angka sebenarnya. Padahal, berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI) dan pasar valuta asing (valas), nilai tukar dolar AS terhadap rupiah sebenarnya masih berada di kisaran Rp16.000.

Penyebab kesalahan ini diperkirakan berasal dari masalah pada sistem algoritma atau pembaharuan data yang tidak tepat. Google sebelumnya juga pernah mengalami kendala serupa, walau tidak menimbulkan kehebohan sebesar saat ini. Tetapi, mengingat Google Finance merupakan platform yang banyak digunakan masyarakat, kekeliruan ini segera memicu kebingungan dan keresahan.

Respons Netizen dan Dampaknya

Kejadian ini langsung memicu reaksi beragam dari netizen. Sebagian besar merasa bingung dan panik, terutama bagi mereka yang bergerak di bidang bisnis atau investasi. Seperti dilaporkan oleh CNBC Indonesia, banyak netizen yang mengira bahwa nilai tukar dolar AS benar-benar anjlok secara drastis. Beberapa bahkan langsung memposting tangkapan layar dari Google Finance di media sosial, yang kemudian menjadi viral.

Meski demikian, banyak warganet yang tidak langsung mempercayai informasi tersebut. Mayoritas justru menduga ini merupakan masalah teknis. Berdasarkan artikel Tribun News, publik menyadari bahwa tidak mungkin nilai tukar dolar AS mengalami penurunan tajam dalam tempo singkat tanpa adanya pengumuman atau kejadian ekonomi signifikan yang melatarbelakanginya. Terlebih lagi, Bank Indonesia selaku otoritas moneter tidak mengeluarkan pengumuman resmi mengenai perubahan nilai tukar yang drastis tersebut.

Dampak terhadap Pasar dan Pelaku Bisnis

Walaupun dikarenakan error, kejadian ini telah memunculkan kecemasan di antara kalangan pebisnis dan investor. Sejumlah trader valas mengalami kebingungan akibat ketidakakuratan data yang ditampilkan Google Finance. Situasi ini berpotensi mempengaruhi pengambilan keputusan investasi atau transaksi yang dilakukan secara mendadak.

Namun, para ahli ekonomi dan analis pasar dengan cepat memberikan klarifikasi. Mereka menegaskan bahwa nilai tukar dolar AS terhadap rupiah tidak mengalami perubahan signifikan. Seperti yang dijelaskan dalam artikel Espos, kesalahan ini murni bersifat teknis dan tidak mencerminkan kondisi pasar yang sebenarnya. Bank Indonesia juga dengan sigap memberikan penjelasan bahwa nilai tukar resmi dolar AS masih berada di kisaran Rp16.000.

Insiden ini memberi pembelajaran berharga bagi semua kalangan, khususnya terkait ketergantungan pada teknologi dan platform digital. Meski platform semacam Google Finance sangat bermanfaat, tetap diperlukan verifikasi informasi dari sumber-sumber resmi, terutama untuk hal-hal yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi.