December 3, 2024 By Amandira Maharani
4 Desember 2024 – Beberapa waktu lalu, sebuah video viral memicu kekhawatiran masyarakat terkait kualitas Pertamax setelah sejumlah pengguna melaporkan kerusakan pada pompa bensin di wilayah Cibinong, Jawa Barat. Isu ini dengan cepat menyebar di media sosial, menimbulkan keresahan di kalangan pengguna kendaraan yang menggunakan bahan bakar non-subsidi tersebut.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menjelaskan bahwa pihaknya langsung merespons laporan kerusakan mesin yang diduga akibat penggunaan Pertamax. Investigasi komprehensif segera dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak teknis untuk mengungkap akar permasalahan.
Proses investigasi mencakup beberapa tahapan yang sistematis:
Sejak awal, Pertamina bersikap transparan dan mengambil pendekatan ilmiah untuk menyelidiki permasalahan yang dilaporkan. Mereka menggandeng dua lembaga kredibel untuk melakukan investigasi mendalam: PT LAPI Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Lemigas.
Ahli konversi energi ITB, Tri Yuswidjajanto Zaenuri, memberikan penjelasan mendetail dari hasil penelitian. Menurutnya, Pertamax bukan penyebab utama kerusakan mesin. Investigasi mendalam menemukan serangkaian fakta menarik:
Menariknya, senyawa pembentuk endapan tidak ditemukan dalam bahan bakar Pertamax yang dianalisis. Tim peneliti mencurigai adanya hubungan dengan material anti korosi yang biasa digunakan sebagai pelapis tangki bahan bakar berbahan logam.
Lemigas Kementerian ESDM memberikan konfirmasi tambahan yang menenangkan:
Salah satu temuan menarik adalah bahwa kerusakan mesin tidak terjadi secara massal. Heppy Wulansari menegaskan bahwa gangguan hanya terjadi pada merek dan tipe kendaraan tertentu di lokasi spesifik. Hal ini menambah kompleksitas investigasi dan membutuhkan pendekatan yang lebih cermat.
Kasus kerusakan filter bensin ini secara signifikan mempengaruhi persepsi konsumen dan dinamika penjualan Pertamax. Berdasarkan data internal Pertamina, terjadi penurunan penjualan yang cukup drastis dalam beberapa pekan setelah viralnya video keluhan konsumen.
Dalam periode satu bulan setelah kasus viral:
Dampak psikologis dari kasus ini cukup signifikan:
Estimasi pemulihan kepercayaan konsumen diperkirakan memakan waktu 3-6 bulan, tergantung efektivitas komunikasi dan transparansi Pertamina dalam menangani kasus tersebut.
Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan konsumen:
Pertamina berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik:
Meskipun sempat menimbulkan kekhawatiran, investigasi mendalam menunjukkan bahwa Pertamax tidak terbukti menjadi penyebab kerusakan mesin. Pertamina terus berkomitmen untuk memberikan solusi terbaik dan transparan kepada konsumen.
Pemilik kendaraan disarankan untuk tetap tenang, melakukan perawatan berkala, dan dapat menghubungi call center Pertamina jika mengalami kendala atau membutuhkan informasi lebih lanjut.